Senin, 25 Juni 2012

Rempeyek Usus Tuna Idaman Banyak Usia di Kalangan Masyarakat Indonesia


RESTU IBU KAMI (Rempeyek Usus Tuna Idaman Banyak Usia di Kalangan Masyarakat Indonesia)


ABSTRAK
Keadaan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini dapat di bilang sedang mengalami masa krisis terutama di sektor perekonomian, dimana hal ini menimbulkan beberapa masalah sosial, seperti pemutusan hubungan pekerjaan dan hal lain yang menyebabkan jumlah pengangguran meningkat pesat, dilain pihak lapangan pekerjaan yang semakin sempit. Peranan ikan tuna yang sejak zaman dahulu sudah dikenal dan tersebar merata di perairan tanah air Indonesia dan juga  telah menjadi komoditas perdagangan yang sangat berperan penting dalam perekonomian nasional. Selain itu, ikan tuna merupakan salah satu ikan penghasil daging yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi dan juga sebagai suplai nutrisi khususnya protein yang berasal dari hewani. Akan tetapi, peranan ikan tuna sebagai aset nasional di negara Indonesia ini masih kurang terkelola dengan baik khususnya dalam pengolahan limbahnya. Limbah dari hasil produksi ikan tuna seperti usus di buang begitu saja. Tentunya hal ini dapat menyebabkan pencemaran bagi lingkungan. Selain itu pengolahan limbah ikan di Indonesia bisa di katakan belum memiliki hasil yang baik dan produktif. Berdasarkan fenomena di atas diperlukan adanya suatu terobosan yang bersifat produktif dan inovatif, sehingga masalah pencemaran limbah khususnya limbah ikan dapat teratas dengan baiki, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat nelayan kecil dapat terangkat dengan adanya lapangan pekerjaan yang menitik beratkan pada pengolahan limbah tuna dari suatu pabrik atau industri untuk membuat produk berdaya jual tinggi yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat nelayan khususnya di Indonesia. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan pemberdayaan dan pengolahan limbah perikanan menjadi komoditas dan nilai ekonomis yang lebih. Sebagai contoh yaitu terdapat suatu bagian pada tubuh ikan tuna yang kurang untuk dikonsumsi yaitu bagian usus. Dari kenyataan inilah, untuk memanfaatkan usus tuna, kita mendapat peluang dan streatment yang berupa inovasi, sehingga dapat meningkatkan nilai jual dari usus tuna, yaitu dengan produk kami yang berupa “rempeyek usus tuna”. Metode pembuatan rempeyek usus tuna yaitu pengadaan alat dan bahan, pembersihan, perendaman dengan daun sirih dan air panas, pencucian ulang, penirisan dan pemotongan, pencampuran bumbu, penggorengan, pengemasan dan pemasaran. Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu menghasilkan produk rempeyek usus tuna yang bermutu tinggi yang dapat bersaing dengan produk olahan lainnya.

Kata kunci: limbah, pengolahan limbah, usus ikan tuna










I           PENDAHULUAN


  1. LATAR BELAKANG MASALAH

Keadaan bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami masa krisis, dimana hal ini menyebabkan beberapa masalah sosial, seperti pemutusan hubungan pekerjaan dan hal lain yang menyebabkan jumlah pengangguran meningkat pesat, dilain pihak lapangan pekerjaan yang semakin sempit. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu usaha yang menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, dengan sentuhan inovasi yang bersifat produktif, diantaranya adalah pengolahan limbah usus ikan tuna. Ikan tuna sejak zaman dahulu dikenal oleh masyarakat luas akan dagingnya yang memiliki protein tinggi di bandingkan dengan unggas, sapi, atau yang lainnya. Selain itu, tuna banyak di gemari oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara untuk dikonsumsi dan sebagai suplai nutrisi khususnya protein yang berasal dari hewan. Akan tetapi, peranan ikan tuna sebagai aset nasional di negara Indonesia kurang dimanfaatkan secara maksimal. Banyak bagian tubuh ikan tuna yang di buang begitu saja, dan akhirnya menjadi limbah. Hal ini sangat di sayangkan, padahal di Jepang usus ikan tuna di buat menjadi produk olahan yang terkenal dan cukup mahal, sehingga di Jepang tidak ada lagi istilah limbah dari sisa pengolahan ikan
tuna (Anonymous,2010).

Berdasarkan fenomena di atas diperlukan adanya suatu terobosan yang bersifat produktif dan inovatif, sehingga dapat mengatasi masalah limbah sekaligus membantu pendapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat nelayan agar dapat mendorong perekonomian bangsa Indonesia. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan pemberdayaan dan pengolahan limbah tuna menjadi komoditas dan nilai ekonomis yang lebih. Sebagai contoh yaitu terdapat suatu bagian pada tubuh tuna yang kurang untuk dikonsumsi yaitu bagian usus.

Dari uraian di atas, maka timbul pertanyaan mengapa usus tuna diprioritaskan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini sangat penting dan bermanfaat karena usus tuna selama ini hanya dimanfaatkan sebagai makanan hewan ternak, jadi pada umumnya usus ikan tuna hanya dibuang sebagai limbah.

 Bagi masyarakat luas, limbah selalu di anggap sebagai sesuatu yang kotor, bau, dan menjijikkan. Limbah yang di hasilkan oleh aktivitas rumah tangga, industri kecil hingga skala besar berdampak buruk pada manusia dan lingkungan sebagai contoh misalnya limbah anorganik dan organik. Limbah organik yang di hasilkan dari suatu produk apabila tidak di tangani secara tepat akan mengakibatkan pencemaran lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Dalam bidang perikanan, khususnya pengolahan limbah ikan tuna, setidaknya harus menjadi suatu paket dalam pengolahan produk dan tidak dapat di tinggalkan begitu saja. Banyaknya limbah dari berbagai aktivitas terutama limbah ikan tuna membuat kami tertarik untuk mendapatkan solusi penyelesaian dari permasalahan tersebut. Sekarang ini memang sudah banyak berbagai metode dalam memanfaatkan limbah organik pada ikan seperti merubahnya sebagai bahan kerajinan, pupuk, maupun pakan ternak namun hingga sekarang masih jarang yang mengolahnya menjadi bahan makanan, terutama jeroan ikan yaitu usus, yang identik dengan bau dan rasanya yang tidak enak. Usus memiliki panjang kira-kira 15 kali panjang badan. Secara umum total seluruh panjang usus kira-kira 15-20 m. Yang biasa dianggap duodenum umumnya pendek saja kira-kira 6 cm dan selebihnya adalah jejuno-ileum. Usus besar panjangnya kira-kira 4-4.5 cm. Usus buntu hanya mencapai 12-20 cm panjangnya dan lebarnya kira-kira 8-10 cm. Perbandingan panjang badan dan usus, 1:4. Semakin panjang saluran pencernaan, semakin baik karkas yang diperoleh. Enzim dalam usus diekskresikan oleh sel-sel dari sukkusentrikus. Enzim-enzim protease (amino peptidase, dipeptidase) dan Karbohidrase (maltase, laktase, sukrose) bekerjanya intraselluler. Kesemua fungsi ini langsung atau tidak langsung ada hubungannya dengan aspek gizi. Mikroorganisme pada saluran pencernaan memiliki kadar tersendiri mulai dari mamalia, aves, reptil, dan ikan. Beberapa jenis bakteri yang umum di jumpai dalam usus yaitu genus Entamoeba yang paling banyak terdapat pada hewan mamalia dan unggas (Levine, 1990). Nutrisi yang terabsorbsi antara lain NA, Nacl, K, dan Cl (Reinecke, 2006). Sedangkan di tinjau dari jenis bakteri yang ada di usus ikan biasanya adalah jenis Vibrio spp yang merupakan epibakteria yang terdapat pada zooplankton dari sedimen citin, cacing Toredo yang merupakan dekompose sellulosa (Nierenberg, 1995). Dari tinjauan literatur yang ada usus merupakan sumber bakteri, namun kandungan yang berada di dalamnya seperti protein, vitamin dan mineral yang berasal dari hasil enzimnya merupakan komponen yang sangat di perlukan dalam tubuh kita. Dari kenyataan inilah, untuk memanfaatkan usus tuna, kita mendapat peluang dan streatment yang berupa inovasi, sehingga dapat meningkatkan nilai jual dari limbah usus tuna, yaitu dengan produk keripik peyek usus tuna yang di yakini dapat bersaing dengan produk olahan lainnya.


B. PERUMUSAN MASALAH
     Limbah organik pada ikan seperti jeroan ikan yaitu usus, memang hampir mustahil untuk dapat di olah menjadi produk makanan. Bentuk dan struktur usus yang nampak menjijikkan menyebabkan masyarakat enggan mengkonsumsinya, selain itu juga dikarenakan usus lebih cepat membusuk dari pada daging atau yang lainnya sehingga merupakan sumber bakteri yang mungkin menjadi patogen. Masalah lainnya yang menjadi kendala pembuatan kripik peyek usus tuna ini adalah bau khasnya masih menyengat sebelum diolah dan masih terasa ketika dikonsumsi. Oleh karena itu usus harus di olah secepat mungkin dan mikroba seperti bakteri patogen harus mati. Usus yang di keluarkan dari dalam tubuh ikan akan langsung terkontaminasi dengan udara di sekitar, memungkinkan bakteri patogen untuk berkembang. Untuk menghambat pertumbuhan bakteri di perlukan bahan pengawet alami atau buatan serta melakukan perendaman dan pengeringan. Bahan pengawet yang tepat akan menghambat laju pertumbuhan bakteri dan memperpanjang jangka waktu selama proses pengolahan. Sedangkan rasa khas usus tuna ini dapat diatasi dengan penambahan tepung bumbu dan cita rasa yang tepat. Yang menjadi permasalahannya, dengan metode penanganan cepat seperti apakah yang dapat di lakukan agar usus dapat bertahan dari pembusukan sekaligus bebas bakteri patogen? dan bagaimanakah agar produk ini terlihat bernilai lebih ekonomis bagi masyarakat?. Rempeyek usus tuna ini belum biasa dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.


C. TUJUAN
      Tujuan dari kegiatan ini tidak lain adalah memanfaatkan limbah ikan khususnya Tuna untuk menambah nilai gunanya dengan mengolahnya menjadi rempeyek usus dengan bentuk persegi ukuran 20 x 10 cm dan dikemas seperti camilan atau snack sehingga bernilai ekonomis di mata masyarakat, dan secara otomatis masalah pencemaran limbah organik saat ini terutama limbah ikan, dapat terselesaikan. Di Indonesia industri rempeyek dengan bahan baku usus ikan Tuna belum ada, sehingga memungkinkan sentra produksi ini nantinya dapat berkembang di masyarakat. Produk ini nantinya akan di perkenalkan secara bertahap kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui bahwa usus ikan Tuna layak untuk di jadikan makanan. Tujuan lainnya yaitu melatih pelaksana dalam mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang memiliki nilai usaha serta menghasilkan produk bernilai tinggi, meningkatkan nilai ekonomis dari usus tuna menjadi produk dengan nilai jual tinggi.



D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
      Sisa limbah hasil produksi, terutama limbah usus ikan Tuna dapat di perbarui menjadi produk yang berdaya jual tinggi dan memiliki nilai ekonomis. Produk rempeyek dari limbah usus ikan Tuna dapat di jadikan sebagai suatu industri kecil hingga menengah dan tidak menutup kemungkinan menjadi sentra produksi yang berskala besar. Dengan mengolah limbah ikan khususnya usus untuk di olah menjadi rempeyek setidaknya dapat membantu para masyarakat ekonomi kebawah, menengah, hingga atas untuk memenuhi asupan gizi, nutrisi, serta memikat rasa kepuasan tersendiri bagi masyarakat ekonomi kelas atas yang ingin mencicipinya. Pengemasan produk yang dilakukan dengan sebaik mungkin dan menciptakan daya tarik yang tinggi, sehingga masyarakat tidak ragu-ragu lagi untuk mengkonsumsi rempeyek usus tuna ini. Produk ini nantinya di harapkan dapat menjadi alternatif jitu dalam menyelesaikan persoalan limbah suatu hasil produk dan menjadi produk yang mempunyai daya tarik untuk masyarakat sekaligus memiliki nilai ekonomis.

E. KEGUNAAN
     Rempeyek dari usus ikan Tuna apabila di lihat dari segi kandungan gizinya mengandung protein, lemak, dan vitamin yang ketiganya sangat di perlukan oleh tubuh. Apabila di lihat dari segi cara mengolahnya serta anggaran dalam proses pengolahan sangatlah mudah, murah, dan dapat di terapkan oleh siapa saja mulai dari rumah tangga, industri kecil hingga besar. Kegunaan bagi masyarakat atau konsumen yaitu rempeyek ini dapat di sajikan sebagai lauk untuk nasi pecel, pengganti kerupuk, atau di buat sebagai cemilan biasa selain dapat merasakan kelezatan dari produk ini, sekaligus dapat mencukupi kebutuhan akan lemak, protein, mineral dan vitamin yang terkandung di dalamnya. Bagi para industri kecil atau menengah biaya dan proses pengolahan tidak memakan waktu lama dan biaya yang banyak. Dengan adanya program mengenai pemanfaatan usus ikan tuna ini, akan timbul beberapa kegunaan baik sekarang maupun waktu yang akan datang, yaitu bagi:
  1. Mahasiswa
    1. Bagi pelaksanaan program, kegiatan ini akan menumbuhkan sikap terus belajar lebih giat lagi guna semakin meningkatkan keprofesionalan berfikir ilmiah yang bersifat kreatif dan rasional melalui ide-ide yang dimiliki.
    2. Selain itu juga, kegiatan ini dapat mengembangkan kemandirian dan semangat kerja tim, karena adanya pembagian tugas untuk mencapai tujuan bersama.
    3. Disamping itu, kegiatan ini akan merangsang mahasiswa lain guna lebih mendalami lagi akan keterampilan yang dimiliki. Hal ini sangat penting karena masih banyak hal-hal baru yang sebenarnya dapat diangkat pada berbagai lintas disiplin ilmu, guna memberikan terhadap proses pembangunan di Indonesia.
  2. Masyarakat
Dengan terungkapnya potensi pada usus ikan tuna, maka keinginan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan usus tuna akan meningkat, karena kegiatan ini akan memberikan cara terbaik dalam pengolahan usus tuna. Dengan demikian akan memunculkan suatu produk yang membawa berbagai dampak positif.
  1. Pemerintah
Dengan adanya program ini dapat memberikan manfaat bagi pihak Dinas Perikanan, sehingga mampu sebagai masukan yang berharga dalam upaya menjaga stabilitas di sub sektor perikanan, khususnya dalam upaya mengurangi dan mengatasi masalah pencemaran limbah ikan tuna. Selain itu, dengan keberadaan rempeyek usus tuna ini dapat memberikan kontribusi bagi pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sehingga dapat dijadikan sebagai masukan untuk dikembangkan oleh pihak Dinas Perindustrian dalam skala besar bahkan menjadi sebuah perusahaan yang memproduksi rempeyek usus tuna. Apabila hal ini sudah terlaksana, maka secara tidak langsung akan memajukan Dinas Perdagangan, khususnya dalam memasarkan produk ini, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
     Kita tahu bahwa saat ini limbah merupakan masalah besar yang harus di hadapi. Limbah dapat menimbulkan berbagai macam polusi pada lingkungan. Salah satunya adalah limbah ikan. Meski hingga saat ini beberapa metode pengolahan limbah banyak di lakukan namun, masih kurang mendapat respon dari masyarakat dan tidak begitu bernilai ekonomis. Mengenai peluang di pasaran dapat di katakan masih berpeluang di karenakan belum adanya industri lain di Indonesia yang mengolah usus ikan untuk bahan konsumsi. Di Jepang khususnya, jeroan ikan seperti usus ikan Tuna di jual mentah, bahkan menggorengnya mengolahnya menjadi bahan makanan yang di campur dengan makanan lain. Hal ini berarti usus ikan seperti Tuna masih dapat di katakan bernilai ekonomis dan layak untuk di konsumsi asalkan pengolahannya benar. Bahan produk yaitu usus yang di peroleh dari sisa pengolahan ikan berukuran besar seperti Tuna yang berasal dari tempat pelelangan ikan maupun industri produk ikan Tuna dan di seleksi terlebih dahulu. Tahap pertama membuat mitra kerja dengan produsen tuna atau industri yang mengolah bahan-bahan dari ikan Tuna. Selanjutnya kita produksi secara kecil-kecilan sambil menunggu respon dari masyarakat apakah produk ini cukup dinilai baik atau tidak. Sistem marketing small size di berlakukan dengan menawarkan produk pada masyarakat secara cuma-cuma dengan sistem sales. Apabila perlu sebagai daya tarik kita akan membuat stand kecil-kecilan dengan mempromosikan produk. Apabila mendapat respon positif dari masyarakat produk ini akan di produksi continue secara bertahap. Proses marketing secara bertahap di lakukan di lingkup sekitar kampus seperti warung-warung kecil, kantin, atau langsung pada konsumen yaitu mahasiswa dengan sistem sales hingga nantinya ke masyarakat luas. Kami juga menganalisis akan biaya operasional per harinya dengan menitik beratkan pada pengeluaran biaya produksi nantinya, perkiraan keuntungan per hari, analisis keuntungan per hari, dan perkiraan penjualan pak dengan berapa gram rempeyek yang kami produksi.

III. METODE PELAKSANAAN
       Tahap-tahap yang kami gunakan agar produk ini awet saat proses pengolahan, layak di konsumsi, dan menambah nilai guna bagi masyarakat yaitu dengan mengolahnya menjadi rempeyek. Selain proses pembuatannya yang mudah, rempeyek di kenal oleh masyarakat luas. Sebelum memulai kegiatan ini kami telah membuat mitra kerja terlebih dahulu dengan industri Bakso Tuna di wilayah Pacitan. Adapun langkah-langkah yang akan kami lakukan untuk proses pembuatannya adalah sebagai berikut:
  1. Memilih usus ikan yang masih segar kira-kira ½ ons, di belah secara melebar menjadi dua bagian dan memotongnya sekitar 1 sampai 2 sentimeter
  2. Merebusnya dengan air mendidih selama 2 menit untuk membunuh bakteri di campur dengan air sirih selama agar mikroba atau bakteri patogen dalam usus mati
  3. Menumbuk halus Ketumbar takaran 1 sendok kecil, Kemiri 5 biji, kunir ukuran 1 sentimeter, dan daun jeruk purut lima lembar
  4. Usus di keluarkan dari rendaman lalu di campur dengan bumbu-bumbu yang sudah di tumbuk tadi
  5. Menambahkan air kira-kira 1 gelas dan garam secukupnya agar bumbu dapat meresap ke dalam usus
  6. Usus beserta bumbu-bumbu tadi di tuangkan ke dalam wadah cetakan persegi ukuran 20 x 10 cm yang sudah berisi Tepung  lalu di aduk secara merata. Bila terlalu encer tepung di tambahkan, bila terlalu kental air di tambahkan
  7. Adonan di goreng


 Dengan membuatnya menjadi rempeyek usus tidak akan terlihat menjijikkan dan buruk lagi, sehingga konsumen dengan nyaman dapat menikmatinya.
      
       Untuk pencapaian tujuan program ini kami merancang tahap-tahapan dalam proses pemasarannya yaitu sebagai berikut:
  1. Produk yang telah jadi akan kami perkenalkan pada lingkup sekitar kampus dengan target mahasiswa sebagai konsumen untuk mendapatkan respon sebelum nantinya di perkenalkan ke masyarakat   luas
  2. Selanjutnya setelah menganalisis tentang prosentase dari hasil penawaran di kampus kami akan melanjutkannya dengan memproduksinya secara besar, continue dan bertahap
  3. Apabila produk di kampus mendapat respon positif, kami akan mencoba untuk menawarkannya ke masyarakat dengan sistem sales secara cuma-cuma
  4. Apabila mendapat respon positif dari masyarakat, kami akan memulai untuk menjual produk ini kira-kira Rp 2.000,00  satu pak dengan isi @  20 buah
  5. Setelah profit hasil penjualan balance atau di atas rata-rata dari biaya produksinya barulah kami mulai memperbanyaknya secara continue dan bertahap
  6. Apabila produk kurang diminati masyarakat kami akan menjualnya pada mahasiswa atau kantin-kantin di sekitar kampus Universitas dengan mengurangi nilai jualnya menjadi Rp 1.700,00 satu pak dengan isi @ 15 buah.














VI. JADWAL KEGIATAN
NO
BULAN KE
KEGIATAN
1
Pertama
Pengumpulan Alat dan Bahan yang akan di persiapkan dalam pembuatan rempeyek usus ikan Tuna hingga prosesi pembuatan rempeyek usus ikan tuna dan bekerja sama atau mitra kerja dengan suatu Industri pengolahan Ikan Tuna di Pacitan
2
Kedua
Proses memperkenalkan produk rempeyek usus ikan Tuna pada obyek mahasiswa atau sekitar kampus dengan sistem sales secara cuma-cuma untuk memperoleh respon. Apabila mendapat respon positif maka produk layak untuk di produksi lebih lanjut dengan memperhitungkan harga awal penjualan produknya
3
Ketiga
Proses pengemasan produk dengan menggunakan kemasan aluminium foil agar produk terlihat lebih menarik dan pembuatan gambar Banner produk untuk memudahkan masyarakat mengenalinya sekaligus menambah daya tarik masyarakat akan produk ini
4
Keempat
Seleksi data dari hasil penjualan awal, apabila laba lebih dari setengah modal awal produksi, dapat di katakan bahwa masyarakat menerima produk ini. Selanjutnya produk yang sudah tertata rapi dan di kemas rapi dengan mencantumkan gambar Banner produk pada kemasannya mulai di pasarkan ke masyarakat dalam dan luar kampus
       Untuk mempermudah dalam proses pemasarannya, kami membuat tabel rancangan jadwal kegiatan sementara, agar memperoleh gambaran dalam proses pemasaran produk ke masyarakat. Berikut jadwal sementara kegiatan:


  Jadwal ini akan di kembangkan lebih lanjut apabila usaha sudah dapat di katakan berhasil.


V. RANCANGAN ALAT DAN BIAYA :
   
      Alat :
  1. Panci                                       1 unit Rp 40.000,00
  2. Wajan                                      1 unit Rp 30.000,00
  3. LPG                                        1 unit Rp 130.000,00
  4. Kompor Gas                            1 unit Rp 120.000,00
  5. Pisau                                        1 unit Rp 5.000,00
  6. Wadah cetakan                       1unit  Rp 3.000,00
  7. Steples                                     1 unit Rp 7.500,00
8.   Telenan                                    1 unit Rp 5.000,00
      9.   Vacuum sealler                        1 unit Rp 1.500.000,00
    10.   Sikat cuci                                1 unit Rp 3.000,00
    11.   Telenan                                   1 unit Rp 5.000,00



Bahan :
  1. Usus dari limbah Industri Tuna di Pacitan     ½ Kg Rp 2.000,00
  2. Daun Sirih                                                       1 bungkus Rp 1.000,00
  3. Daun Jeruk Purut                                            1 bungkus Rp 1.000,00
  4. Kemiri                                                             1 bungkus @ 8 buah Rp 4.000,00
  5. Kunir                                                               1 buah Rp 600,00
  6. Gula                                                                1 ons Rp 1.300,00
  7. Cabe                                                                1 buah Rp 1.000,00
  8. Tepung Beras Rose Brand                              1 buah Rp 4.500,00
  9. Minyak goreng Bimoli                                    1 buah Rp 13.000,00
  10. Garam                                                             1 bungkus Rp 1.500,00
  11. Aluminium foil atau wadah plastik                 30 buah Rp 15.000,00

Lain-lain:
1.Transportasi                                                        PP= Rp 150.000,00
2.Pembuatan X Banner ukuran 3x1                      1 buah Rp100.000,00



V.                HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil studi literatur dan berbagai argumen dari masyarakat sudah dapat di katakan bahwa usus mengandung banyak mikroba patogenik selain itu usus juga mengandung komponen-komponen lain yang di butuhkan tubuh seperti protein, lemak, sedikit karbohidrat, mineral dan vitamin dari asam-asam amino essensial yang lain. Perlu di ketahui juga bahwa suatu mikroba tidak selamanya dapat bertahan dari suhu dan PH tertentu. Dari sumber keterangan masyarakat, usus dapat di bersihkan dengan merendamnya pada air bersuhu tinggi atau mendidih selama 2 menit atau merendamnya dengan air sirih selama 2 menit. Di tinjau dari keterangan beberapa masyarakat, produk usus terutama usus ikan kurang diminati dikarenakan bentuk pengolahannya yang biasa saja dan kurang menarik baik di lihat dari olahannya maupun kemasannya. Di sini kami mulai menanggapi akan argumen dari masyarakat sehingga kami membuat metode bagaimana usus ikan Tuna khususnya dapat di olah menjadi bahan makanan yang murah dan bergizi. Untuk mengolahnya di perlukan teknik sanitasi dan hegiene yaitu membelah usus menjadi 2 bagian dan memotongnya dengan ukuran 1 cm, berikutnya mematikan mikroba pada usus dengan memanaskannya pada air mendidih lalu merendamnya dengan air sirih. Untuk tahap pengolahannya kami membuatnya menjadi rempeyek dengan menambahkan bumbu-bumbu penyedap alami seperti kunyit, kemiri, daun jeruk dan cabai merah besar agar menarik. Dari segi bentuk produk kami mendesainnya dengan ukuran 20x10 cm berbentuk persegi seperti pada keripik tempe. Mengenai kemasan kami menggunakan aluminium foil serta mencantumkan gambar Banner produksi pada kemasannya. Dalam hal ini di harapkan produk usus dapat diminati oleh masyarakat. Selain itu juga kami menganalisis beberapa variabel yang dapat dikontrol dalam proses pembuatan rempeyek usus tuna, yaitu:
1.                  Kualitas usus tuna
Variabel ini sangat penting diketahui untuk menjamin kualitas produk nantinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyortiran antara usus tuna yang baik dan tidak baik. Menurut pengamatan yang kami lakukan usus tuna segar berwarna merah pucat. Sedangkan yang sudah lama berwarna merah kehitaman.
2.                  Proses penggorengan dan pencampuran bumbu
Cara menggoreng dan mencampur bumbu juga menentukan kualitas usus tuna yang tinggi, baik kerenyahannya, tekstur maupun aroma dan rasa. Dalam melakukan aspek produksi, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat meyakinkan konsumen, yaitu:
1.      Melakukan pembersihan yang optimal dan perendaman dengan air panas suhu 85 sampai121 derajad Celcius yang di campur daun sirih untuk menjamin keamanan bagi konsumen
2.      Perlunya kerjasama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang ada di Indonesia dan penulisan label halal pada kemasan, sehingga konsumen tidak khawatir untuk mengkonsumsi produk ini
3.      Memiliki standar yang baku dalam melakukan proses pengolahan dan produksi agar didapat hasil akhir yang seragam baik rasa, warna dan flavor yang dihasilkan
4.      Meminimalisir atau bahkan tidak menggunakan zat aditif.
Adapun perkiraan analisis usaha pembuatan rempeyek usus tuna untuk jangka waktu sementara 1 tahun, yaitu:
            1 Asumsi
            * Jumlah perkiraan produksi setiap bulan kira-kira 800 Kg
            * Setiap 1 Kg usus tuna kira-kira menghasilkan 20 bungkus                                         (kemasan ¼ Kg) rempeyek usus tuna
            * Jadi, 800 Kg usus tuna menghasilkan 16.000 bungkus rempeyek usus tuna
                                               
            2 Investasi
         * Kompor 2 buah @ 120.000 (usia ekonomis 2 tahun)             = Rp.240.000
         * Wajan 2 buah @ 30.000 (usia ekonomis 2 tahun)                  = Rp.60.000
         *Sikat cuci 3 buah @ 3.000 (usia ekonomis ½ tahun)               = Rp.9.000
         *Panci 2 buah @ 40.000 (usia ekonomis 2 tahun )                    = Rp.80.000
         *Pisau 5 buah @ 5.000 (usia ekonomis 1 tahun)                       = Rp.25.000
         *Telenan 3 buah @ 5.000 (usia ekonomis 1 tahun)                   = Rp.15.000
         *Wadah cetakan 4 buah @ 5.000 (usia ekonomis 1 tahun)       = Rp.20.000
         *LPG 2 buah @ 130.000 (usia ekonomis 1 tahun)                    = Rp.260.000
         *Vacuum sealer 2 buah @ 1.500.000 (usia ekonomis 2 tahun) = RP.3.000.000
         * Steples 2 buah @ 7.500 (usia ekonomis 2 tahun)                   = Rp.15.000
                                   
                                                     Jumlah Total                                     = Rp.3.724.000









Biaya Tetap (Fixed Cost)
3.1 Penyusutan Alat per bulan
      1. Penyusutan kompor (Rp.240.000:2:12)                  = Rp.10.000
      2. Penyusutan wajan (Rp.60.000:2:12)                       = Rp.2.500
      3. Penyusutan sikat cuci (Rp.9.000:0,5:12)                = Rp.1.500
      4. Penyusutan panci (Rp.80.000:2:12)                        = Rp.3.333
      5. Penyusutan pisau (Rp.25.000:1:12)                        = Rp.2.083
      6. Penyusutan telenan (Rp.15.000:1:12)                     = Rp.1.250
      7. Penyusutan wadah cetakan (Rp.20.000:1:12)        = Rp.1.666
      8. Penyusutan LPG (Rp.260.000:1:12)                       = Rp.2.166
      9. Penyusutan vacuum sealler (Rp.3.000.000:2:12)    = Rp.1.250.000
    10. Penyusutan staples (Rp.15.000:2:12)                      = Rp.625

                                           Jumlah Total                           = Rp.1.275.123


4 Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)
      1. Usus ikan tuna 800 kg @ 2.000                              = Rp.1.600.000
      2. Tepung beras 300 bungkus @ 4.500                       = Rp.1.350.000
      3. Daun sirih 100 lembar @ 200                                 = Rp.20.000
      4. Daun jeruk 100 lembar@ 300                                 = Rp.300.000
      5. Kemiri 100 bungkus @ 500                                    = Rp.500.000
      6. Gula 400 bungkus @ 1.300                                    = Rp.520.000
      7. Cabe 300 bungkus @ 1.000                                    = Rp.300.000
      8. Minyak goreng @ 400 kg @ 13.000                      = Rp.5.200.000
      9. Garam 400 bungkus @ 1.500                                 = Rp.600.000
    10. Aluminium foil 400 bungkus @ 1.000                   = Rp.400.000
    11. Tenaga kerja 1 orang @ 200.000                            = Rp.200.000

                                           Jumlah Total                          = Rp.10.990.000

5 Analisis Usaha
a. Biaya produksi
      = Biaya Tidak Tetap + Biaya Tetap
      = Rp.10.990.000 + Rp. 1.275.123
      = Rp.12.265.123
b. Hasil usaha
      = Jumlah Produksi x Harga Jual
      = 16.000 bungkus x Rp.1.700
      = Rp.27.200.000
c. Keuntungan
      = Hasil Usaha – Biaya Produksi
      = Rp.27.200.000 – Rp.12.265.123
      = Rp.14.934.877
d. Jangka Waktu Pengembalian Modal
      = (Investasi + Biaya Produksi) : Keuntungan x Lama Produksi
      = Rp.3.724.000 + Rp.12.265.123 : Rp.14.934.877 x 1 Bulan
      = Rp.15.989.123 : Rp.14.934.877 x 1 Bulan
      = 1,07 bulan
Artinya, modal akan kembali setelah produksi selama 1 bulan lebih 7 hari
e. R/C
      = Hasil Usaha : Biaya Produksi
      = Rp.27.200.000 : Rp.12.265.123
      = 2,2
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan penerimaan sebesar 2,2 rupiah
f. Benefit Cost Ratio
      = Keuntungan : Biaya Produksi
      = Rp.14.934.877 : Rp.12.265.123
      = 1,2
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan penerimaan sebesar 1,2 rupiah
g. Break Event Point
      = Biaya Tetap : 1- (Biaya Tidak Tetap : Hasil Usaha)
      = Rp.1.275.123 : 1- (Rp.10.990.000 : Rp.27.200.000)
      = Rp.1.275.123 : 0,59
      = Rp.2.161.225,42
Artinya, usaha pembuatan rempeyek usus tuna ini untung besar, saat dihasilkan pendapatan sebesar Rp.2.161.225,42 dari penjualan setiap satu kali produksi

Standarisasi Proses Produksi
Standarisasi penggunaan bahan dan penyedap rasa serta perhitungan untuk membuat rempeyek usus tuna sebanyak 1 kg adalah:
Usus ikan tuna 1kg                       = Rp.4000
Tepung beras                                  = Rp.4.500                
Daun sirih                                       = Rp.200                               
Daun jeruk                                    = Rp.300                                
Kemiri                                            = Rp.500                   
Gula                                               = Rp.1.300                            
Cabe                                               = Rp.1.000                            
Minyak goreng                              = Rp.13.000               
Garam                                           = Rp.1.500                             
Aluminium foil                              = Rp.1.000

Total                                              = Rp.27.300  
Jadi, total biaya kotor untuk produksi bahan baku 1 kg usus tuna adalah = Rp. 27.300,00.

Uji Coba Pasar dan Pemasaran
      Pendistribusian barang dilakukan dengan menempatkan barang sedekat mungkin dengan konsumen. Secara umum rencananya, produk yang telah dibuat didistribusikan dengan cara langsung ke konsumen (dirrect seeling atau dor to dor), melalui pengecer, sedangkan sistem order mulai sedikit demi sedikit dilakukan. Informasi pasar tentang produk yang telah dibuat dan perkembangannya agar terjual habis perlu adanya promosi. Nantinya, dengan harga yang sekiranya terjangkau oleh masyarakat, produk ini dapat berkembang sangat baik serta tingkat keberhasilan pemasaran termasuk daya beli konsumen semakin meningkat sehingga mampu memperoleh peluang usaha yang menjanjikan.     

Evaluasi
      Evaluasi dilaksanakan setiap akhir kegiatan produksi. Evaluasi tersebut setidaknya sudah ada bayangan kelak apabila produk ini benar-benar di danai oleh DIKTI. Rencananya kami melakukan evaluasi pada fase perbaikan mutu atau hasil akhir produk, peluang pasar dan kinerja tim. Evaluasi akan kami lakukan secara rutin, sehingga berbagai permasalahan dan kekurangan dapat segera terselesaikan secara bersama-sama.       


VI.             KESIMPULAN DAN SARAN
                               
Dari berbagai sumber yang kami dapat melalui studi literatur serta argumen masyarakat kami dapat menyimpulkan inti dari program kami ini yaitu
  1. Usus merupakan salah satu organ dalam yang menyimpan berbagai mikroba dan bakteri
  2. Usus memiliki kandungan gizi berupa protein, lemak, sedikit karbohidrat, mineral dan vitamin hasi asam-asam amino essensial
  3. Rendaman daun sirih dan perebusan dengan suhu tinggi dapat membunuh mikroba dalam usus
  4. Rempeyek usus tuna merupakan metode pengolahan limbah yang mudah, cepat, dan murah

              SARAN
             
              Mengenai masalah pengolahan limbah hasil produksi, sekarang ini perlu kita pikirkan dan selesaikan, sebagai generasi muda kita sebagai mahasiswa hendaknya selalu berinovasi dalam membantu pemecahan masalah mengenai hal ini. PKM yang kami buat ini semoga dapat menjadi suatu gambaran mendasar akan perkembangan mengenai solusi dan pemecahan masalah di bidang pengolahan limbah selanjutnya.

Jangan Lupa Unduh single dari D'Science

Bayangmu - D'Science
Klik http://adf.ly/OiuD4

Sampai Kau Kembali - D'Science
Klik http://adf.ly/OiuNc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar