LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN MODERN
“COOKIES IKAN TENGGIRI”
Kelompok 8:
Achmad Fathony (105080301111043)
Arinda Shinta SP (105080313111028)
Djeri Ruly (0910833014)
Duto Prakoso (0910830094)
Dwi Yuli Pujiastuti (105080301111022)
Farita Irmayan Susanti (0910830097)
Gabriel Castor A.P.A (0910830098)
Ita Dyah (0910833024)
Khairur Rozi (0910830044)
Maretty Twentyna D. (0910830039)
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Wilayah
Indonesia yang didominasi oleh perairan laut yang luas merupakan bukti akan
kayanya potensi laut Indonesia yang tidak hanya kaya rasa, tetapi juga sarat
senyawa gizi dan non-gizi yang mampu meningkatkan kinerja proses metabolisme
tubuh atau memperlambat proses deteriorasi organ-organ tubuh (dikenal sebagai
pangan fungsional). Maka sudah sewajarnya apabila produk-produk pangan kita
banyak disuguhi dengan berbagai macam hasil olahan laut.
Ikan merupakan salah satu sumber
protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya
murah. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengolahan
ikan perlu diketahui oleh masyarakat. Untuk mendaptakan hasil olahan yang
bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengolahan, seperti
: menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih
segar, serta garam yang bersih. Manfaat mengkonsumsi ikan sudah banyak
diketahui orang karena ikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang
memberikan efek awet muda dan harapan untuk hidup lebih tinggi dari negara yang
lain. Pengolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang
mengkonsumsi ikan lebih banyak (Margono et
al., 1993).
Pengolahan
ikan ini dilakukan untuk memperbaiki cita rasa dan meningkatkan daya tahan ikan
mentah serta memaksimumkan manfaat hasil tangkapan maupun hasil budidaya.
Pengolahan ikan meliputi cara memilih ikan segar, perlakuan pada ikan, dan cara
menghambat kebusukan (Nuraini, 2008).
Kegiatan
pengolahan hasil perikanan merupakan aktivitas penting dalam kegiatan bisnis
perikanan. Di samping untuk memanfaatkan ikan yang tidak laku dijual dalam
bentuk ikan segar atau ikan yang kurang digemari masyarakat, kegiatan
pengolahan juga berperan dalam diversifikasi produk olahan ikan. Dengan adanya
diversifikasi produk olahan, memungkinkan adanya pengembangan produk baru yang
lebih diminati masyarakat, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk
olahan ikan terebut. Selama ini kegiatan pengolahan hasil perikanan pada
umumnya dilakukan oleh perempuan pengolah ikan dengan berbekal keterampilan
seadanya (Yuliana dan Idha, 2010).
Salah
satu produk olahan ikan tengiri adalah
cookies ikan tengiri
. Cookies
merupakan kue kering yang
di setiap negara
mempunyai nama yang berbeda. Perancis sebagai tempat asal pertama kali
kue kering dikenal, menyebutnya biscuit, bis=dua, cuit=memasak, artinya kue
yang dimasak dua kali supaya kering, renyah dan tahan lama. Istilah yang sama
juga digunakan di Inggris. Orang Amerika menyebutnya cookies, orang Belanda
menyebutnya koekje artinya kue kecil. Apapun namanya dan bagaimanapun
bentuknya, pada prinsipnya kue kering adalah kue yang berbentuk kecil untuk 1
atau 2 suapan, dipanggang dalam oven dan tahan lama. Umumnya kue kering renyah
dan kering.
Pembuatan
cookies ikan tenggiri menjadi
alternative pengolahan hasil perikanan dalam
rangka penganekaragaman produk perikanan. Ikan tenggiri hasil laut yang sangat potensial untuk
dijadikan bahan makanan atau bahan tambahan pada bahan pangan. Ikan tenggiri memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi
diantaranya memiliki kandungan karbohidrat, serat, protein dan yodium yang
sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Teknologi proses pengolahan yang berkembang pesat
menghasilkan tingginya keragaman jenis produk, disamping terjaganya kondisi
fungsi sebagai bahan pangan fungsional. Tingginya keanekaragaman produk ini
menyajikan alternative pilihan makanan yang sekarang ini banyak digemari oleh
masyarakat.
1.2
Maksud dan Tujuan
Maksud
dari praktikum Teknologi Hasil Perikanan Modern adalah agar praktikan memahami
cara pembuatan produk olahan dari ikan tenggiri (diversifikasi produk) yaitu
cookies ikan tenggiri dan mampu melakukan uji organoleptik dan cara
perhitungannya..
Tujuan dari praktikum Teknologi
Hasil Perikanan Modern adalah agar praktikan dapat mempraktekkan proses
pembuatan produk olahan dari ikan tenggiri (diversifikasi produk) yaitu cookies
ikan tenggiri dan mampu melakukan uji organoleptik secara cermat dan dan mampu
melakukan perhitungannya.
1.3
Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi
Hasil Perikanan Modern
dilaksanakan pada har Kamis,
20 Oktober 2011 pada pukul 13.00 – 17.00 WIB yang bertempat di
Laboratorium Reproduksi, Fakultas
Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cookies / Kue Kering
/ Biscuit /Koekje
Cookies atau kue keriing sudah lama kita kenal. Dalam setiap kesempatan
kue kering bisa menjadi suguhan yang menarik, bisa disajikan kapan saja, dimana
saja dan untuk siapa saja. Disetiap negara, kue kering mempunyai nama yang
berbeda. Perancis sebagai tempat asal pertama kali kue kering dikenal,
menyebutnya biscuit, bis=dua, cuit=memasak, artinya kue yang dimasak dua kali
supaya kering, renyah dan tahan lama. Istilah yang sama juga digunakan di
Inggris. Orang Amerika menyebutnya cookies, orang Belanda menyebutnya koekje artinya
kue kecil. Apapun namanya dan bagaimanapun bentuknya, pada prinsipnya kue
kering adalah kue yang berbentuk kecil untuk 1 atau 2 suapan, dipanggang dalam
oven dan tahan lama. Umumnya kue kering renyah dan kering. Namun ada juga yang
agak liat karena menggunakan madu sebagai pengganti gula. Ada juga yang tidak
terlalu kering dengan tekstur mirip cake. Kue kering banyak jenisnya dari yang
klasik dan bertahan sepanjang masa, seperti "kaastengels" sampai kue
kering jenis baru dan modern. Cara membuatnya ada yang mudah dan sederhana,
karena membentuknya cukup dengan sendok atau sekup es krim, seperti chocolate
chip. Ada yang adonannya harus disimpan dulu dalam lemari es atau freezer
sampai agak keras agar mudah untuk dipotong- potong (Yorya,2011).
Kue kering tidak
memerlukan bahan yang volumenya dapat mengembang besar (kandungan gluten
tinggi), sehingga dapat memanfaatkan tepung jagung yang hanya mengandung gluten
< 1%. Kue kering merupakan salah satu jenis makanan ringan yang diminati
masyarakat. Konsumsi rata-rata kue kering di Indonesia adalah 0,40
kg/kapita/tahun (Suarni, 2009).
Kue kering adalah kue yang berkadar air rendah, berukuran kecil,
dan manis. Untuk membuat kue kering diperlukan bahan pengikat dan pelembut. Bahan
pengikat yang digunakan adalah tepung, air, dan telur, sedangkan sebagai bahan
pelembut adalah gula, shortening, baking powder, dan
kuning telur. Tepung, telur, dan baking powder merupakan komponen
penting pada kue kering dan mempengaruhi hasil olahan, terutama sifat fisik dan
cita rasa (Matz 1984; Badan Standardisasi Nasional 1993 dalam Suarni, 2009).
Tekstur
yang diinginkan ialah tekstur cookies yang renyah tetapi tidak rapuh
(padat). Cookies keladi dijadikan sebagai standar karena cookies keladi
merupakan produk yang cukup populer di pasaran (terutama Malaysia) baik karena
tekstur maupun cita rasanya, serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi
(Widhi dan Syah, 2008).
Bentuk
dan rasa kue kering sanagt beragam,bergantung pada bahan tambahan yang
digunakan. Untuk membuat kue kering masih diperlukan tepung maizenasebagai
bahan tambahan untuk perekat danmeningkatkan nilai kerenyahan (Suarni,2004).
2.2 Ikan Tenggiri
2.2.1 Klasifikasi Ikan Tenggiri
Menurut
Saanin (1968) klasifikasi ikan tenggiri adalah:
Family : Scombidae
Subfamily : Scomberomourus
Genus : Scomberomorus
Spesies : Scomberomorus
commersani
Menurut
Aquaculture (2011), gambar ikan tenggiri adalah sebagai berikut:
Gambar
1. Ikan Tenggiri
2.2.2 Deskripsi
Salah
satu jenis ikan pelagis yang penting adalah ikan tenggiri (Scomberomorus commersoni) (Astawan et al.,1997). Ikan tenggiri tergolong kedalam famili Scombridae
yang mempunyai bentuk memanjang, daging kulit yang licin, tidak bersisik
kecuali sisik-sisk pada gurat sisi yang kecil-kecil, sirip pungung ada dua,
letaknay berdekatan sekali yang depan disokong oleh jari-jari keras yang lemah
sebanyak 16-17 buah, yang belakang disokomg oleh 3-4 jari-jari keras dan 13-14
jari-jari lunak. Sirip dubur sama besar nya dengan sirip punggung yang
belakang, dan disebelah belakangnya terdapat sirip-sirip tambahan sebanyak 9-10
buah, sama seperti pada sirp punggung. Sirip ekor cagak dua berlekuk dalam
dengan kedua ujung sirip-siripnya yang panjang. Mulut nya lebar, rahang atas
dan rahang bawah begerigi tajam dan kuat, langit-langit bergigi kecil-kecil.
Warna punggungnya kebiru-biruan, pinggiran tubuh dan perut beawarna seperti
perak. Jenis ikan ini tergolong pada ikan yang besar, panjang tubuhnya dapat
sampai 150 cm (Djuhanda, 1981 dalam
Aquaculture, 2011).
Habitat hidup ikan tenggiri adalah
laut merah pantai Timur Afrika, laut daerah India, Malaysia, Indonesia dan
Sekitarnya, selain spesies diatas, ada beberapa spesies ikan tenggiri yang
banyak dijumpai, yaitu S. Buttatum, S. Ineruptum dan S. Croodewiti, ciri-ciri ikan tenggiri yaitu tubuhnya memanjang
tidak bersisik, sirip punggung ada dua dengan letak berdekatan (Djuhanda,
1981).
2.2.3 Kandungan Gizi Ikan Tenggiri
Menurut Sediaoetama (2000), nilai gizi
ikan tenggiri adalah:
Kandungan
|
Jumlah
|
Protein
|
18,5 gram
|
Lemak
|
2,7 gram
|
Air
|
77,4 gram
|
Mineral
|
1,4 gram
|
Tabel 1. Kandungan Gizi Ikan
Tenggiri
2.3
Bahan
Baku
2.3.1 Tepung
Terigu
Tepung
terigu merupakan hasil ekstraksi dari penggilingan gandum (Triticum aesticum) yaitu berupa endosperm halus yang terpisah dari
kulit luar lembaga. Tepung terigu dengan kadar protein tinggi cocok untuk
pembuatan roti, sebaliknya tepung terigu dengan kadar protein rendah (Gaman dan
Sherrington,1994). Menurut Winarno (1997) tepung terigu dapat menentukan
karakteristik rasa, warna, dan tekstur.
Menurut DKP
dan JICA (2008), kandungan gizi tepung terigu adalah :
Kandungan Gizi
|
Kadar
|
Energi
(kkal)
Protein
(gr)
Kadar
asam amino
Lemak
(gr)
UFA
(%)
Kolesterol
(mg)
|
368
8.0
44
1.7
72.2
0
|
Tabel
2. Kandungan Gizi Tepung Terigu
Tepung
terigu adalah suatu jenis tepung yang terbuat dari jenis biji-bijian yaitu
gandum dimana biji-bijian tersebut sampai saat ini masih diimpor dari beberapa
negara seperti Australia, Canada, Amerika. Jenis gandum yang diimpor ada dua
macam, yaitu jenis Soft dan jenis Hard. Dari kedua jenis biji-bijian tersebut
diproses sedemikian rupa pada penggilingan, sehingga didapatkan tepung terigu
yang secara umum dapat dibagi 3 yaitu :
- Tepung jenis hard (kandungan protein 12 % - 14 %)
- Tepung jenis medium (kandungan protein 10,5 % - 11,5 %)
- Tepung jenis soft (kandungan protein 8 % - 9 %)
Ketiga
jenis tepung yang ada dibedakan atas kandungan protein yang dimiliki oleh
tepung terigu, dimana protein disini juga menentukan kandungan gluten yang ada
pada tepung terigu, dan hanya tepung terigu yang memiliki gluten. Kualitas
protein serta gluten ditentukan oleh kualitas jenis gandum yang diimpor serta
varitasnya, akan sangat mempengaruhi kualitas tepung terigu (Widhi dan Syah,
2008).
2.3.2
Gula Pasir
Gula adalah suatu istilah umum yang sering
diartikan bagi setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam
industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa, gula yang diperoleh
dari bit atau tebu (Buckle et.al., 1987).
Gula halus paling baik digunakan untuk membuat
cookies karena tidak menyebabkan kue terlalu besar, ehingga cookies yang
dihasilkan lebih kecil dan padaa.Fungsi gula adalah membuiat rasa manis,
memperbaiki tektur, member warna dan memberi nilai kalori (Marliyati,1992).
Menurut Faridah (2008). Pemakaian gula dalam adonan mempunyai
peranan:
•
Memberi makanan pada ragi selama proses peragian berlangsung.
•
Memberi rasa dan aroma
•
Memberi kemampuan adonan untuk mengembang.
•
Kulit roti menjadi bagus.
•
Mengontrol waktu pembongkaran
2.3.3
Telur
Telur sangat tahan terhadap
kehilangan isi karena ketahanan kerabang terhadap penyusupan zat cair atau
perbanyakan jasad renik. Telur utuh terdiri atas beberapa komponen, yaitu air
66% dan bahan kering 34%. Menurut Yahya dan Sofi (2011), kandungan gizi dari
telur adalah :
Kandungan
|
( % )
|
Protein
|
12
|
Karbohidrat
|
1
|
Lemak
|
10
|
Abu
|
11
|
Tabel
3. Kandungan gizi dari telur
Telur
merupakan salah satu bahan penting untuk dapat membuat kue-kue/roti yang baik.
Pemakaian telur ini kadang-kadang sampai mencapai setengah dari total ongkos
bahan dalam resepnya. Hal ini terjadi sehubungan masih adanya perkiraan bahwa
dengan digunakannya banyak telur dalam adonan, menjadikan hasil produknya
menjadi sangat baik. Telur yang umumnya dipakai oleh para pembuat kue-kue ialah
telur yang segar baik itu telur ayam kampung, ayam ras ataupun bebek. Sekarang
ini dapat dijumpai pula ada telur bentuk bubuk baik itu bubuk kuning telur,
putih telur ataupun campuran dari dua-duanya. Kuning telur mengandung 30% lecithin,
yang merupakan pembentuk emulsi yang sangat berguna. Adonan manis yang
mengandung beberapa telur akan lebih ringan jika diangkat. Dengan campuran
telur di dalam adonan maka crumb (daging roti) memiliki bentuk sel yang
sangat seragam dan tekstur yang halus. Telur yang digunakan dalam pabrik roti
selalu telur ayam. Namun, telur harus disimpan tersendiri dari produk makanan
atau bahan mentah lain supaya tidak terkontaminasi bakteri salmonella
(Faridah,2008).
Telur
adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah
dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya
murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai
lauk, bahan pencampur berbagai makanan,
tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak
12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian
kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta
mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks
(Margono et al., 2010).
2.3.4
Garam
Garam beryodium adalah produk makanan untuk
keperluan konsumsi rumah tangga yang komponen utamanya adalah Natrium Klorida
(NaCl) dengan penambahan Kalium Iodat (KlO3) dan memenuhi Standar
Nasional Indonesia (Mirandati, 2007). Garam dapat berfungsi sebagai penegas rasa dan pengawet
karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk yang bersifat
proteolitik.Na bersifat pemberi rasa dan Cl bersifat toksin (Hadiwiyoto, 1993).
Jumlah garam yang optimum yang diberikan tergantung dari jenis bahan, daya
simpan yang dikehendaki dan cara pengolahannya (Purnomo, 1997).
2.4
Bahan
Tambahan
2.4.1
Baking
Powder
Natrium
karbonat merupakan komoditas kimia yang sekitar 75% produksi dunia adalah abu
sintetis yang dibuat dari Natrium klorida melalui proses Solvay atau proses
yang sejenis, sisanya yang 25% di produksi dari Natrium karbonat alami. Dalam
dunia perdagangan, Natrium karbonat banyak dimanfaatkan untuk industri kaca,
obat-obatan, bahan makanan, water
treatment, deterjen, industri pulp dan kertas, industri tekstil dan lain – lain (Kirk and
Othmer, 1979 dalam Novianto 2009).
2.4.2
Lemon
Lemon merupakan salah satu jenis
jeruk yang cocok untuk ditanam di daerah tropis seperti Indonesia. Lemon
mengandung vitamin C sebesar 53 mg/100 gram, jumlah yang cukup banyak
dibandingkan dengan jeruk jenis lain. Cairan buahnya yang asam sering digunakan
dalam pembuatan berbagai jenis makanan juga obat, dan karena kandungan asam
sitratnya yang tinggi, lemon juga bersifat bakterisida. Besarnya manfaat
vitamin C baik untuk tubuh maupun untuk makanan itu sendiri membuat pentingnya
fortifikasi vitamin tersebut pada keju cottage. Diharapkan dengan fortifikasi
lemon ke dalam keju cottage, maka akan meningkatkan kandungan vitamin C dalam
keju. Asam sitrat dari jeruk nipis dan asam jawa sebagai bahan pengawet telah
lama digunakan, sementara sebagai antioksidan adalah senyawa polifenol yang bersumber
dari biji pinang dan gambir (Sihombing T., 2000; Amos, dkk., 1998 dalam Barus,
2009).
2.4.3
Vanili
Tanaman vanili (Vanilla planifolia
Andrews) merupakan salah satu tanaman rempah yang bernilai ekonomi cukup
tinggi. Polong tanaman ini digunakan untuk
bahan penyegar, penyedap dan pengharum
makanan, gula-gula, ice cream, minuman, bahan obat-obatan. Bentuk produk
yang dijual petani pada
umumnya berbentuk polong
basah, sedangkan yang dijual oleh eksportir ke pasaran
internasional berbentuk polong kering. Di pasaran internasional
vanili Indonesia dikenal
dengan sebutan Java Vanilla Beans (Hadipoentyanti et al.,
2007).
Vanili (Vanilla planifolia Andrews)
merupakan salah satu anggota dari keluarga anggrekan, yang nilai ekonominya
yang relatif tinggi, dan usaha pengembangannya tidak luput dari berbagai
kendala, salah satunya adalah adanya penyakit. Penyakit utama tanaman vanili
adalah busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. vanillae,
terutama di daerah-daerah Indonesia bagian barat. Usaha pembuatan bibit vanili
unggul, yang tahan terhadap penyakit busuk batang telah dirintis (Irawati,
2004).
2.4.4
Kayu Manis
Komponen
utama dari minyak
kulit kayumanis Cinnamomum zeylanicum adalah sinamaldehida, sedangkan komponen
lainnya dalam jumlah
sedikit, tetapi memberikan
karakteristik bau dan
flavor, yaitu eugenol, eugenol
asetat, aldehid, keton, alkohol, ester, dan terpen (Purseglove et al. 1981).
Senyawa sinamaldehida digunakan secara
luas dalam industri
flavor untuk memberikan
bau Cinnamon pada
jenis makanan, minuman,
dan produk farmasi.
Selain itu kandungan
aktif proantosianidin pada
kayumanis juga dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin dengan mengaktivasi reseptor insulin
(Sedona Labs 2001 dalam Puspasari et
al., 2005).
3.
METODOLOGI
3.1
Alat dan Fungsi
Adapun alat-alat yang digunakan untuk
membuat cookies ikan tenggiri antara lain :
·
Ember
/ baskom : sebagai tempat menguleni adonan
·
Loyang : sebagai
tempat adonan yang akan
di oven
·
Sendok
teh : sebagai
alat ukur bahan
·
Sendok
makan : sebagai alat
ukur bahan
·
Timbangan
duduk : untuk menimbang berat tepung
terigu
·
Botol : untuk memipihkan adonan kulit
·
Piring : untuk tempat produk yang telah matang
·
Jam
: untuk mengukur waktu
·
Kompor
:
sebagai alat pemanas
·
Pisau
: untuk memotong bahan
·
Oven : untuk memanggang adonan dengan suhu
170oC selama 20 menit
·
Parutan :
untuk memarut keju
·
Cetakan
kue : untuk
mencetak adonan
3.2
Bahan dan Fungsi
Adapun bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat cookies ikan tenggiri antara lain :
·
2
cup tepung terigu : bahan
dasar adonan
·
1
cup Butter : bahan dasar adonan
·
½
cup gula halus : bahan
dasar adonan (pemanis alami)
·
¼
sendok teh garam : mananbah
cita rasa gurih
·
¼
sendok teh backing- : pengembang
adonan
powder
·
¼
sendok teh vanily : penguat
aroma
·
2
sendok makan gula pasir : sebagai
tekstur karamel
·
Butter : bahan dasar adonan
·
1
sendok tenggiri :
bahan dasar dan menambah aroma
·
1
Buah Lemon :
penghilang amis pada adonan
Topping
·
Kulit
Lemon : penambah cita rasa
·
Kurma :
pemanbah aroma dan cita rasa
3.3 Skema kerja
Gambar 2. Skema Kerja
Pembuatan Cookies IKan Tenggiri
4.
PEMBAHASAN
4.1
Analisa
Prosedur
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan
yang digunakan, adapun alat-alat yang diperlukan adalah ember atau baskom
sebagai tempat menguleni adonan, Loyang sebagai tempat adonan yang akan di
oven, sendok teh sebagai alat ukur bahan, sendok makan sebagai alat ukur bahan,
timbangan duduk untuk menimbang berat tepung terigu, botol untuk memipihkan
adonan kulit, piring untuk tempat produk yang telah matang, jam untuk mengukur
waktu, pisau untuk memotong bahan, oven untuk memanggang adonan dengan suhu 1260
C selama 20 menit, parutan untuk memarut keju, cetakan kue untuk mencetak
adonan.
Sedangkan bahan-bahan yang akan
digunakan untuk praktikum ini dibagi menjadi 2 yaitu bahan utama dan bahan
tambahan, adapun bahan utamanya adalah tepung terigu sebagai bahan dasar
adonan, butter sebagai bahan dasar adonan, gula halus sebagai bahan dasar
adonan (pemanis alami), garam untuk menambah cita rasa gurih, backing powder
untuk pengembang adonan, vanili untuk penguat rasa, gula pasir sebagai tekstur
caramel, ikan tenggiri sebagai bahan dasar dan menambah aroma. Sedangkan bahan
tambahannya adalah kurma sebagai bahan tambahan dalam pembuatan cookies ikan
tenggiri, kulit lemon untuk penambah cita rasa, kayu manis untuk penambah aroma
dan cita rasa.
Setelah semua alat dan bahan selesai
disiapkan, selanjutnya tepung terigu, butter, gula halus, dan daging ikan
tenggiri ditimbang sesuai takaran, setelah itu bahan-bahan tersebut dicampur
menjadi satu. Ditambahkan adonan tersebut dengan garam sebagi penambah cita
rasa, baking powder sebagai pengembang dan vanili sebagai penguat rasa.
Kemudian ditambahkan gula pasir untuk tekstur karamelnya. Kemudian, kesemua
bahan diaduk hingga kalis atau tidak lengket di tangan dengan cara ditambahkan
tepung terigu sedikit demi sedikit ke dalam adonan tersebut. Setelah kalis,
adonan dicetak menurut selera dan diletakkan di atas Loyang yang sudah diolesi
mentega agar tidak lengket saat di dalam oven. Selanjutnya adonan yang telah
diletakkan dalam Loyang dimasukkan oven dengan suhu 1600C selama 20
menit. Kemudian adonan diangkat dari dalam oven dan didinginkan untuk
mendapatkan tekstur yang yang padat dan renyah. Setelah selesai, semua
alat-alat dicuci serta ruangan dibersihkan dan ditata kembali seperti semula.
4.2
Data
Organoleptik
kelompok : 8
kelompok : 8
Nama produk :
Cookies Ikan Tenggiri
No
|
Nama
panelis
|
Aroma
|
Rasa
|
Tekstur
|
Kenampakan
|
Xi
|
|
2
|
1
|
Bayu
|
3
|
1
|
4
|
4
|
3
|
0,35
|
0,123
|
2
|
Etik
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
3
|
Agung
|
3
|
2
|
3
|
4
|
3
|
0,35
|
0,123
|
4
|
Yayah
|
3
|
3
|
2
|
4
|
3
|
0,35
|
0,123
|
5
|
Olive
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
6
|
Devita
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
0,35
|
0,123
|
7
|
Rahyuni
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
8
|
Riris
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
0,65
|
0,423
|
9
|
Renny
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3,25
|
0,1
|
0,01
|
10
|
Elfan
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
11
|
Niken
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3,25
|
0,1
|
0,01
|
12
|
Annisa
|
2
|
3
|
4
|
3
|
3
|
0,35
|
0,123
|
13
|
Selva
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3,25
|
0,1
|
0,01
|
14
|
Ghanies
|
4
|
3
|
4
|
3
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
15
|
Rina
|
4
|
2
|
3
|
4
|
3,25
|
0,1
|
0,01
|
16
|
Putri
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
17
|
Laxmita
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
|
Aming
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
19
|
Ragil
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3,25
|
0,1
|
0,01
|
20
|
Astervina
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
21
|
Iis
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
22
|
Agustian
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
0,35
|
0,123
|
23
|
Rizki
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
24
|
Rohim
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
25
|
Pulung
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3,5
|
0,15
|
0,023
|
Jumlah
|
83
|
76
|
80
|
93
|
83,75
|
5,2
|
1,51
|
Keterangan :
4 = sangat suka
3 = suka
2 = sedikit suka
1 = tidak suka
4.3
Perhitungan
= =
S=
= 1,51
S =
= 1,229
P = (- 1,96 )
= 3,35 – 1,96 = 95%
= 3,35 – 0,482 3,35 + 0,482 =
95%
= 2,868 3,832= 95%
Rerata = = = 3,35 Baik
·
Tingkat
penerimaan produk per parameter dari uji organoleptik
1. Kenampakan
= = 3,72 sangat
suka
2. Tekstur
= = 3,2 suka
3. Aroma
= = 3,32 suka
4.
Rasa
= = 3,04 suka
4.4
Analisa
Hasil
4.4.1 Kenampakan
Dari
penilaian 25 panelis pada parameter kenampakan, didapatkan hasil sebanyak 7
orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang telah
dibuat dan 18 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap
produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat
penerimaan produk terhadap parameter kenampakan dari uji organoleptik diperoleh
sebesar 3,72. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis sangat menyukai kenampakan
dari Cookies Ikan Tenggiri.
4.4.2 Tekstur
Dari penilaian 25 panelis pada parameter tekstur, didapatkan
hasil sebanyak 1 orang panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka
terhadap produk yang telah dibuat, 14 orang panelis memberi nilai 3 yang
berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 9 orang panelis memberi
nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat. Dari hasil
perhitungan regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter tekstur
dari uji organoleptik diperoleh sebesar 3,2. Hal ini menunjukkan bahwa 25
panelis menyukai tekstur dari Cookies Ikan Tenggiri.
4.4.3 Aroma
Dari
penilaian 25 panelis pada parameter aroma, didapatkan hasil sebanyak 1 orang
panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit suka terhadap produk yang telah
dibuat, 15 orang panelis memberi nilai 3 yang berarti suka terhadap produk yang
telah dibuat dan 9 orang panelis memberi nilai 4 yang berarti sangat suka
terhadap produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan regresi pada tingkat
penerimaan produk terhadap parameter aroma dari uji organoleptik diperoleh
sebesar 3,32. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis menyukai aroma dari Cookies
Ikan Tenggiri.
4.4.4 Rasa
Dari penilaian 25 panelis pada parameter rasa, didapatkan
hasil sebanyak 1 orang panelis memberi nilai 1 yang berarti tidak suka terhadap
produk yang telah dibuat, 2 orang panelis memberi nilai 2 yang berarti sedikit
suka terhadap produk yang telah dibuat, 17 orang panelis memberi nilai 3 yang
berarti suka terhadap produk yang telah dibuat dan 5 orang panelis memberi
nilai 4 yang berarti sangat suka terhadap produk yang telah dibuat. Dari hasil perhitungan
regresi pada tingkat penerimaan produk terhadap parameter tekstur dari uji
organoleptik diperoleh sebesar 3,04. Hal ini menunjukkan bahwa 25 panelis
menyukai rasa dari Cookies Ikan Tenggiri.
4.5 Analisa
usaha pembuatan “Cookies ikan Tenggiri” dalam 1x produksi
Asumsinya adalah sebagai berikut :
-
Produksi dilakukan di rumah sendiri
(tanpa biaya sewa)
-
Tenaga kerja dilakukan oleh anggota
keluarga sendiri (tanpa upah tenaga kerja)
-
1 resep dihasilkan 0,5 kg cookies ikan
tenggiri
-
1x produksi dihasilkan 1,5 kg (3 resep) cookies ikan tenggiri
-
1 toples mika beratnya 2,5 ons cookies
ikan tenggiri
-
1x produksi dihasilkan 6 toples cookies
ikan tenggiri
-
1 toples cookies ikan tenggiri dijual
dengan harga Rp 22.500,-
1)
Investasi
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
Harga satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Oven
biasa (3th)
|
1
|
200.0000
|
200.000
|
2
|
Loyang (3th)
|
6
|
3000
|
18.000
|
3
|
Kompor gas
(5th)
|
1
|
325.000
|
325.000
|
4
|
Blender (2th)
|
1
|
250.000
|
250.000
|
5
|
Mixer
(3th)
|
1
|
300.000
|
300.000
|
6
|
Timbangan
duduk (5th)
|
1
|
75.000
|
75.000
|
7
|
Baskom
(5th)
|
1
|
10.000
|
10.000
|
8
|
Sendok teh
(5th)
|
1
|
1.500
|
1.500
|
9
|
Sendok makan
(5th)
|
1
|
1.500
|
1.500
|
10
|
Pisau (3th)
|
1
|
5.000
|
5.000
|
11
|
Parutan (2th)
|
1
|
4.000
|
4.000
|
12
|
Cetakan kue
(5th)
|
2
|
1.500
|
3.000
|
Total biaya
|
1.192.500
|
2)
Biaya
Produksi
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
Harga satuan (Rp)
|
Total (Rp)
|
1
|
Toples
|
3
buah
|
2.500
|
7.500
|
2
|
Telur
|
2
butir
|
1.000
|
2.000
|
3
|
Gula pasir
|
1/2kg
|
5.000
|
5.000
|
4
|
Garam halus
|
1
bungkus
|
1.000
|
1.000
|
5
|
Gula halus
|
1
bungkus
|
5.500
|
5.500
|
6
|
Backing poeder
|
1
botol
|
2.500
|
2.500
|
7
|
Vanili bubuk
|
1
botol
|
2.500
|
2.500
|
8
|
Margarin
|
2
bungkus
|
3.100
|
6.200
|
9
|
Daging Tenggiri
|
3,5
ons
|
20.800
|
20.800
|
11
|
Kurma
|
1
cup
|
8.000
|
8.000
|
12
|
Terigu
|
1
kg
|
8.400
|
8.400
|
13
|
Lemon
|
2
buah
|
2.550
|
5.100
|
Total biaya
|
74.500
|
a. Pendapatan
Pendapatan = Harga cookies/ toples x
total produksi
= Rp 22.500,- x 6 toples/produksi
= Rp 135.000,-
b.
Keuntungan
1x produksi
Keuntungan =
penerimaan – total biaya produksi
= Rp 135.000,- – Rp 74.500,-
= Rp 60.500,-
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil praktikum teknologi hasil
perikanan modern dapat disimpulkan bahwa:
·
Cookies ikan tenggiri merupakan salah satu inovasi produk perikanan
yang dapat dijadikan salah satu peluang usaha yang berkelanjutan.
·
Untuk parameter kenampakan diperoleh
hasil 3,72 yang berarti sebagian besar panelis sangat suka
·
Untuk parameter tekstur diperoleh hasil
3,2 yang berarti sebagian besar panelis menyukai
·
Untuk parameter aroma diperoleh hasil
3,32 yang berarti sebagian besar panelis menyukai
·
Untuk parameter rasa diperoleh hasil
3,04 yang berarti sebagian besar panelis menyukai
·
Dengan biaya produksi sebesar Rp
74.500,- cookies ikan tenggiri dapat
memberikan keuntungan sebesar Rp 60.500,- dalam sekali produksi.
·
Daya awet cookies ikan tenggiri
diperperkirakan mampu memncapai 3 bulan, jika kemasan toples tertutup rapat.
5.2. Saran
Dalam
pembuatan cookies ikan tenggiri ini sebaiknya perlu diperhatikan dalam
perkiraan waktu pengovenan dan tebal cookies agar tidak tidak terjadi
kegosongan karena ketidakseimbangan antara waktu yang terlalu lama dengan tebal
cookies. Serta perlu adanya strategi pemasaran yang tepat apabila produk
ini dijadikan usaha yang berkelanjutan,
karena cookies ikan tenggiri merupakan inovasi baru yang belum dikenal
masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Aquaculture. 2011. Ikan Tenggiri (online), http://
aquaculture.html/literatur-ikan-tenggiri/ diakses pada tanggal 10 Oktober 2011.
Astawan, Made., F.G Winarno., dan Yeni Kusumawaty.
1997. Kajian Mutu Empek-Empek Palembang
dari Ikan Tenggiri ( Scomberomorus commersoni). Buletin Teknologi dan
Industri Pangan Vol VIII No 1. IPB: Bogor.
Barus, Pina. 2009. Pemanfaatan Bahan Pengawet dan Antioksidan Alami Pada Industri Bahan
Makanan. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Buckle, K.A., R.A Edwards., G.H Fletz M, Wootton.
2007. Ilmu Pangan. Universitas
Indonesia Press: Jakarta.
Yahya, Rhitoh dan Sofi Mulya Anggareni. 2011 . kajian Sifat Fisik dan Mikrobiologi Kuning
Telur dengan Penambahan Madu pada Kuning Telur yang berbeda.
Djuhanda. 1981. Tenggiri. LFT Fishing Member. http://www.iftfishing.com/fishing-guide/fishypedia/tenggiri diakses tanggal
10 Oktober 2011.
Gaman, P.M dan K.B Sherrington. 1994. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi,
dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hadipoentyanti, Endang., Agus Ruhnayat., Laba
Udarno. 2007. Teknologi Unggulan Vanili.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor.
Hadiwiyoto, Suwedo. 1993. Teknologi Hasil Perikanan Jilid 1. Liberty: Yogyakarta.
Irawati, Ana Feronika Cindra. 2004. Karakteristis Mikroba Rhizoctania dari
Perakaran Tanaman Vanili Sehat. BPTP Kepulauan Bangka Belitung.
Margono Tri, Detty Suryati, Sri Hartinah. 1993. Dendeng Ikan. Kantor Deputi Menegristek Bidang Penyalahgunaan dan Pemsyarakatan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Marliyati. 1992. Pengaruh Penambahan Gula Pasir Terhadap Kadar Alkohol dan Kadar Vitamin
C pada Pembuatan Sari Buah Belimbing Manis yang difermentasikan.
Mirandati. 2007. Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi dan Stabilitas
Yodioum Garam Konsumsi. Makara., Teknologi. Vol.06. No.01.
Novianto, Dwi S. 2009. Laporan Perancangan Pabrik Natrium Karbonat Dengan Proses Solvay dari
ammonia, Garam, dan Batu Kapur Dengan Kapasitas 200.000 Ton/ TH. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
Nuraini. 2008. Teknik
Pengawetan Ikan Untuk Dikonsumsi dengan Metode Fermentasi Ensiling. ITB.
Bandung.
Purseglove JW., Brown EG., Green CL., Robbins SRL.
1981. Spices. Vol 2 New York: Logman.
Puspasari, Karen., Fenni Rusll., Steijianasari
Mileiva. 2005. Formulasi Campuran Flower
Leather dari Bunga Mawar dengan Ekstrak Rempah-Rempah ( Cengkeh dan Kayu Manis)
sebagai Pangan Fungsional Kaya Antioksidan. Departemen Ilmu dan Teknologi
Pangan. IPB: Bogor.
Saanin N. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Gramedia: Jakarta.
Sediaoetama. 2000. Mempelajari Formulasi Bahan Penyusun dan Masa Simpan Dodol Dengan
Substitusi Rumput Laut. PSNMT: Malang.
Suarni. 2009. Prospek
Pemanfaatan Tepung Jagung Untuk Kue Kering (Cookies). Balai Penelitian
Tanaman Serealia. Jurnal Litbang Pertanian 28(2).
Widhi, Anggita dan Syah Dahrul. 2008. Kajian Formulasi Cookies Ubi Jalar (
Ipomoea batatas L.) dengan Karakteristik Tekstur Menyerupai Cookies Keladi.
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. IPB: Bogor.
Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi Cetakan Kedelapan. Gramedia Pustaka Umum:
Jakarta.
Yorya. 2011. Kue
Kering, Biscuit, Cookies, Koekje (online), http:// www. Yoryacookies.com,
diakses pada tanggal 11 Oktober 2011.
Yuliana dan Idha. 2010. Kajian Sifat Fisik dan Mikrobiologi Kuning Telur dengan Penambahan Madu
pada Kuning Telur yang Berbeda.
LAMPIRAN
ASSISTEN ZONE
BUAT SEMUA ASISTEN SEMANGAT YAACHHH..
Etik Maftuhah
(0810830054)
Klo mb etik jugaa baik,,,suka banget warna ungu bwt mbaak yg satu inii,,, warna ungu warna janda looo mbaak...hhehhehe
Dastiana Ajeng (0810833012)
Mb Dastii makasih
bgt bwt kritik n sarannya Bwt Pizza Cumi Kami mbak…. !^^v
Agung Nur Ardiyanto (0810830039).
Baiiik,,,,, Nyantai,,,….. gak ribet,,
Yayah Soraya (0810830082)
Mb yayah yang manis....Baik lagii,, Semangat terus yaa
mbak d THP !...
M. Risqi Manurung (0910830104)
Suka ketawa sama senyum-senyum sendiri,gak ngerti deh kenapa..but he’s so
kind laah
Olivya Febriyandini
Mb
Olivya ntuu
Orangnyaa ud cantik,,Baik pulaa..smngt teruss yaa mbak !^^v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar