1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan gonad merupakan bagian dari reproduksi ikan
sebelum terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan gonad pada ikan betina sebesar
10 - 25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5 – 10%. dalam biologi
perikanan pencatatan perubahan atau tahap - tahap kematangan gonad diperlukan
untuk mengetahui perbandingan ikan - ikan yang melakukan reproduksi atau tidak.
Dari pengetahuan tingkat kematangan gonad (TKG) akan didapatkan informasi,
kapan satu jenis ikan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Tiap - tiap
spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak sama
ukuranya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya, apalagi spesies tersebut
tersebar pada lintang yang perbedaanya lebih dari 5 derajat (Asep, 2010).
Menurut Uma (2009), pematangan
kematangan gonad dilakukan dengan kedua cara. Yang pertama cara histologi
dilakukan di laboratorium. Yang kedua cara pengamatan morfologi yang dapat
dilakukan di laboratorium dan dapat pula dilakukan di lapangan. dari penelitian
secara histologi akan diketahui anatomi perkembangan gonad tadi lebih jelas dan
mendetail, sedangkan hasil pengamatan secara morfologi tidak akan sedetail cara
histologi, namun cara morfologi ini banyak dilakukan para peneliti. Dasar yang dipakai
untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk,
ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan gonad ikan betina lebih banyak
diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang
terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma yang terdapat di
dalam testes.
Tingkat kematangan gonad ialah tahap tertentu
perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah. Tingkat kematangan
gonad tertinggi akan didapatkan pada saat pemijahan akan tiba. Tingkat
kematangan gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu indeks
kematangan gonad atau disebut juda indeks gonad somatik (Elvyra, 2004).
1.2. Maksud
dan Tujuan
Maksud
dari praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan gonad adalah untuk
mengetahui secara makroskopis organ reproduksi secara internal, mengetahui cara
identifikasi organ seks primer dari ikan, baik bentuk dan perkembangan gonad
serta mengetahui gambaran dan anatomi organ seksualitas pada ikan.
Tujuan
dari praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan gonad adalh agar
praktikan mampu mendemonstrasikan secara makroskopis organ reproduksi ikan dan
mampu mengidentifikasi organ seks primer dan mampu menentukan tingakat
kematangan gonad.
1.3. Waktu
dan Tempat
Praktikum
Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan
Gonad dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 08 April 2010 pukul 08.00 - 11.00
WIB di laboratorium Ilmu – Ilmu Perairan (IIP), Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila
Menurut
Sucipto dan Prihartanto (2005) dalam Kusrini et al., (2007), klasifikasi dari ikan Nila adalah sebagai berikut :
Filum
:
Chordata
Sub filum :
Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas :
Teleostei
Ordo : Perchomorpri
Sub ordo :
Perchoidae Gambar Ikan Nila (Google images, 2010)
Famili : Chiclidae
Genus : Orecromis
Spesies : Orechromis
sp.
2.2. Tahap
dan Gambar Perkembangan Gonad
Menurut
Joomla Praise (2010), perkembangan gonad adalah proses perkembangan telur dalam
gonad dan organ lainnya adalah gonad. Pada proses itu mengasilkan perubahan
telur, mulai dari bentuk, ukuran dan warnanya. Mikolsky (1969) dalam Fajar
(1999), ada enam tahapan perkembangan gonad ikan. Keenam tahapan itu
diistilahkan pada tingkat, yaitu :
Tingkat 1
: yaitu tahap muda atau disebut juga
immature. Pada tahap itu individu - individu
muda belum mempunyai keinginan untuk bereproduksi, gonad berukuran sangat
kecil.
Tingkat 2 : yaitu tahap istirahat atau disebut pula resting stage. Pada tahap ini produk
seksual belum mulai berkembang. Gonad masih belum berubah, telur belum dapat dilihat atau
dibedakan dengan mata telanjang.
Tingkat 3 : yaitu tahap proses pemasakan atau maturation. Pada tahap ini, telur - telur
sudah dapat dibedakan dengan kasat mata. selain itu, masa pertumbuhan dan
pertambahan berat gonad berjalan dengan cepat. Testis berubah dari warna transparan menjadi pucat.
Tingkat 4 : yaitu tahap masak atau maturity.
Pada tahap ini produk seksual sudah masak dan gonad mencapai berat
maksimum. meskipun begitu produk seksual tidak bisa keluar bila ditekan atau
diurut.
Tingkat 5 : yaitu tahap reproduksi atau reproduction. Pada tahap ini produk seksual yang memang sudah
matang akan keluar dengan ditekan secara perlahan. Berat gonad turun
dengan cepat dari awal pemijahan sampai selesai.
Tingkat 6 : yaitu kondisi salin atau spent condition. Pada tahap ini
produk seksual telah keluar. LUbang seksual berubah menjadi kemerahan
dan gonad telah mengempis. Selain itu, ovum dalam gonad tinggal telur sisa dan
testis berisi sperma sisa.
2.3. Tingkat
Kematangan Gonad
2.3.1. Menurut
Kestevan
Tingkat
kematangan gonad menurut Kesteven (Begenal dan Broam, 1968) dalam Uma (2009) :
1. Dara
Organ seksual
sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung. Testis dan ovarioum
transparan, tidak berwarna sampai abu - abu. Telur tidak terlihat dengan mata
biasa.
2. Dara Berkembang
Testis dan
ovarium jernih, abu - abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari
panjang rongag bawah. Telur
satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.
3. Perkembangan I
Testis dan
ovarium bentuknya bulat telur, kemerah-merahan dengan pembuluh darah kapiler.
Mengisi kira - kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat oleh
mata seperti serbuk putih.
4. Perkembangan II
Testis putih
kemerah - merahan. Tak ada pati jantan atau sperma kalau ditekan perutnya. Ovarium
berwarna kemerah - merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur.
Ovarium mengisi kira-kira
dua pertiga ruang bawah.
5. Bunting
Organ seksual
mengisi ruang bawah. Testis berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan
perutnya. Telur bentuknya
Bulat, beberapa ada yang jernih dan masak.
6. Mijah
Telur dan sperma
keluar dengan sedikit tekanan diperut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan
beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal di dalam ovarium.
7. Mijah / Salin
Gonad belum
kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur.
8. Salin / Spent
Testes dan
ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan
dihisap kembali.
9. Pulih Salin
Testes dan
ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.
2.3.2.
Menurut Takata
Tingkat
kematangan gonad ikan Kuhlia Sandvicensis menurut Tester dan Takata (1953) dalam Asep
(2009) antara lain :
1. Tidak masak.
Gonad sangat kecil seperti benang dan sangat transparan. Penampang gonad pada
ikan jantan pipih dengan warna kelabu. Penampang pada ikan betina bulat dengan
warna kemerah - merahan.
2. Permulaan masak. Gonad mengisi ¼ rongga tubuh.
Warnanya pada ikan jantan kelabu atau putih, bentuknya pipih, sedangkan pada
ikan betina warnanya kemerah-merahan atau kuning dan bentuknya bulat. telur
tidak tampak.
3. Hampir masak.
Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan berwarna putih, dan pada
ikan betina berwarna kuning. bentuk telur tampak melalui dinding ovarium.
4. Masak. Gonad
mengisi ¾ rongga tubuh. Gonad ikan jantan berwarna putih berisi cairan berwarna
putih. Gonad betina berwarna kuning, hamper bening atau bening. Telur dapat
terlihat. Kadang - kadang dengan tekanan halus pada perutnya ada yang memnonjol
pada lubang pelepasannya.
5. Salin. Hampir
sama dengan tahap kedua dan sukar dibedakan. Gonad jantan berwarna putih
kadang-kadang bintik kecoklatan. Gonad
betina berwarna merah, lembek dan telur tidak tampak.
2.4.
Faktor
yang Mempengaruhi Tingkat Kematangan Gonad
Menurut
Rustidja (2001), faktor yang dapat mempengaruhi fungsi produksi pada spesies
ikan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
meliputi curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan adanya ikan jantan.
Adapun factor internal yaitu tersedianya cukup hormon steroid dan gonadotropin
baik GTHL dan GHZ yang cukup untuk memacu kematangan gonad diikuti ovulasi
serta pemijahan.
Kegiatan
reproduksi pada setiap jenis hewan air berdeda – beda, tergantung konddisi
lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap
tahun. Ikan memiliki variasi luas dalam strategi reproduksi agar keturunannya
mampu bertahan hidup. Ada tiga segi reproduksi yang paling menonjol : 1).
Memijah bila mana energi cukup tersedia. 2). Memijah dalam proses ketersediaan
energi dan 3). Memikah dengan mengorbankan semua fungsi yang lain, jika sesudah
itu individu tersebut mati (Fujaya, 2005).
Menurut
Uma (2009), tiap - tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi
masak dan tidak sama ukuranya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya. Lebih -
lebih pada ikan yang sama spesiesnya itu tersebar pada lintang yang perbedaanya
lebih dari lima derajat maka akan terdapat perbedaan ukuran dan umur ketika
mencapai kematangan gonad untuk pertama kalinya. Jadi faktor utama yang
mempengaruhi kematangan gonad di daerah bermusim empat ialah suhu dan makanan.
Tetapi untuk daerah tropik suhu secara relatif perubahannya tidak besar dan
umunya gonad dapat masuk lebih cepat.
2.5.
Gonado
Somatik Indeks (GSI)
Menurut
Yustina dan Arnestis (2002), pengukuran indeks kematangan gonad dihitung dengan
cara membandingakan berat gonad terhadap berat tubuh ikan dengan rumus :
Dimana : IKG : indeks kemtangan gonad, Bg : Berat gonad
(gram), Bt : Berat tubuh (gram)
Menurut Efendi (1979) dalam
Wahyuningsih dan Barus (2006), untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
gonad, tingkat perkembangn ovarium, secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan
suatu Indeks Kematangan Gonad (IKG) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai
hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan dikalikan 100 persen.
Wg : Berat gonad,
W : Berat tubuh ikan.
Indeks Kematangan
Gonad atau ”Gonad Somatic Indeks”
(GSI) akan semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada
saat terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih beras bila
dibandingkan dengan ikan jantan. Adakalanya IKG dihungkan dengan Tingkat Kematangan
Gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangn gonad,
sehingga akan tampak hubungan antara perkembangan di dalam dengan di luar
gonad. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat tergantng pada macam pola
pemijahannya.
2.6.
Gonado
Indeks
Menurut
Batts (1972) dalam Uma (2009), mengemukakan indeks lain yang dinamakan Gonad
Indeks (GI) yaitu perbandingan antara berat gonad dengan panjang ikan, yang
rumusnya :
Dimana : GI :
Gonad Indeks
W :
Berat gonad segar dalam gram
L :
panjang ikan dalam mm
Harga 10s
merupakan suatu nilai agar nilai GI mendekati harga satu. Apabila tidak
dikalikan dengan faktor tersebut akan didapatkan suatu nilai yang sangat kecil
(beberapa angka dibelakang koma) sehingga apabila nilai tersebut dipakai untuk
membandingkan dengan nilai lainya tidak sepeka dengan menggunakan faktor 10s
tadi.
Menurut
Uma (2009), mengemukakan indeks lain yang dinamakan gonad indeks (GI) yaitu
perbandingan antara berat gonad dengan panjangnya ikan yang rumusnya :
Dimana : GI :
Gonad Indeks, W : Berat Gonad segar dalam gram, L : Panjang ikan dalam mm.
3. METODOLOGI
3.1.
Alat dan
Fungsi
Alat-alat
yang digunankan dalam praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan
Gonad antara lain :
-
Sectio
set : untuk
membedah tubuh ikan Nila.
-
Timbangan Sartorious : untuk menimbang berate gonad, memiliki
ketelitian 10-4 gram.
-
Timbangan Analitik :
untuk menimbang berat tubuh ikan Nila, memiliki ketelitian 10-2.
-
Papan penggaris :
untuk mengukur panjang total ikan Nila.
-
Nampan :
untuk tempat alat dan bahan.
-
Kamera :
untuk mendokumentasikan proses dan hasil praktikum.
-
Aquarium :
sebagai tempat hidup ikan Nila.
-
Seser :
untuk mengambil ikan dan memindahkan
ikan Nila darri aquarium ke nampan.
-
Serbet :
untuk membersihkan atau mengelap alat sebelum digunakan.
3.2.
Bahan dan
Fungsi
Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan
Gonad antara lain :
-
Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) : sebagai bahan yang
diamati tingkat kematangan gonadnya.
-
Tissue :
untuk mengeringkan alat-alt yang telaj dicuci.
-
Kertas Saring :
sebagi alas untuk penimbangan gonad.
-
Air :
digunakan untuk mencuci alat-alat yang telah digunakn dan sebagai media idup
ikan Nila.
3.3.
Skema
Kerja
4. PEMBAHASAN
4.1.
Analisa
Prosedur
Pada
praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan Gonad, langkah pertama
yaitu menyiapkan alat dan bahan. Kemudian diambil ikan nila dari aquarium
sebanyak 3 ekor dengan menggunakan seser. Diambil tiga ekor ikan Nila dengan
ukuran yang berbeda digunakan untuk perbandingan tingkat kematangan gonad
antara ikan satu dengan lainnya. Selanjutnya ikan nila ditusuk medulla
oblongatanya agar ikan nila cepat mati. Ditusuk di medula oblongatanya, karena
tempat ini merupakan pusat sistem syaraf ikan nila. Kemudian ditimbang berat
tubuh ikan nila dengan menggunakan timbangan analitik yang mempunyai ketelitian
0,01 gram. Hasil dari penimbangan berat tubuh ikan nila ini digunakan sebagai
nilai Wt. Lalu diukur panjang total dari ikan nila dengan menggunakan papan
penggaris. hasil dari pengukuran panjang total ini digunakan sebagai nilai TL. Setelah
selesai ditimbang dan diukur panjangnya, ikan nila dibedah dengan menggunakan sectio set. Pembedahan mulai dari lubang
anus, kemudian vertikal ke atas mengikuti garis tulang punggung, vertikal ke
bawah melewati operkulum. Cara pembedahan ini bertujuan mempertahankan letak
dan tidak merusak gonad. Kemudian diamati, digambar dan difoto anatomi organ
dalam dan letak gonadnya. Kemudian diambil gonadnya, dipotong salurannya dan
diamati tingkat kematangan gonadnya menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968).
Setelah ditentukan tingakt kematangan gonadnya difoto dan digambar. Setelah
selesai digambar, ditimbang berat gonad dengan menggunakan timbangan
Sartorious, yang memiliki ketelitian sampai 0,0001 gram. Hasil dari penimbangan
gonad ikan Nila ini digunakan sebagai nilai Wg. Kemudian dihitung nilai GI dan
GSI dengan menggunakan rumus:
Menurut
Effendi (1979) dalam Wahyuningsih dan Barus (2006), untuk mengetahui perubahan
yang terjadi pada gonad, tingkat kematangan ovarium, secara kuantitatif dapat
dinyatakan dengan Indeks Kematangan Gonad (IKG) yaitu suatu nilai dalam persen
sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan dikalikan dengan
100 persen. IKG = Wg/W x 100%. Sedangkan menurut Effendi (2002), perbandingan
antara berat gonad segar (gram) dengan panjang ikan (mm) dan menamakan indeks
yang didapat ”Gonado Indeks” (GI)
dengan perumusan GI = Wg/L3 x 108 .
Setelah
selesai pengamatan dan perhitungan, semua data dimasukkan kedalam form. Dan
alat - alat yang telah digunakan dicuci dan dikembalikan ke tempat semula,
sedangkan bahan yang sudah tidak dipergunakan kembali dibuang.
4.2.
Analisa
Data
4.2.1. Analisa TKG
Dari
hasil pengamatan dan perhitungan tingkat kematangan gonad didapatkan hasil
untuk masing-masing tingkat kematangan gonad. Tingkat kematangan gonad menurut
Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968), yaitu Dara, Dara berkembang, Perkembangan
I, Perkembangan II, Bunting, Mijah, Mijah/salin, Salin, dan Pulih salin. dan
tiap-tiap tingakt memiliki ciri - ciri khusus. setelah dilakukan pembedahan
pada ikan nila, dapat diketahui tingkat kematangan gonadnya.
Pada ikan
nila I diketahui jenis kelaminnya jantan, dengan berat badan 63,99 gram dan berat
gonad 0,06 gram. Memiliki tingkat kematangan gonad tingkat II yaitu dara
berkembang, dengan ciri - ciri testis dan ovarium jernih, abu - abu merah,
panjang gonad setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah.
Pada ikan
nila II diketahui jenis kelaminnya jantan, dengan berat badan 37,24 gram dengan
berat gonad 0,0272 gram. memiliki tingkat kematangan gonad tingkat I yaitu
Dara, dengan organ seksual sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung. Testes
dan ovariumnya transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu-abu.
Pada ikan
nila III diketahui jenis kelaminnya betina, dengan berat gonad 0,014 gram dan
berat badan 23,77 gram. Memiliki tingkat kematangan gonad tingkat I yaitu Dara,
dengan organ seksual sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung. Testes
dan ovariumnya transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu - abu.
Dari data
yang didapat, dapat diketahui tingkat kematangan gonad berbanding lurus dengan
berat gonad. Semakin tinggi kematangan gonad maka berat gonad semakin besar.
4.2.2. Analisa GSI
Analisa Gonado Somatik Index (GSI) menurut
Saigal (1967) dan Dennison dan Bulkley (1972) dalam Effendi (2002), digunakan
sebagai salah satu pengukuran aktivitas gonad, GSI dinyatakan dengan rumus :
Dari
perhitungan tingkat kematangan gonad didapatkan nilai GSI pada ikan nila I
yaitu sebesar 0,0781%, pada ikan nila II yaitu sebesar 0,073% dan pada ikan
nila III yaitu sebesar 0,0589%.
Prinsip
perhitung GSI yaitu dengan mengukur tingkat kematangan gonad berdasarkan berat
gonad dan berat tubuh ikan tersebut.
4.2.3. Analisa GI
Analisa Gonado Index (GI), menurut Batts (1972)
dalam Effendi (1992), merupakan perbandingan antara berat gonad segar (gram)
dengan panjang ikan (mm). Dengan perhitungan GI akan diketahui hubungan gonad
yang sudah matang dengan panjang tubuh ikan, seningga akan diketahui ikan yang
dipakai sebagai induk. GI dinyatakan dengan rumus :
Dari perhitungan
tingkat kematangan gonad didapatkan nilai GI pada ikan nila I yaitu sebesar
122,07 dengan berta tubuh 63,99 gram dan total panjang tubuh 16 cm, pada ikan
nila II yaitu sebesar 126,08 dengan berat tubuh 37,24 gram dan total panjang
tubuh 13 cm dan pada ikan nila III didapatkan nilai GI sebesar 105,18 dengang
panjang tubuh 11 cm dan berat tubuh 23,77 gram.
Dari
hasil perhitungan GI tersebut, daapt disimpulkan bahwa gonado indeks berhubungan dengan berat dan panjang tubuh. dan
hunbungan antara Gonado Indeks dengan
berat adalah berbanding lurus. semakin besar berat gomad ikan, semakin besar
pula nilai Gonado Indeks (GI).
4.3.
Mantaaf
di Bidang Perikanan
Manfaat
praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan Gonad pada program studi
teknologi industri hasil perikanan yaitu dengan mengetahui fase perkembangan
gonad, maka dalam pengolahan ikan akan lebih berhati - hati karena gonad dari
ikan memiliki kandungan protein yang tinggi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari
hasil praktikum biologi perikanan tentang tingkat kematangan gonad dapat
disimpulkan bahwa :
-
Tingkat kematangan gonad ada enam tahapan yaitu tahapan I
adalah tahapan muda immature, tahap 2
yaitu tahap istirahat (resting stage),
tahap 3 yaitu tahap proses pemasakan (meturation),
tahap 4 yaitu tahap masak (maturity),
tahap 5 yaitu tahap reproduksi dan tahap 6 yaitu kondisi salin.
-
Faktor yang mempengaruhi tingkat kematangan gonad ada dua
yaitu faktor eksternal (curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan adanya
ikan jantan) dan faktor internal (tersedianya hormon steroid dan gonodotropin).
-
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad,
tingkat perkembangan ovarium secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan :
-
Untuk mengetahui perbandingan antara berat gonad dengan
panjang ikan dapat dinyatakan dengan :
-
Dari hasil pengamatan diperoleh nilai GSI yaitu pada ikan
Nila I yaitu sebesar 0,0781%, pada ikan Nila II yaitu sebesar 0,073% dan pada
ikan Nila III yaitu sebesar 0,0589%.
-
Dari hasil pengamatan diperoleh nilai GI yaitu pada
ikan nila I sebesar 122,07, pada ikan
Nila II yaitu sebesar 126,08 dan pada ikan Nila III yaitu sebesar 105,18.
5.2.
Saran
Dari praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan Gonad
diharapkan asisten dalam menjelaskan materi lebih jelas dan diharapkan untuk
praktikan saat praktikum berjalan hendaknya melaksanakn praktikum lebih teliti
dan hati-hait agar hasil praktikum lebih valid.
DAFTAR
PUSTAKA
Asep, 2009. Tahap-Tahap
Kematangan Gonad. http://asep_budidaya_perairan.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 10 April 2010, pukul 10.00 WIB.
Effendi, M, 2002. Biologi
Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Elvyra, Roza, 2004. Aspek
Habitat, Makanan dan Reproduksi Ikan Lais. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fujaya, Y, 2004. Fisiologi
Ikan. Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Rineka Cipta. Jakarta
Kusrini, Eni, Nurul Hanum Kharisma, Adi Sucipto, Marlina
Ahmad, 2007. Anatomi Organ Pencernaan
Ikan Nila Merah Oreochromis sp.
ITB. Bogor.
Rustidja, 2000. Penggunaan
Sinar Laser untuk Mempercepat Kematangan Gonad Ikan Nila. Universitas
Brawijaya. Malang.
Uma, La Ode, 2009. Tingkat
Kematangan Gonad. http://mewordpress.com.
Diakases pada tanggal 10 april 2010, pukul 10.00 WIB.
Wahyuningsih, Hesti dan Dr. Ing Ternala Alexander Barus.
2006. Buku Ajar Ikhtiologi.
Universitas Sumatera Utara.
Yustina, Arnentis dan Darmawati, 2002. Daya Tetas dan Laju Pertumbuhan Larva Ikan
Hias Betta splendens di Habitat
Buatan. Jurnal Natur Indonesia 5 (2).
LAMPIRAN 1
Data Tingkat Kematangan Gonad
Spesies : Ikan Nila
(Oreochromis niloticus)
Tgl/jam : 8 April 2010 /
08.00 WIB
Kel.
|
IKAN
|
TL
(cm)
|
W
(gr)
|
SEX
|
Wg
(gr)
|
TKG
|
GSI
(%)
|
GI
|
8
|
1
|
16
|
63,99
|
1
|
0,05
|
II
|
0,0781
|
122,07
|
2
|
13
|
37,24
|
1
|
0,0275
|
I
|
0,073
|
126,08
|
|
3
|
11
|
23,77
|
1
|
0,014
|
I
|
0,0589
|
105,18
|
|
9
|
1
|
15,5
|
58,68
|
1
|
0,1805
|
II
|
0,31
|
0,48
|
2
|
12,5
|
38,29
|
1
|
0,1432
|
II
|
0,37
|
0,73
|
|
3
|
11,5
|
24,92
|
1
|
0,1890
|
I
|
0,76
|
1,24
|
|
10
|
1
|
17,5
|
71,66
|
1
|
0,137
|
II
|
0,19
|
255,62
|
2
|
16
|
52,5
|
1
|
0,025
|
II
|
0,04
|
61,03
|
|
3
|
14
|
40,03
|
1
|
0,051
|
I
|
0,12
|
185,86
|
|
11
|
1
|
14,5
|
40,48
|
1
|
0,0243
|
I
|
0,24
|
353,5
|
2
|
16
|
65,81
|
1
|
0,119
|
I
|
0,18
|
290,5
|
|
3
|
18
|
86,13
|
1
|
0,1307
|
II
|
0,16
|
237,8
|
|
12
|
1
|
16,5
|
57,15
|
1
|
0,0361
|
II
|
0,063167
|
80,30
|
2
|
14
|
41,63
|
1
|
0,0459
|
II
|
0,110257
|
167,27
|
|
3
|
13,5
|
31,25
|
1
|
0,0138
|
II
|
0,043782
|
56,99
|
Keterangan
Jenis kelamin : (0) tidak terdeteksi, (1) jantan, (2) betina
TKG : disesuaikan Tingkat Kematangan
Gonad menutu Kesteven
LAMPIRAN 2
-
Morfologi
dan atatomi gonad jantan ( Testis )
GAMBAR
FOTO
|
|
GAMBAR
LITERATUR
|
|
-
Morfologi
dan atatomi gonad betina ( ovarium )
GAMBAR FOTO
|
||||||
|
||||||
GAMBAR LITERATUR
|
||||||
|
||||||
Morfologi
dan Anatomi Ikan
|
||||||
Gambar
|
Keterangan
|
|||||
2
1
3
5
4 6
|
1. sirip
caudal
2. mata
3. mulut
4. sirip
pectoral
5. sirip
anal
6. sirip
ventral
|
|||||
Gambar
Literatur
|
||||||
|
|
|||||
LAMPIRAN 3
-
Gambar Gonad Ikan Hermaphrodit
LAMPIRAN 4
Perhitungan Tingkat Kematangan Gonad
-
Ikan Nila
I
-
Ikan Nila
II
-
Ikan Nila
III
saran : sebaiknya dilengkapi dengan daftar pustaka
BalasHapus