Rabu, 07 Maret 2012

Tingkat Kematangan gonad


1.    PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
Perkembangan gonad merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan gonad pada ikan betina sebesar 10 - 25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5 – 10%. dalam biologi perikanan pencatatan perubahan atau tahap - tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan - ikan yang melakukan reproduksi atau tidak. Dari pengetahuan tingkat kematangan gonad (TKG) akan didapatkan informasi, kapan satu jenis ikan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Tiap - tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama ukuranya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya, apalagi spesies tersebut tersebar pada lintang yang perbedaanya lebih dari 5 derajat (Asep, 2010).
Menurut Uma (2009),             pematangan kematangan gonad dilakukan dengan kedua cara. Yang pertama cara histologi dilakukan di laboratorium. Yang kedua cara pengamatan morfologi yang dapat dilakukan di laboratorium dan dapat pula dilakukan di lapangan. dari penelitian secara histologi akan diketahui anatomi perkembangan gonad tadi lebih jelas dan mendetail, sedangkan hasil pengamatan secara morfologi tidak akan sedetail cara histologi, namun cara morfologi ini banyak dilakukan para peneliti. Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma yang terdapat di dalam testes.
Tingkat kematangan gonad ialah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah. Tingkat kematangan gonad tertinggi akan didapatkan pada saat pemijahan akan tiba. Tingkat kematangan gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu indeks kematangan gonad atau disebut juda indeks gonad somatik (Elvyra, 2004).

1.2.  Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan gonad adalah untuk mengetahui secara makroskopis organ reproduksi secara internal, mengetahui cara identifikasi organ seks primer dari ikan, baik bentuk dan perkembangan gonad serta mengetahui gambaran dan anatomi organ seksualitas pada ikan.
Tujuan dari praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan gonad adalh agar praktikan mampu mendemonstrasikan secara makroskopis organ reproduksi ikan dan mampu mengidentifikasi organ seks primer dan mampu menentukan tingakat kematangan gonad.

1.3.  Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan  Gonad dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 08 April 2010 pukul 08.00 - 11.00 WIB di laboratorium Ilmu – Ilmu Perairan (IIP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.



























2.    TINJAUAN PUSTAKA
2.1.        Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila
Menurut Sucipto dan Prihartanto (2005) dalam Kusrini et al., (2007), klasifikasi dari ikan Nila adalah sebagai berikut :
Filum               : Chordata
Sub filum         : Vertebrata
Kelas               : Pisces
Sub kelas        : Teleostei
Ordo                : Perchomorpri
Sub ordo         : Perchoidae                Gambar Ikan Nila (Google images, 2010)
Famili             : Chiclidae
Genus                         : Orecromis
Spesies           :  Orechromis sp.
 
2.2.  Tahap dan Gambar Perkembangan Gonad
Menurut Joomla Praise (2010), perkembangan gonad adalah proses perkembangan telur dalam gonad dan organ lainnya adalah gonad. Pada proses itu mengasilkan perubahan telur, mulai dari bentuk, ukuran dan warnanya. Mikolsky (1969) dalam Fajar (1999), ada enam tahapan perkembangan gonad ikan. Keenam tahapan itu diistilahkan pada tingkat, yaitu :
Tingkat 1         : yaitu tahap muda atau disebut juga immature. Pada tahap itu individu - individu muda belum mempunyai keinginan untuk bereproduksi, gonad berukuran sangat kecil.
Tingkat 2         : yaitu tahap istirahat atau disebut pula resting stage. Pada tahap ini produk seksual belum mulai berkembang. Gonad masih belum berubah, telur belum dapat dilihat atau dibedakan dengan mata telanjang.
Tingkat 3         : yaitu tahap proses pemasakan atau maturation. Pada tahap ini, telur - telur sudah dapat dibedakan dengan kasat mata. selain itu, masa pertumbuhan dan pertambahan berat gonad berjalan dengan cepat. Testis berubah dari warna transparan menjadi pucat.
Tingkat 4         : yaitu tahap masak atau maturity. Pada tahap ini produk seksual sudah masak dan gonad mencapai berat maksimum. meskipun begitu produk seksual tidak bisa keluar bila ditekan atau diurut.
Tingkat 5         : yaitu tahap reproduksi atau reproduction. Pada tahap ini produk seksual yang memang sudah matang akan keluar dengan ditekan secara perlahan. Berat gonad turun dengan cepat dari awal pemijahan sampai selesai.
Tingkat 6         : yaitu kondisi salin atau spent condition. Pada tahap ini  produk seksual telah keluar. LUbang seksual berubah menjadi kemerahan dan gonad telah mengempis. Selain itu, ovum dalam gonad tinggal telur sisa dan testis berisi sperma sisa.

2.3.  Tingkat Kematangan Gonad
2.3.1.    Menurut Kestevan
Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Begenal dan Broam, 1968) dalam Uma (2009) :
1.    Dara
Organ seksual sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung. Testis dan ovarioum transparan, tidak berwarna sampai abu - abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
2.    Dara Berkembang
Testis dan ovarium jernih, abu - abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongag bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.
3.    Perkembangan I
Testis dan ovarium bentuknya bulat telur, kemerah-merahan dengan pembuluh darah kapiler. Mengisi kira - kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat oleh mata seperti serbuk putih.
4.    Perkembangan II
Testis putih kemerah - merahan. Tak ada pati jantan atau sperma kalau ditekan perutnya. Ovarium berwarna kemerah - merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira dua pertiga ruang bawah. 
5.    Bunting
Organ seksual mengisi ruang bawah. Testis berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya Bulat, beberapa ada yang jernih dan masak.
6.    Mijah
Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan diperut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal di dalam ovarium.
7.    Mijah / Salin
Gonad belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur.
8.    Salin / Spent
Testes dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.
9.    Pulih Salin 
Testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.

2.3.2.    Menurut Takata
Tingkat kematangan gonad ikan Kuhlia Sandvicensis  menurut Tester dan Takata (1953) dalam Asep (2009) antara lain :
1. Tidak masak. Gonad sangat kecil seperti benang dan sangat transparan. Penampang gonad pada ikan jantan pipih dengan warna kelabu. Penampang pada ikan betina bulat dengan warna kemerah - merahan.
2.  Permulaan masak. Gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Warnanya pada ikan jantan kelabu atau putih, bentuknya pipih, sedangkan pada ikan betina warnanya kemerah-merahan atau kuning dan bentuknya bulat. telur tidak tampak.
3. Hampir masak. Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan berwarna putih, dan pada ikan betina berwarna kuning. bentuk telur tampak melalui dinding ovarium.
4. Masak. Gonad mengisi ¾ rongga tubuh. Gonad ikan jantan berwarna putih berisi cairan berwarna putih. Gonad betina berwarna kuning, hamper bening atau bening. Telur dapat terlihat. Kadang - kadang dengan tekanan halus pada perutnya ada yang memnonjol pada lubang pelepasannya.
5. Salin. Hampir sama dengan tahap kedua dan sukar dibedakan. Gonad jantan berwarna putih kadang-kadang bintik kecoklatan. Gonad betina berwarna merah, lembek dan telur tidak tampak.

2.4.  Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kematangan Gonad
Menurut Rustidja (2001), faktor yang dapat mempengaruhi fungsi produksi pada spesies ikan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan adanya ikan jantan. Adapun factor internal yaitu tersedianya cukup hormon steroid dan gonadotropin baik GTHL dan GHZ yang cukup untuk memacu kematangan gonad diikuti ovulasi serta pemijahan.
Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berdeda – beda, tergantung konddisi lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap tahun. Ikan memiliki variasi luas dalam strategi reproduksi agar keturunannya mampu bertahan hidup. Ada tiga segi reproduksi yang paling menonjol : 1). Memijah bila mana energi cukup tersedia. 2). Memijah dalam proses ketersediaan energi dan 3). Memikah dengan mengorbankan semua fungsi yang lain, jika sesudah itu individu tersebut mati (Fujaya, 2005).
Menurut Uma (2009), tiap - tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak dan tidak sama ukuranya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya. Lebih - lebih pada ikan yang sama spesiesnya itu tersebar pada lintang yang perbedaanya lebih dari lima derajat maka akan terdapat perbedaan ukuran dan umur ketika mencapai kematangan gonad untuk pertama kalinya. Jadi faktor utama yang mempengaruhi kematangan gonad di daerah bermusim empat ialah suhu dan makanan. Tetapi untuk daerah tropik suhu secara relatif perubahannya tidak besar dan umunya gonad dapat masuk lebih cepat.

2.5.  Gonado Somatik Indeks (GSI)
Menurut Yustina dan Arnestis (2002), pengukuran indeks kematangan gonad dihitung dengan cara membandingakan berat gonad terhadap berat tubuh ikan dengan rumus :
Dimana : IKG : indeks kemtangan gonad, Bg : Berat gonad (gram), Bt : Berat tubuh (gram)
            Menurut Efendi (1979) dalam Wahyuningsih dan Barus (2006), untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad, tingkat perkembangn ovarium, secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu Indeks Kematangan Gonad (IKG) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan dikalikan 100 persen.
Wg : Berat gonad, W : Berat tubuh ikan.
Indeks Kematangan Gonad atau ”Gonad Somatic Indeks” (GSI) akan semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada saat terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih beras bila dibandingkan dengan ikan jantan. Adakalanya IKG dihungkan dengan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangn gonad, sehingga akan tampak hubungan antara perkembangan di dalam dengan di luar gonad. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat tergantng pada macam pola pemijahannya. 

2.6.  Gonado Indeks
Menurut Batts (1972) dalam Uma (2009), mengemukakan indeks lain yang dinamakan Gonad Indeks (GI) yaitu perbandingan antara berat gonad dengan panjang ikan, yang rumusnya :
Dimana           : GI      : Gonad Indeks
                    W       : Berat gonad segar dalam gram
                    L        : panjang ikan dalam mm
Harga 10s merupakan suatu nilai agar nilai GI mendekati harga satu. Apabila tidak dikalikan dengan faktor tersebut akan didapatkan suatu nilai yang sangat kecil (beberapa angka dibelakang koma) sehingga apabila nilai tersebut dipakai untuk membandingkan dengan nilai lainya tidak sepeka dengan menggunakan faktor 10s tadi.
Menurut Uma (2009), mengemukakan indeks lain yang dinamakan gonad indeks (GI) yaitu perbandingan antara berat gonad dengan panjangnya ikan yang rumusnya :

Dimana : GI : Gonad Indeks, W : Berat Gonad segar dalam gram, L : Panjang ikan dalam mm.












3.    METODOLOGI
3.1.        Alat dan Fungsi
Alat-alat yang digunankan dalam praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan Gonad antara lain :
-          Sectio set                          : untuk membedah tubuh ikan Nila.
-          Timbangan Sartorious      :  untuk menimbang berate gonad, memiliki ketelitian 10-4 gram.
-          Timbangan Analitik           : untuk menimbang berat tubuh ikan Nila, memiliki ketelitian 10-2.
-          Papan penggaris               : untuk mengukur panjang total ikan Nila.
-          Nampan                            : untuk tempat alat dan bahan.
-          Kamera                             : untuk mendokumentasikan proses dan hasil praktikum.
-          Aquarium                          : sebagai tempat hidup ikan Nila.
-          Seser                                 : untuk mengambil ikan dan  memindahkan ikan Nila darri aquarium ke nampan.
-          Serbet                               : untuk membersihkan atau mengelap alat sebelum digunakan.

3.2.        Bahan dan Fungsi 
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan Gonad antara lain :
-          Ikan Nila (Oreochromis niloticus)    : sebagai bahan yang diamati tingkat kematangan gonadnya.
-          Tissue                                            : untuk mengeringkan alat-alt yang telaj dicuci.
-          Kertas Saring                                : sebagi alas untuk penimbangan gonad.
-          Air                                                  : digunakan untuk mencuci alat-alat yang telah digunakn dan sebagai media idup ikan Nila.







3.3.        Skema Kerja



 



































4.    PEMBAHASAN
4.1.        Analisa Prosedur
Pada praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan Gonad, langkah pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan. Kemudian diambil ikan nila dari aquarium sebanyak 3 ekor dengan menggunakan seser. Diambil tiga ekor ikan Nila dengan ukuran yang berbeda digunakan untuk perbandingan tingkat kematangan gonad antara ikan satu dengan lainnya. Selanjutnya ikan nila ditusuk medulla oblongatanya agar ikan nila cepat mati. Ditusuk di medula oblongatanya, karena tempat ini merupakan pusat sistem syaraf ikan nila. Kemudian ditimbang berat tubuh ikan nila dengan menggunakan timbangan analitik yang mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hasil dari penimbangan berat tubuh ikan nila ini digunakan sebagai nilai Wt. Lalu diukur panjang total dari ikan nila dengan menggunakan papan penggaris. hasil dari pengukuran panjang total ini digunakan sebagai nilai TL. Setelah selesai ditimbang dan diukur panjangnya, ikan nila dibedah dengan menggunakan sectio set. Pembedahan mulai dari lubang anus, kemudian vertikal ke atas mengikuti garis tulang punggung, vertikal ke bawah melewati operkulum. Cara pembedahan ini bertujuan mempertahankan letak dan tidak merusak gonad. Kemudian diamati, digambar dan difoto anatomi organ dalam dan letak gonadnya. Kemudian diambil gonadnya, dipotong salurannya dan diamati tingkat kematangan gonadnya menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968). Setelah ditentukan tingakt kematangan gonadnya difoto dan digambar. Setelah selesai digambar, ditimbang berat gonad dengan menggunakan timbangan Sartorious, yang memiliki ketelitian sampai 0,0001 gram. Hasil dari penimbangan gonad ikan Nila ini digunakan sebagai nilai Wg. Kemudian dihitung nilai GI dan GSI dengan menggunakan rumus:
Menurut Effendi (1979) dalam Wahyuningsih dan Barus (2006), untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad, tingkat kematangan ovarium, secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan Indeks Kematangan Gonad (IKG) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan dikalikan dengan 100 persen. IKG = Wg/W x 100%. Sedangkan menurut Effendi (2002), perbandingan antara berat gonad segar (gram) dengan panjang ikan (mm) dan menamakan indeks yang didapat ”Gonado Indeks” (GI) dengan perumusan GI = Wg/L3 x 108 .
Setelah selesai pengamatan dan perhitungan, semua data dimasukkan kedalam form. Dan alat - alat yang telah digunakan dicuci dan dikembalikan ke tempat semula, sedangkan bahan yang sudah tidak dipergunakan kembali dibuang.

4.2.        Analisa Data
4.2.1.    Analisa TKG
Dari hasil pengamatan dan perhitungan tingkat kematangan gonad didapatkan hasil untuk masing-masing tingkat kematangan gonad. Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968), yaitu Dara, Dara berkembang, Perkembangan I, Perkembangan II, Bunting, Mijah, Mijah/salin, Salin, dan Pulih salin. dan tiap-tiap tingakt memiliki ciri - ciri khusus. setelah dilakukan pembedahan pada ikan nila, dapat diketahui tingkat kematangan gonadnya.
Pada ikan nila I diketahui jenis kelaminnya jantan, dengan berat badan 63,99 gram dan berat gonad 0,06 gram. Memiliki tingkat kematangan gonad tingkat II yaitu dara berkembang, dengan ciri - ciri testis dan ovarium jernih, abu - abu merah, panjang gonad setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah.
Pada ikan nila II diketahui jenis kelaminnya jantan, dengan berat badan 37,24 gram dengan berat gonad 0,0272 gram. memiliki tingkat kematangan gonad tingkat I yaitu Dara, dengan organ seksual sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung. Testes dan ovariumnya transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu-abu.
Pada ikan nila III diketahui jenis kelaminnya betina, dengan berat gonad 0,014 gram dan berat badan 23,77 gram. Memiliki tingkat kematangan gonad tingkat I yaitu Dara, dengan organ seksual sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung. Testes dan ovariumnya transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu - abu.
Dari data yang didapat, dapat diketahui tingkat kematangan gonad berbanding lurus dengan berat gonad. Semakin tinggi kematangan gonad maka berat gonad semakin besar.

4.2.2.    Analisa GSI
Analisa Gonado Somatik Index (GSI) menurut Saigal (1967) dan Dennison dan Bulkley (1972) dalam Effendi (2002), digunakan sebagai salah satu pengukuran aktivitas gonad, GSI dinyatakan dengan rumus :
Dari perhitungan tingkat kematangan gonad didapatkan nilai GSI pada ikan nila I yaitu sebesar 0,0781%, pada ikan nila II yaitu sebesar 0,073% dan pada ikan nila III yaitu sebesar 0,0589%.
Prinsip perhitung GSI yaitu dengan mengukur tingkat kematangan gonad berdasarkan berat gonad dan berat tubuh ikan tersebut.

4.2.3.    Analisa GI
Analisa Gonado Index (GI), menurut Batts (1972) dalam Effendi (1992), merupakan perbandingan antara berat gonad segar (gram) dengan panjang ikan (mm). Dengan perhitungan GI akan diketahui hubungan gonad yang sudah matang dengan panjang tubuh ikan, seningga akan diketahui ikan yang dipakai sebagai induk. GI dinyatakan dengan rumus :
Dari perhitungan tingkat kematangan gonad didapatkan nilai GI pada ikan nila I yaitu sebesar 122,07 dengan berta tubuh 63,99 gram dan total panjang tubuh 16 cm, pada ikan nila II yaitu sebesar 126,08 dengan berat tubuh 37,24 gram dan total panjang tubuh 13 cm dan pada ikan nila III didapatkan nilai GI sebesar 105,18 dengang panjang tubuh 11 cm dan berat tubuh 23,77 gram.
Dari hasil perhitungan GI tersebut, daapt disimpulkan bahwa gonado indeks berhubungan dengan berat dan panjang tubuh. dan hunbungan antara Gonado Indeks dengan berat adalah berbanding lurus. semakin besar berat gomad ikan, semakin besar pula nilai Gonado Indeks  (GI).

4.3.        Mantaaf di Bidang Perikanan
Manfaat praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan Gonad pada program studi teknologi industri hasil perikanan yaitu dengan mengetahui fase perkembangan gonad, maka dalam pengolahan ikan akan lebih berhati - hati karena gonad dari ikan memiliki kandungan protein yang tinggi.






5.    KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.        Kesimpulan
Dari hasil praktikum biologi perikanan tentang tingkat kematangan gonad dapat disimpulkan bahwa :
-          Tingkat kematangan gonad ada enam tahapan yaitu tahapan I adalah tahapan muda immature, tahap 2 yaitu tahap istirahat (resting stage), tahap 3 yaitu tahap proses pemasakan (meturation), tahap 4 yaitu tahap masak (maturity), tahap 5 yaitu tahap reproduksi dan tahap 6 yaitu kondisi salin.
-          Faktor yang mempengaruhi tingkat kematangan gonad ada dua yaitu faktor eksternal (curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan adanya ikan jantan) dan faktor internal (tersedianya hormon steroid dan gonodotropin).
-          Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad, tingkat perkembangan ovarium secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan :
-          Untuk mengetahui perbandingan antara berat gonad dengan panjang ikan dapat dinyatakan dengan :
-          Dari hasil pengamatan diperoleh nilai GSI yaitu pada ikan Nila I yaitu sebesar 0,0781%, pada ikan Nila II yaitu sebesar 0,073% dan pada ikan Nila III yaitu sebesar 0,0589%.
-          Dari hasil pengamatan diperoleh nilai GI yaitu pada ikan  nila I sebesar 122,07, pada ikan Nila II yaitu sebesar 126,08 dan pada ikan Nila III yaitu sebesar 105,18.

5.2.        Saran
Dari praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan Gonad diharapkan asisten dalam menjelaskan materi lebih jelas dan diharapkan untuk praktikan saat praktikum berjalan hendaknya melaksanakn praktikum lebih teliti dan hati-hait agar hasil praktikum lebih valid.



DAFTAR PUSTAKA
Asep, 2009. Tahap-Tahap Kematangan Gonad. http://asep_budidaya_perairan.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 April 2010, pukul 10.00 WIB.

Effendi, M, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Elvyra, Roza, 2004. Aspek Habitat, Makanan dan Reproduksi Ikan Lais. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fujaya, Y, 2004. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Rineka Cipta. Jakarta
Kusrini, Eni, Nurul Hanum Kharisma, Adi Sucipto, Marlina Ahmad, 2007. Anatomi Organ Pencernaan Ikan Nila Merah Oreochromis sp. ITB. Bogor.
Rustidja, 2000. Penggunaan Sinar Laser untuk Mempercepat Kematangan Gonad Ikan Nila. Universitas Brawijaya. Malang.
Uma, La Ode, 2009. Tingkat Kematangan Gonad. http://mewordpress.com. Diakases pada tanggal 10 april 2010, pukul 10.00 WIB.
Wahyuningsih, Hesti dan Dr. Ing Ternala Alexander Barus. 2006. Buku Ajar Ikhtiologi. Universitas Sumatera Utara.
Yustina, Arnentis dan Darmawati, 2002. Daya Tetas dan Laju Pertumbuhan Larva Ikan Hias Betta splendens di Habitat Buatan. Jurnal Natur Indonesia 5 (2).

















LAMPIRAN  1
Data Tingkat Kematangan Gonad
Spesies          : Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Tgl/jam           : 8 April 2010 / 08.00 WIB
Kel.
IKAN
TL (cm)
W (gr)
SEX
Wg (gr)
TKG
GSI (%)
GI
8
1
16
63,99
1
0,05
II
0,0781
122,07
2
13
37,24
1
0,0275
I
0,073
126,08
3
11
23,77
1
0,014
I
0,0589
105,18
9
1
15,5
58,68
1
0,1805
II
0,31
0,48
2
12,5
38,29
1
0,1432
II
0,37
0,73
3
11,5
24,92
1
0,1890
I
0,76
1,24
10
1
17,5
71,66
1
0,137
II
0,19
255,62
2
16
52,5
1
0,025
II
0,04
61,03
3
14
40,03
1
0,051
I
0,12
185,86
11
1
14,5
40,48
1
0,0243
I
0,24
353,5
2
16
65,81
1
0,119
I
0,18
290,5
3
18
86,13
1
0,1307
II
0,16
237,8
12
1
16,5
57,15
1
0,0361
II
0,063167
80,30
2
14
41,63
1
0,0459
II
0,110257
167,27
3
13,5
31,25
1
0,0138
II
0,043782
56,99


Keterangan
Jenis kelamin  : (0) tidak terdeteksi, (1) jantan, (2) betina
TKG                : disesuaikan Tingkat Kematangan Gonad menutu Kesteven








LAMPIRAN 2
-          Morfologi dan atatomi gonad jantan ( Testis )
GAMBAR FOTO
GAMBAR LITERATUR

-          Morfologi dan atatomi gonad betina ( ovarium )

GAMBAR FOTO





GAMBAR LITERATUR





Morfologi dan Anatomi Ikan

Gambar
Keterangan


      2                                               1 




3

5
              4                      6
1. sirip caudal
2. mata
3. mulut
4. sirip pectoral
5. sirip anal
6. sirip ventral

Gambar Literatur

nila
http://www.bloggaul.com/meitanisyah/pic/meitanisyah_4112009112511AM_Fish-Anatomy.jpg






LAMPIRAN 3
-          Gambar Gonad Ikan Hermaphrodit


Figure 3
 









LAMPIRAN 4

Perhitungan Tingkat Kematangan Gonad
-          Ikan Nila I
-          Ikan Nila II
-          Ikan Nila III

1 komentar: