Penaeus monodon (udang windu)
|
||||
Gambar Dorsal :
|
Klasifikasi :
Phylum : Atnthropoda
Sub phylum : Crustacea
Klas :
Malacustara
Sub klas : Eucanda
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrabianchiata
Family :
Penaidae
Genus :
Peneus
Species : Penaeus
monodon
|
|||
Gambar
Ventral:
|
||||
Gambar Literatur:
Sumber : google-image, 2010
|
Keterangan gambar :
1. Mata
2. Uropod
3. Kaki renang
4. Kaki jalan
5. Antenna
6. Antenula
7. Carapace
8. Carapax
9. Rostrum
10.
Abdomen
11.
Anus
12.
Maxillapoda
13.
Tellicum
14.
Cepalothorax
15.
Pethasma
16.
Appendix
17.
Telson
18.
Madibula
|
|||
Ciri-ciri utama :
-
Tubuhnya beruas-ruas
-
Bentuk tubuh bilateral simetris
-
Hidup di laut
-
Cangkang dilapisi chitine
-
Sira makanannya berada di dekat kepala
Sumber : Google,
2010
|
||||
Penaeus monodon (Udang Windu)
|
||||
Habitat :
Udang laut merupakan udang yang tidak mampu
atau mempunyai kemapuan terbatas dalam mentolerir perubahan saliniatas.
Kelompok ini biasanya hidup terbatas pada daerah terjauh dari eustuaria yang
umumnya mempunyai salinitas 30%.
Sumber : Sembiring, 2008
|
||||
Sistem Pencernaan :
Sistempencernaan
terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus, dan anus. Lambung dibedakan
atas dua bagian, yaitu bagian yang besar (anterior) disebut kamr kardiaka dan
yang kecil adalah pylorus. Pada permukaan dalam lambung terdapat bentukan
seperti gigi-gigi yang mengapur untuk melumatkan makanan. Didalam usus
terjadi penyerapan zat-zat makanan oleh dinding usus.
Sumber : Kastawi et
al., 2005
|
||||
Sistem Respirasi :
Diantara
bagian lateral karopak (branchiostegit) dan dinding badan terdapat
rongga-rongga atau kamar-kamar insang dibagian ventral. Kamar tersebut
terbuka. Insang merupakan penjuluran dinding badan yang terbentuk bulu dan
mengandung pembuluh darah. Skafognatit (bagian berbentuk sadel) dari maxilla
II bergerak ke depan dank e belakang menarik air yang kaya oksigen menuju ke
filament insang.
Sumber : Kastawi et al., 2005
|
||||
Sistem Reproduksi :
Udang
windu termasuk organisme yang bersifat heteroseksual. Udang jantan mempunyai
sepasang alat kelamin yang disebut petasma yang berfungsi memindahkan sperma
dan juga merupakan tempat penyimpanan sperma. Alat ini terletak diantara kaki
jalan (periopod) yang kelima. Sedangkan udang betina pada umumnya lebih besar
dari udang jantan pad kelompok umur yang sama dan mempunyai thelycum.
Sumber
: Marsoedi dan Muchlis, 1992
|
||||
Sistem Ekskresi :
Alat
eksresi berupa sepasang bangunan yang lebar, disebut “kelenjar hijau”
terletak dibagian bawah kepala, anterior esophagus setiap kelenjar terdiri
atas bagian glanduler berwarna hijau, vesica urinaria termasuk dari dilatasi
dinding yang tipis,dan sluran yang bermuara keluar melalui suatu pori
terletak dibagian ventral pada segmen basal antenna. Fungsi kelenjar hijau
adalah membuang sisa metabolism tubuh.
Sumber : Kastawi et al., 2005
|
||||
Lain-lain:
Daging
udang windu diperkirakan mengandung 90%. Menurut Hirota (1990), protein dalam
daging udang (termasuk udang windu) mengandung asam amino esensial cukp
lengkap. Keunggulan udang windu lainnya adalah kandungan lemak hanya sedikit.
Sumber : Amri, 2003
|
||||
Limulus polyphemus (Mimi)
|
||||
Gambar Dorsal:
|
Klasifikasi :
Phylum : Atnthropoda
Sub phylum : Chelicerata
Klas :
Merostomata
Sub klas : -
Ordo :
Xiposura
Sub ordo : Limulira
Family :
Limulidae
Genus : Limulus
Species : Limulus polyphemus
|
|||
Gambar Ventral:
|
||||
Gambar literatur
Sumber
: google-image, 2010
|
Keterangan gambar :
1. Mata majemuk
2. Mata
3. Cepalothorax
4. Spin (duri)
5. Mobile spine
6. Abdomen
7. Telson
8. Frontal organ
9. Genilet operculum
10.
Kaiki jalan
11.
Genital operculum
12.
Appendages
13.
Anus
14.
Carapace
15.
Mulut
16.
Celerea
|
|||
Ciri-ciri utama :
-
Memiliki 3 mata (dua mata lateral, 1 mata
majemuk)
-
Hidup di pasir dan memendam di dasar laut
-
Makanannya cacing, keong, kerang
-
Aktif pada malam hari
-
Punya telson panjang
Sumber : www.google.com
|
||||
Limulus polyphemus (Mimi)
|
||||
Habitat :
Mimi
adlah hewan yang memendam di dasar laut dan hidup di pasir. Hewan ini dapat
berenang atau berjalan di dasar laut. Mereka hidup di pantai-pantai yang
berlumpur atau berpasir lumpur dan sering kali ditemukan didekat muara-muara
sungai.
Sumber : Romimoharto dan Juwana, 2005
|
||||
sistem pencernaan :
Molluska,
cacing atau hewan lain oleh eeappendik chelat dan digenggam oleh ventral
groove di dalam tubuh. makan dikuasai bukan oleh ruang bawah tetapi oleh
‘gnathohases’ yang mengeras pada kaki jalan posterior dan dilewatkan ke depan
menuju mulut dimana makanan ditelan dan selanjutnya dihancurkan dalam Gizzard.
Sumber : Moore, 2004
|
||||
Sistem Respirasi :
Dalam
darh terkandung pigmen respirasi haemocyanin yang memiliki afinitas oksigen
rendah, memungkinkan untuk berfungsi pada lingkungan denga tekanan rendah.
Darah memasuki jantung panjang melewati 8 ostia berkatup.
Sumber : Moore, 2006
|
||||
Sistem Reproduksi :
Jenis
kelamin terpisah, jantan dan betina berkumpul di peraiaran dangkal saat
pasang tertinggi ketika bulan purnama. Feritilisasi secara eksternal : jantan
menaiki betina dan menyemprotkan lebih dari ribua sperma ke dalam pasir dan
menetas menjadi larva trilobite yang berenang dan menggali. Dan mengalami
moulting yang merupakan tahapan metamorfosik.
Sumber : Moore, 2006
|
||||
Sistem Ekskresi :
Bagi
Crustachea dan Anthropda air lain, nitrogen dibung sebagian sebagai ammonia
yang menyebar melalui insang dan sebagian lagi melalui kelenjar mesodermis
yang ada di sampng kaki jalan belakang. Limulus dapat metolerisasi pada
kisaran salinitas yang tinggi.
Sumber : Moore, 2006
|
||||
Mimi
seringkali ditemukan berpasang-pasangan, yang jantan terletak disebelah
belakang. Ia dapat memegang betinanya dengan pasangan kaki sebelah muka yang
mempunyai ujung berbentuk capit. Hewan ini umumnya tak begitu digemari karena
mempunyai daging yang relativf sedikit dan yang umum dimakan adalah telurnya.
Sumber : Romimoharto dan Juwana, 2005
|
||||
Cherax quadricarinatus (Lobster Air Tawar)
|
||||
Gambar Dorsal:
|
Klasifikasi :
Phylum :
Atnthropoda
Sub phylum : Branchiopoda
Klas :
Crustacea
Sub klas : Eumalacrustoca
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Pleocyemata
Family :
Parascidae
Genus : Cherax
Species : Cherax quadricarinatus
|
|||
Gambar Ventral:
|
||||
Gambar literatur :
Sumber
: google-image, 2010
|
Keterangan gambar :
1. Antenna
2. Mata
3. Carapace
4. Uropod
5. Kaki jalan
6. Antenula
7. Abdomen
8. Capit
9. Rostum
10.
Mandibula
11.
Maxilla
12.
Anus
13.
Kaki renang
14.
Telson
15.
Tellicum
16.
Maxillapoda
17.
Appendix
18.
Cepalothorax
|
|||
Ciri-ciri utama :
-
Tubuh terdiri atas 2 bagian, yaitu
chepalothorax dan abdomen
-
Dibagian abdomen terdapat 5 pasang
swimmeret (kaki renang)
-
Pada thorax terdapat 4 pasang kaki jalan
-
Spasang kaki pertama mengalami modifikasi
seperti catut (selipeda)
- Abdomen berkembang sempurna
Simber : Suwingnyo, 2005
|
||||
Cherax quadricarinatus (Lobster Air Tawar)
|
||||
Habitat :
Lobster
air tawar biasanya hidup di danau, rawa, atau sungai air tawar yang terletak
di kawasan perairan Papua, Papua Nugini, dan Australia. Umumnya tempat
(habitat) lobster air tawar memiliki cirri-ciri khusus seperti sungai yang
tepinya dangkal dan bagian dasarnya terdiri atas campuran lumpur, pasir dan
batuan.
Sumber : Setiawan, 2007
|
||||
Sistem Pencernaan :
Sistem
pencernaan mencakup foregut dan hidgut ektodermal dilapisi chitin, dan midgut
endodermal. Foregut meliputi esophagus pendek yang naik dan lambung yang
besar melebihi mulut. Lambung trbagi dalam cardiac anterior dan bagian
pyloric posterior. Lambung cardiac mengandung kelenjar lambng, termasuk satu
dorsal dan dua gigi lateral dioperasikan oleh 13 sel otot.
Sumber : Storer dan Usinger,
1961
|
||||
Sistem Respirasi :
Pada
Decapoda sisi caparace melindungi rongga insang, yang terbuka dibagian depan
dan ventral. Insang mungkin bekerja dari dinding pleura menuju rongga insang
dari artikulasi kaki thoraks dengan tubuh, ataupun cayae thoraks. Dua tipe
terakhir merupakan khas dari lobster. “Ember” bagian dari bagian maxilla
kedua, menarik air dari gill fillamen, ke dalam rongga insang di dasar kaki
dan keluar dari rongga insang di bagian depan.
Sumber : Hickman et al., 2006
|
||||
Sistem Reproduksi :
Sebagian
besar Crustacea memiliki seks terpisah dan terdapat bebagai macam hal khusus
dalam kapulasi pada kelompok berbeda. Lobster mengalami perkembangan cepat :
tidak ada bentuk larva. Juvenile sama bnetuknya dengan dewasa dan hamper sama
dari segi struktur dan penampilan saat menetas dari telur. Perubahan dari
larva menjadi dewasa disebut metamorphosis.
Sumber : Hickman et al., 2006
|
||||
Sistem Ekskresi :
Organ
ekskresi Decapoda adalah kelenjar
antennal, juga disebut kelenjar hijau pada kelompok ini. Crustacea tidak
memiliki tubulus Malpighi, organ ekskresi pada laba-laba dan serangga.
Dikantung akhir dari kelenjar antennal terdiri dari vesicle kecil (saccule)
dan masa sponge disebut labirin. Labirin terhubung dengan tubulus ekskresi
menuju kantung kemih dorsal. Filtrate diekskresikan dalam bentuk urine
setelah resorpsi garam, asam amino, glukosa, dan air.
Sumber : Hickman et al., 2006
|
||||
Menurut Rouse (1997), dan Curtis dan Jones
(1995), Cherax quadricarinatus (red
claw) memiliki nilai ekonomis yang tinggidibandingkan dengan jenis lobster
air tawar lainnya. Kelebihan red claw lainnya adalah kecepatan tumbuhnya yang
lebih cepat di bandingka Cherax lain (dapat mencapai ukuran panjang 36 cm dan
bobot 500-600 gram).
Sumber : Kurniasih, 2008
|
||||
Portunus pelagicus (Rajungan)
|
||||
Gambar Dorsal:
|
Klasifikasi :
Phylum :
Atnthropoda
Sub phylum : -
Klas :
Crustacea
Sub klas : -
Ordo :
Decapoda
Sub ordo : Branchyura
Family : Portunidae
Genus : Portunus
Species : Portunus
pelagicus
|
|||
Gambar Ventral:
|
||||
Gambar literatur
Sumber
: google-image, 2010
|
Keterangan gambar :
1. Mata
2. Kaki renang
3. Cerapax
4. Abdomen
5. Mandibula
6. Capit
7. Kaki jalan
8. Maxilla
9. Anus
10.
Rostum
11.
Coxa
12.
Basis
13.
Ichium
14.
Merus
15.
Carpus
16.
Propordus
17.
Dactilus
18.
Maxillapoda
|
|||
Cirri-cir
utama :
-
Mempunyai 5 pasang kaki
-
Memiliki karapas berbenttuk bulat piih
-
Habitat di laut, kedalaman 1-56 meter
-
Terdapat kaki renang
- Mempunyai dua mata
Sumber : www.google.com
|
||||
Portunus pelagicus (Rajungan)
|
||||
Habitat :
Rajungan dapat hidup di berbagai habitat, seperti pantai bersubstrat pasti, pasir
berlumpur, pasir putih berlumpur bersama rumput laut di selat terbuka dan di
pulau-pulau berkarang. Rajungan seringkali bernag dekat permukaan pada
kedalaman lebih dari satu meter dan dapat juga pada kedalaman lebih dari 56
meter.
Sumber : Syahidah et
al., 20010
|
||||
Sistem Ekskresi :
Sistem
pencernaan meliputi (1) mulut ; (2) esophagus yang pendek ; (3) dua bilik
lambung yang besar ; (4) dan dua usus tengah yang bergabung ; (5) usus
tubular sempit sepanjang dorsal di perut ; dan (6) anus. Dibawah lambumg
terdapat kelenjar pencernaan (“hati”) yang tehubung dengan usus tengah
(midgut).
Sumber : Storer dan Usinger, 1961
|
||||
Sistem Reproduksi :
Rajungan
pada imumnya mempunyai Sembilan pasang insang pada masing - masing brankial.
Didalam ruang brankial juga terdapat maskilipet – maskiliped dan epipod –
epipod. Makiliped II dan III membersihkan permukaan ventral insang. Sedangkan
epipod maskiliped I yang panjang menyapu permukaan dorsal insang – insang.
Arus pernapasan masuk ke ruang brankial melalui celah – celah yang berambut
antara kaki jalan dan ujung.
Sumber : Strorer dan Usinger, 1961
|
||||
Sistem Respirasi :
Saat
perkawinan, lobster jantan menggengam dan membalik betina meraih kai renang
denga dua cheleanya, melenturkan telson dengan kuat hingga di ujung abdomen
betina sehingga tidak bisa bergerak. Jantan menggunakan kaki jalan kelima-nya
untuk menekan ujung dari kedua abdominal appendage yang termodifikasi
(swimmeret) yang terdapat di somit ke-14 menuju penerima sperma diantara
somite ke-12 dan 13 yang terletak di thorax.
Sumber : Strorer dan Usinger, 1961
|
||||
Sistem Pencernaan :
Dua kelnjar hijau besar terdapat di kepala
untuk membuang sisa-sisa organic dan cairan tubuh. Saluran pada masing-masing
kelenjar membuka di bagian ventral pada antennae. Rongga-rongga kelenjar
ekskresi dan organ genital semuanya terletak di rongga tubuh (coelom) yang
juga terdapat pada Annelida dan Vertebrata.
Sumber : Strorer dan Usinger, 1961
|
||||
Rajungan termasuk jenis krustase yang
memiliki selain rasa daging yang lezat juga bergizi cukup tinggi, yakni
mengandung protei 65,72%, mineral 7,5% dan lemak 0,88%. Muadh berkembanh biak
responsit terhadap makanan, cepat tumbuh dan mudah dibududayakan.
Sumber : Susanto et
al., 2005 dalam Suharyanti dan Tjaronge, 2008.
|
Sabella
pavonina (cacing sabella)
|
||||
Gambar
Dorsal :
|
Klasifikasi :
Phylum :
Annelida
Sub Phylum :
Klas :
Poly chaeta
Sub Klas :
Palpata
Ordo :
Sabeluda
Sub Ordo :
Family :
Sabeludae
Genus :
Sabella
Spesies :
Sabella
Sumber : zipcodezoo,2010
|
|||
Gambar
Ventral :
|
||||
Gambar
Literatur :
Sumber
: google image,2010
|
Keterangan
Gambar :
1.
Mulut
2.
Radioles
3.
Tube
4.
Storogesac
|
|||
Ciri-ciri
Utama :
-
Hidup dalam pasir atu menggali
batuan-batuan dan daerah pasang surut
-
Aktif di waktu malam
-
Kepala jelas dengan taring yang di
tonjolkan keluar
-
Mempunyai rodule untuk menangkap makanan
-
Bertubuh memanjang
Sumber
: Brotowidjoyo, 1984
|
Sabella
pavonina (cacing sabella)
|
Habitat
:
Banyak dari
polychaeta hidup di bawah bebatuan , pada celah-celah karang, atau didalam
sisa-sisa cangkang.Beberapa spesies menggali lubang di dalam lumpur atau
pasir dan membangun rumah (tabung) nya sendiri pada benda-benda yang
tenggelam pada dasar sedimen.Yang lainnya mengambil tabung atau rumah hewan
lain dan beberapa lainnya planktonik.
Sumber: Hickman et
al, 2006
|
Sistem
Pencernaan :
Sistem
pencernaan terdiri dari sebuah tabung lurus.Saat makan rumput laut,
menggunyah spesies bebas, biasanya memiliki sepasang kelenjar pencernaan yang
menuju esfagus.
Sumber: Moment,
1967
|
Sistem
Respirasi :
Polycheta
umumnya bernapas dengan insang tetapi bentuk dan letaknya berbeda meskipun
mempunya insang.Pertukaran gas melalui permukaan tubuh masih diperlukan.Pada
umumnya insang berhubungan erat dengan parapodia atau merupakan modifikasi
dari bagian parapodia misalnya cirrus dorsal.Pada polycheta dengan metamerik
hampir sempurna tiap ruas mengandung insang kecuali ujung akar anterior dan
poterior
Sumber: Suwignyo et
al, 2005
|
Sistem
Reproduksi :
Reproduksi
sebagian besal polycheta merupakan seksual yang khusus dan sebagian
reproduksi polycheta adalah gonokoris (mempunya seks terpisah).Gamet
diproduksi oleh jaringan pertoneal, di dalam gonat berbeda dan dikeluarkan
pada kompartemen selom yang terasosiasi, saat matang.Sedikitnya ada 6 segmen
yang berdekatan yang terlibat saat produksi gamet dan pada beberapa spesies
gamet diproduksi oleh hampir semua segmen.
Sumber: Pechenik,
2005
|
Sistem
Ekskresi :
Saat larva
trocophore, organ sekren berupa sel-sel api seperti cacing putih saat dewasa,
nephridia berbentuk tabung terletak di coeloum menuju eksterior melalui
pori-pori kecil.Biasanya memiliki 2 nephridia, di kiri dan kanan, di setiap
segmen kecuali di segmen kedua dan ketiga.
Sumber: Moment,
1967
|
Lain –
Lain :
Otak polycheta,
biasanya berbentuk biloged, terletak di protostomium dibawah ephytalium
dorsal.Tergantung pada derajat perkembangan dari organ perasanya, otak
menyalurkan saraf menuju paltanpenae, mata dan organ tengkuk secara khusus,
sepasang cirhumnparingeal atau chircumesopageal terhubung di sekeliling
anterior got dan menghubungkan otak dan saluran saraf ventral
Sumber:
Barner, 1987
|
Squilla
mantis (udang ronggeng)
|
||||
Gambar
Dorsal :
|
Klasifikasi :
Phylum :
Arthropoda
Sub Phylum :
Mandi bulata
Klas : Malacostraca
Sub Klas :
Hoplocarida
Ordo :
Stomatopoda
Sub Ordo : Unipeltada
Family :
Squillidae
Genus :
Squilla
Spesies :
Squilla mantis
Sumber : zipcodezoo,2010
|
|||
Gambar
Ventral :
|
||||
Gambar
Literatur :
Sumber
: google image,2010
|
Keterangan
Gambar :
1.
Antenula
2.
Telson
3.
Segmen
4.
Mata
5.
Kaki penyobek
6.
Kaki jalan
7.
Uropod
8.
Mulut
9.
Anus
10. Antena
11. Kaki
renang
|
|||
Ciri-ciri
Utama :
-
Chepalotorax
-
Hidup bermuara dalam kelompok
-
Keluar untuk makan pada malam hari
-
Siang hari menguburkan dirinya
-
Bilateral simetris dan beruas-ruas
Sumber
: Dani, 2004
|
Squilla
Mantis (Udang ronggeng)
|
Habitat
:
Stomatopoda hidup dalam
lubang-lubang yang digalinya sendiri dipantai-pantai yang berpasir lumpur
dalma lunbang atau celah-celah batu karang dan terdapat jenis_jenis yang
membenamkan diri dalam pasir atau lumpur ,sebagaiman adenga sebagian crutacea
lainnya.stomatopoda keluar mencari makanan tertama dimalamhari.
Sumber: Romimmohtarto dan Juwano, 2 005
|
Sistem
Pencernaan :
Makna dibaea kemulut oleh
celata kedua dan kaki ketiga makanan
dipotong)potong menjadi lebih kecil oleh mandibula.kemudian melalui esofagus
cardiac chamber.yang man terdapat gigio kapur.satu median dan dua
lateral.yang digerakkan oleh otot yang melekay diluar stomach.membentuk
garlichill yang selnjutnya makan tersebut dicerna.
Sumber: Wijarni dan Arfiati.1984
|
Sistem
Respirasi :
Insang berbulu(insang
dalam0bertaut pada segmen dari maxillpad kedua dan ketiga,dan bertaut pula
sdengan 4 kaki untukk berjaln yang
pertama.barisan insAng kedua dan ketiga p(pada beberapa jenis,antara lain,astacus sp)bertau dengan barisann
insang luar.insang-insang dalam itu terpendam dalam ruang insang(ruang
disebelah bawah tiap carapace)insang_insang itu mengandung pembuluh_pembuluh
darah.aliran air dalam ruang insang itu terjamin ole adnya ember air yang
merupakn cababg dari maxill kedua.
Sumber:brotowdjoyo1994
|
Sistem
Reproduksi :
Kelmin terpisah(diesius
).baik testes maupun ovarium bilpobat. Testis melepaskan sperma kedalam
duktus spesmatikus terus ke poro-pori yang terdapat di dasr pasangan kaki
untuk berjalan yang kelima. Oviduc melepaskan telur dari ovarium
kelubang-lubang pada dasar kaki untuk berjalan yang ketiga stadium embrional
diselesaikan ketrika telur masih bertaut dengan swimerek-swimerek hewan
betina.bahkan larva yang telah menetas tetap bertaut padanya untuk beberapa
lama.
Sumber: Brotowidjoyo,1994
|
Sistem
Ekskresi :
Alat
ekskresi berupa sepasng berguna yang lebar, di sebut kelenjar hijau terletak
dibagian bawah kepala, enterior esophagus, setiap kelenjar terdiri tas bagian
glanduler berwarna hijau virecera urra terbentuk dari dilatesi dinding yang
tipis dan saluran yang bermuara keluar melalui suatu putri terletak di bagian
ventral segmen antenna
Sumber: Kastawi et.al,2005
|
Lain –
Lain :
Salah satu udang konsumsi
yang nilai ekonomisnya terus meningkat dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat
adalah udang ronggeng salah satu informasi penting yang belum diketahui
adalah jenis dan jumlah vitamin yang terkandung daging udang ronggeng.
Sumber:
Jacoeb, et.al, 2008.
|
Tubifex
– tubifex
|
||||
Gambar
Dorsal :
|
Klasifikasi :
Phylum :
Annelida
Sub Phylum :
Klas :
Clitellata
Sub Klas :
Tubi Ficata
Ordo :
Haplotaxida
Sub Ordo :
Family :
Tubificidae
Genus :
Tubifex
Spesies :
Tubifex tubifex
Sumber :
zipcodezoo, 2010
|
|||
Gambar
Ventral :
|
||||
Gambar
Literatur :
Sumber
: google image,2010
|
Keterangan
Gambar :
1.
Mulut
2.
Anus
3.
Segmen
|
|||
Ciri-ciri
Utama :
-
Memiliki tubuh yang lunak dan sangat lembut
seperti sutra
-
Warna tubuh dominan kemerah – merahan
-
Ukuran tubuh sangat ramping dan halus
-
Panjang 1-2 cm
-
Sangat senang hidup berkelompok
Sumber
: Khairaman et al., 2008
|
Tubifex tubifex
|
Habitat
:
Berbeda
dengan polychaeta, hanya sekitar 6,5% oligochaeta yang merupakan spesies
laut, sebagian besar ditemukan di air tawar atau habitat diperairan darat.
Hasil penelitian
Purborini(2005) bahan organic yang cukup tinggi dengan kadar N 5,55 ppm; P
16,75 ppm dan K 0,72mg/25 ml. Bahan ini mengendap di dasar sungai, menjadi
habitat yang sangat menguntungkan bagi cacing bersillia (Tubifex tubifex)
Sumber: 1Pechenik,
2005; 2Darojah, 2005
|
Sistem
Pencernaan :
Saluran
pencernaan lurus dan sedarhana. Mulut dibawah piotosnium, membuka menuju
rongga bukal kecil yang kemudian membuka menuju faring yang lebih luas menuju
esophagus lonjong dan sempit, yang dapat termodifikan menjadi berbagai ukuran
untuk membentuk tenggorokan .
Sumber: Barnes,
1987
|
Sistem
Respirasi :
Pertukaran
gas pada hampir semua Oligochaeta, baik air maupun darat, berlangsung secara
difusi Gas memalui intergument utama pada tubuh, diman pada spesies yang
lebih besar, terdapat jaringan kapilaritas dengan lapisan eoidermal diluarnya
Sumber: Barnes,
1987
|
Sistem
Reproduksi :
Tidak seprti
polychaeta, semua spesies Oligochaeta adalah hermaprodit dan umumnya beberapa
segmen dari tiap individu yang memproduksi gamet. Selain itu, gamet
diproduksi oleh testis dan ovarim berbeda, dari peritorium melapisi rongga
Coelemik. Sperma biasanya dipertukarkan diantara dua individu yang sedang
matang; sperma disimpan untuk digunakan pada suatu saat di dalam organ khusus
disebut spermatechae.
Sumber: Pecheanik,
2005
|
Sistem
Ekskresi :
Oligochaeta
perairan mengeksresikan amoniak; Oligochaeta darat biasanya mengeksresikan
urea toksik. Baik urea maupun amoniak diproduksi oleh sel chloragogen, yang
dapat putus dan masuk kedalam metanefridia, atau produksi mereka terbawa oleh
darah. Beberapa sisa-sisa nitrogen dikeluarkan oleh permukaan tubuh.
Sumber: Hickman et al, 2006
|
Lain –
Lain :
Kesukaan
ikan kloni ini adalah Tubifex sp, karena cacing Tubifex sp ini, selain
kandungan gizinya tinggi, juga sesuai ukuran mulut ikan sehingga mudah
memakannya, kelebihan yang lainya adalah lebih tahan lama dikolam air serta,
mudah memperolehnya
Sumber:
Istiyanto, 1993 dalam Samidjan,2002
|
Scylla serrata (kepiting bakau)
|
||||||||
Gambar
Dorsal :
|
Klasifikasi :
Phylum :
Arthropoda
Sub Phylum :
Klas :
Malacostraca
Sub Klas :
Ordo :
Decapoda
Sub Ordo :
Family :
Portuneidea
Genus :Scylla
Spesies :
Scylla serrata
Sumber : zipcodezoo,2010
|
|||||||
Gambar
Ventral :
|
||||||||
Gambar
Literatur :
Sumber :
google image,2010
|
Keterangan
Gambar :
1. Mata
2. Antena
3. Carapcece
4. Capit
5. Kaki
renang
6. Kaki
jalan
7. Alodomen
8. Antenula
|
|||||||
Ciri-ciri
Utama :
- Capitnya merupakan bagian yang banyak dagingnya
- Bentuknya membulat dan kuat
- Di kanan kiri mulutnya, masing-masing terdapat
sederetan duri-duri yang berjumlah senbilan buah
- Warnanya hijau kotor
Sumber :
Romimohtarto dan Juwana, 2005
|
Scylla
serrata ( kepiting
bakau)
|
Habitat
:
Di alam
kepiting bertelur sering dijumpai di muara sungai dalam perjalanannya menuju
daerah pemijahan yaitu di laut dan seekor kepiting induk berisi telur kurang
lebih 2000000 butir. Namun karena kepiting mempunyai kemampuan beradaptasi
tang tinggi terhadap perubahan salinitas maka tidak jarang dijumpai kepiting
jauh dari laut sampai di perairan berkadar garam sekitar 5%.
Sumber
: DKP Jatim, 1996
|
Sistem Pencernaan :
Saluran
pencernaan khas decapoda terdiri dari sebuah esophagus pendik yang menuju
ruang cardiac yang luas dan yang lebih kecil, posterior, ruang pilorik yang
terpisah dari bagian cardiac oleh sebuah katup atau klep. Esophagus dan
cardiac, serta ruang pilorik dilapisi kitin yang ketebalannya beragam
membentuk tulang-tulang kecil pada dinding cardiac dan ruang pilorik.
Sumber : Barnes,
1987
|
Sistem Respirasi :
Dengan
insang yang berlokasi sepanjang sisi thorax. Insang ditutupi oleh lengan
lateral carapace tetapi terbuka pada bagian ventralnya. Saphogiathium di
bawah masing-masing sisi carapace untuk membawa air yang mengandung oksigen
ke seluruh filament insang.
Sumber : Wijarni
dan Arfiati, 1984
|
Sistem Reproduksi :
Sperma
decapoda berbentuk paku atau bintang dan tidak memiliki bagin tengah dan
flagellum. Sebagian decapoda menyalurkan spermanya ke dalam spematophore,
yang dipindahkan pada betina oleh dua pasang anterior dari pleopod kapulator
pada jantan. Dua pasang tersebut terhubung dengan tedtis yang terletak di
thorax namun juga dapat membentang hingga abdomen.
Sumber : Barnes,
1987
|
Sistem Ekskresi :
Kelenjar
antennal (abu kelenjar hijau) merupakan organ ekskresi. Decapoda dan mencapai
derajat paling tinggi perkembangannya pada kelompok inikantong di akhir, yang
terletak di depan dan kedua sisi esophagus secara khusus terbagi menjadi
saccule dimana cairan terkumpul dengan cara filtrasi dan sebuah labirin.
Sumber : Barnes,
1987
|
Lain – Lain :
Kepiting
bakau Scylla spp. Merupakan satu diantara komoditas perikanan yang mempunyai
ekonomis dan harga yang tinggi di pasar Asia serta Singapura, Thailand,
Taiwan, Hongkong, dan China (Overton dan Macintosh, 1997). Hal ini antara
lain disebabkan karena daging dan telur kepiting bernilai gizi tinggi,
dagingnya tebal dan gurih serta mempunyai rasa yang spasifik sehingga
dogemari oleh seluruh konsumen Sulaeman, 1992 ; Nurdjanah, 2001)
Sumber : Rusdi
dan Hanafi, 2010
|
Panulirus versicolor (lobster air laut)
|
|||
Gambar
Dorsal :
|
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class : Malacostraca
Order : Decapoda
Family : Palimuroidea
Genus : Panulirus
Spesies :
Panulirus versicolor
Sumber : zipcodezoo,2010
|
||
Gambar
Ventral :
|
|||
Gambar
Literatur :
Sumber :
google image,2010
|
Keterangan
Gambar :
1.
Mata
2.
Antenna
3.
Kaki jalan
4.
Kaki renang
5.
Uropod
6.
Mandibula
7.
Maxilla
8.
Antenula
9.
Carapax
10. abdomen
|
||
Ciri-ciri
Utama :
- Secara umum terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
depan disebut cephalothorax dan bagian belakang disebut abdomen
- Seluruh tubuh lobster dilindungi oleh kerangka luar
(cangkang) yang keras dan terbagi atas ruas-ruas
- Bagian depan (kepala dan dada) terdiri atas tiga
belas ruas dan bagian badan terdiri atas enam ruas
- Pada bagiab kepala (rostrum) terdapat organ-organ
seperti rahang (mandibula, insang, mata majemuk, antenulla, antenna dan lima
pasang kaki jalan (perelopoda)
- Pda bagian badan terdapat lima pasang kaki renang
(pleopoda) dan sirip ekor (uropod)
Sumber: Setyono, 2006
|
Panulirus versicolor (lobster air laut)
|
Habitat
:
Pada umumnya panulirus ditemukan pada lingkungan
perairan karang dari permukaan sampai kejelukan 100m, terutama diperairan
hangat dengan kisaran suhu 20 -30oc yang terletak diantara 30 LS –
30 LU.Di Indonesia diketahui terdapat tujuh jenis udang barong yang sering
dijumpai dalam lingkungan dalam lingkungan yang berbeda.
Sumber:Romimohtarto
dan Juwana, 2005
|
Sistem
Pencernaan :
Sistem pencernaan (1)mulut ; (2)esophagus yang
pendek ; (3)dua bilik lambung yang besar ; (4)dua usus tengah yang bergabung
; (5) usus tubular sempit sepanjang dorsal diperut ; dan (6) anus.Di bawah
lambung terdapat kelenjar pencernaan (“hati”) yang terhubung dengan usus
tengah( midgut)
Sumber: Storer dan
usinger, 1961
|
Sistem
Respirasi :
Di sepanjang kedua sisi thorax dibawah carapace terbuka
di ventral, terdapat ruang ruang insang.Di dalam ruang insang terdapat
lapisan – lapisan halus, bulu – bulu seperti insang dimana air yang
mengandung oksigen terlarut tetap bersikular karena aktifitas appendik
abdominal.Plasma darah mengandung hemosianin, pigmen, yang berperan dalam
transport oksigen, seperti oksigen, seperti hemoglobin pada vertebrata.
Sumber: Storer dan
Usinger, 1961
|
Sistem
Reproduksi :
Saat perkawinan, lobster jantan menggenggam dan
membalik betina, meraih kaki renang dengan dua chelaenya, melenturkan telson
dengan kuat hingga di ujung abdomen
betina sehingga tidak bias bergerak.Jantan menggunakan kaki jalan kelimanya
untuk menekan ujung dari dua abdominal appendig yang termodifikasi (swimmerat)
yang terdapat di somite ke 12 dan 13 yang terletak di thorax
Sumber: Storer dan
Usinger, 1961
|
Sistem
Ekskresi :
Dua kelenjar besar terdapat di kepala untuk membuang
sisa sisa organic dan cairan tubuh.Saluran pada masing masing kelenjar
membuka di bagian ventral pada antennae.Rongga – rongga kelenjar ekskren dan
organ genital semuanya terletak di rongga tubuh (coelom) yang juga terdapat
pada annelid dan vertebrata
Sumber: Storer dan
Usinger, 1961
|
Lain
– Lain :
Secara periodic lobster akan berganti kulit
(moulting), yaitu kulit yang lama akan digantikan dan diganti dengan dengan
kulit yang baru.Pada saat penggantian kulit tersebut biasanya diikuti dengan
pertumbuhan dan pertambahan berat.Proses pengerasan berat.Proses pengerasan
kulit akan berlangsung selama satu hingga dua minggu.
Sumber: Setyono, 2006
|
DAFTAR ISTILAH
1.
Chepalothorax : bersatunya dada dengan kepala
2.
Charapace : cangkang pada
Branchyura dan Eustacea
3.
Appendage : tonjolan pada ruas-ruas
udang
4.
Rostrum : modifikasi carapace berupa
spin
5.
Telson : ekor bagian
tengah yang berfingsi sebagai
penyeimbang saat berenang
6.
Uropod : pasangan ekor yang berfungsi
sebagai alat untuk
berenang pada crustacea
7.
Antenna : organ yang berfunsi sebagai alat
untuk berenag pada
crustacea
8.
Antenula : antenna yang lebih pendek berfungsi
sebagai peraba
9.
Madibula : organ seperti kaki kecil
disekitar mulut untuk
memotong
makanan
10.
Maxilla : organ kaki kecil disekitar
mulut untuk memotong
makanan
11.
Maxillapoda : organ seperti kaki kecil
disekitar mulut untuk
memegang
makanan kedalam mulut
12.
Segmen : ruas-ruas pada tubuh
13.
Moulting : proses pengelupasan kulit
pada Antrhopoda
14.
Talcum : lubang kelamin betina yang
terletak pada kaki jalan
ketiga
15.
Pethasma : lubang kelamin jantan yang
terletak pada kaki jalan
kelima
pada Crustacea
16.
Abdomen : bagian perut
17.
Storage
sac : pangkal dari
radioles
18.
Radioles : bulu-bulu pada Sabella untuk menggiring makanan ke
mulut
19.
Mouth : mulut
20.
Celisera : untuk memotong makanan pada
mimi
21.
Tube : tabung pada Sabella
22.
Cilaria : untuk menyimpan gonad pada mimi
23.
Autotomi : cara melindungi dari pada
Anthropoda dengan
melepas bagian tubuh saat
moulting
24.
Matanerix
sempurna : segmen-segmen terbagi sapai
kedalam tubuh pada
Annelida
25.
Ruas-ruas
pada kepiting :
1)
Coxa
2)
Basis
3)
Ischium
4)
Merus
5)
Carpus
6)
Propodus
7) Dactylus
26. Lima lapisan
di bawah carapace
-
Eksokutikula
-
Epikutikula
-
Endokutikula (Moulting
Line)
-
Hipodermis
-
Moulting Fluid
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Khairul. 2003. Budidaya Udang
Windu Secara Intensif. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Barnes, Robert D. 1987. Invertebrata Zoology Fifth Edition. New
York : Sounders College.
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1993. Zoology
Dasar Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1994. Zoology Dasar Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Darojah, yuyun. 2005. Keanekaragaman Jenis Mikrobentos di Ekosistem Perairan Rawapening Kabupaten Semarang. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
DKP Jtim.
1996. Budidaya Kepiting (Scylla serrata).
Dinas Perikanan Daerah Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Timur. Surabaya.
Google-image.
2010. Nama spesies. http://www.google-image.com/. Diakses tanggal 27 November
2010 pukul 15.15 WIB.
Hickman,
Cleveland P. Larry S. Robert, Allan Larson and Helen I. Anson. 2004. Integrated Principles of Zoology Twelfth
Edition. New York: Mc Graw Hill Higher Education.
Jacoeb, Agoes
M, Muchamad Hamdani dan Nurjanah. 2008. Perubahan Komposisis Kimia dan Vitamin
Daging Udang Ronggeng (Harpiosquilla
rophidea) Meat by Boiling. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kastawi,
Yusuf, Sri Endah Indriwati, Ibrohim, Musjhudi dan Sofia Eny Rahayu. 2005.
Zoologi Avertebrata. Malang: Penerbit Universitas Negeri Surabaya.
Khotami, Afid
Ihsanul. 2009. Komposisis Mineral Makro dan Mikro daging Udang Ronggeng (Harpiosquilla rophidea) akibat Proses
Perebusan. Instituit Pertanian Bogor. Bogor.
Kurniasih,
Titin. 2008. Lobster Air Tawar (Parastacidae:
Cherax), Aspek Biologi, Habitat, Penyebaran dan Potensi Pengembangannya.
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.
Macan. 1959.
Frshwater Invertebrate Animals. London: Longman.
Mersoedi dan
Achmad Muchlis. 1992. Teknik Pembenihan Udang. Universitas Brawijaya. Malang.
Moment,
Gairdner B. 1967. General Zoology Second
Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.
Moore, Janet.
2006. An Introduction to the
Invertebrates Second Edition. Cambridge: University Press.
Mulya, Miawar
Budi. 2004. Pelestarian, Pemanfaatan Sumberdaya Genetika Mimi Ranti (Carcinosscorpius rotundicauda, L) dan
Mimi Bulan (Tachypleus gigas, M).
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Pechenik, Jan
A. 2005. Biology of the Invertebrates
Fifth Edition. New York: Mc Graw Hill Higher Education.
Romimohtarto,
Kasijan dan Sri Juwana. 2005 BIologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut.
Djambatan.
Rusdi, Ibnu
dan Adi Hanafi. 2010. Pembesaran Krablet Kepiting Bakau Scylla paramamosain Asal Hatchery di Lahan Mangrove. Balai Riset
Perikanan Budidaya Laut. Singaraja.
Sembiring, Herlina. 2008. Keanekaragaman dan
Distribusi Udang serta Kaitannya dengan Faktor Fisik Kimia di Perairan Pantai
Labu Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Setiawan, Cuncun. 2007. Teknik Pembenihan dan Cara
Tepat Pembesaran Lobster Air Tawar. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Setyono, Dwi Eny Djoko. 2006. Budidaya Pembesaran Udang
Karang (Panulirus spp). LIPI. Jakarta.
Storer, Tracy I and Robert L. Usinger. 1961. Elements of Zoology Second Edition. New
York.: Mc Graw Hill Book Company Inc.
Suharyanto dan Muh Tjaronge. 2008. Pertumbuhan dan
Sintasan Krablet Rajungan (Portunus pelagicus)
pada Salinitas yang Berbeda. Balai Riset Perikanan Budidaya Air PAyau. Maros.
Samidjan, Istiyanto. 2002. Teknologi Pembesaran Ikan
Hias LAut (Amphiprion percula) dengan
Menggunkana Pakan Tubifex sp. Universitas
Diponegoro. Jepara.
Suwignyo, S. B., Widodo Y. Wardianto, dan M.
Kristanti. 2005. Avertebrata Air. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Syahidah, Dewi, Bambang Susant, dan Irwan Setiadi.
2010. Percobaan Pemeliharaan Megalopa Rajungan, Portunus pelagicus Sampai Menjadi RAjungan Muda (Crablet-1) dengan
Kisaran Salinitas Berbeda. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol.
Bali.
Ville, Claude A., Warren F. Walker, JR and Federick E.
Smith. 1968. General Zoology Third
Edition. USA: Press of W. B. Sonders Company.
Wjarni dan Diana Arfiati. 1984. Avertebrata Air.
Universitas Brawijaya. Malang.
Zipcodezoo. 2010. Nama Spesies.
http://zipcadezoo.com/. Diakses tanggal 26 November 2010 pukul 16.02 WIB.
trmkasih. sangat membantu. semuga bermanfaat
BalasHapusujung2nya disuruh ngetik ya???? -__-''
BalasHapussangat membantu di kala tumpukan tugas
BalasHapusTerimakasih banget kak, sangat amat membantu laporan saya :")
BalasHapusSama-Sama, Terimakasih sudah berkunjung di blog saya
BalasHapus