RESTU IBU KAMI (Rempeyek
Usus Tuna Idaman Banyak Usia di Kalangan Masyarakat Indonesia)
ABSTRAK
Keadaan bangsa Indonesia
yang kita rasakan saat ini dapat di bilang sedang mengalami masa krisis
terutama di sektor perekonomian, dimana hal ini menimbulkan beberapa masalah
sosial, seperti pemutusan hubungan pekerjaan dan hal lain yang menyebabkan
jumlah pengangguran meningkat pesat, dilain pihak lapangan pekerjaan yang
semakin sempit. Peranan ikan tuna yang sejak zaman dahulu sudah dikenal dan
tersebar merata di perairan tanah air Indonesia dan juga telah menjadi komoditas perdagangan yang
sangat berperan penting dalam perekonomian nasional. Selain itu, ikan tuna
merupakan salah satu ikan penghasil daging yang banyak digemari oleh masyarakat
Indonesia untuk dikonsumsi dan juga sebagai suplai nutrisi khususnya protein
yang berasal dari hewani. Akan tetapi, peranan ikan tuna sebagai aset nasional
di negara Indonesia ini masih kurang terkelola dengan baik khususnya dalam
pengolahan limbahnya. Limbah dari hasil produksi ikan tuna
seperti usus di buang begitu saja. Tentunya hal ini dapat menyebabkan
pencemaran bagi lingkungan. Selain itu
pengolahan limbah ikan di Indonesia bisa di katakan belum memiliki hasil yang
baik dan produktif. Berdasarkan fenomena di atas diperlukan adanya suatu
terobosan yang bersifat produktif dan inovatif, sehingga masalah pencemaran
limbah khususnya limbah ikan dapat teratas dengan baiki, pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat nelayan kecil dapat terangkat dengan adanya lapangan
pekerjaan yang menitik beratkan pada pengolahan limbah tuna dari suatu pabrik
atau industri untuk membuat produk berdaya jual tinggi yang dapat mendongkrak
perekonomian masyarakat nelayan khususnya di Indonesia. Salah satu cara untuk
mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan pemberdayaan dan pengolahan
limbah perikanan menjadi komoditas dan nilai ekonomis yang lebih. Sebagai
contoh yaitu terdapat suatu bagian pada tubuh ikan tuna yang kurang untuk
dikonsumsi yaitu bagian usus. Dari kenyataan inilah, untuk memanfaatkan usus
tuna, kita mendapat peluang dan streatment yang berupa inovasi, sehingga dapat
meningkatkan nilai jual dari usus tuna, yaitu dengan produk kami yang berupa “rempeyek
usus tuna”. Metode pembuatan rempeyek usus tuna yaitu pengadaan alat dan bahan,
pembersihan, perendaman dengan daun sirih dan air panas, pencucian ulang,
penirisan dan pemotongan, pencampuran bumbu, penggorengan, pengemasan dan
pemasaran. Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu menghasilkan produk rempeyek
usus tuna yang bermutu tinggi yang dapat bersaing dengan produk olahan lainnya.
Kata kunci: limbah,
pengolahan limbah, usus ikan tuna
I PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
Keadaan bangsa Indonesia
saat ini sedang mengalami masa krisis, dimana hal ini menyebabkan beberapa
masalah sosial, seperti pemutusan hubungan pekerjaan dan hal lain yang
menyebabkan jumlah pengangguran meningkat pesat, dilain pihak lapangan
pekerjaan yang semakin sempit. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu usaha
yang menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada, dengan sentuhan inovasi yang bersifat produktif, diantaranya adalah
pengolahan limbah usus ikan tuna. Ikan tuna sejak zaman dahulu dikenal oleh
masyarakat luas akan dagingnya yang memiliki protein tinggi di bandingkan
dengan unggas, sapi, atau yang lainnya. Selain itu, tuna banyak di gemari oleh
masyarakat Indonesia dan mancanegara untuk dikonsumsi dan sebagai suplai
nutrisi khususnya protein yang berasal dari hewan. Akan tetapi, peranan ikan
tuna sebagai aset nasional di negara Indonesia kurang dimanfaatkan secara
maksimal. Banyak bagian tubuh ikan tuna yang di buang begitu saja, dan akhirnya
menjadi limbah. Hal ini sangat di sayangkan, padahal di Jepang usus ikan tuna
di buat menjadi produk olahan yang terkenal dan cukup mahal, sehingga di Jepang
tidak ada lagi istilah limbah dari sisa pengolahan ikan
tuna (Anonymous,2010).
Berdasarkan fenomena di atas
diperlukan adanya suatu terobosan yang bersifat produktif dan inovatif,
sehingga dapat mengatasi masalah limbah sekaligus membantu pendapatan
masyarakat dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat nelayan agar dapat
mendorong perekonomian bangsa Indonesia. Salah satu cara untuk mencapai tujuan
tersebut dapat dilakukan dengan pemberdayaan dan pengolahan limbah tuna menjadi
komoditas dan nilai ekonomis yang lebih. Sebagai contoh yaitu terdapat suatu
bagian pada tubuh tuna yang kurang untuk dikonsumsi yaitu bagian usus.
Dari uraian di atas, maka
timbul pertanyaan mengapa usus tuna diprioritaskan untuk mencapai tujuan
tersebut. Hal ini sangat penting dan bermanfaat karena usus tuna selama ini
hanya dimanfaatkan sebagai makanan hewan ternak, jadi pada umumnya usus ikan
tuna hanya dibuang sebagai limbah.
Bagi masyarakat luas, limbah selalu di anggap
sebagai sesuatu yang kotor, bau, dan menjijikkan. Limbah yang di hasilkan oleh
aktivitas rumah tangga, industri kecil hingga skala besar berdampak buruk pada
manusia dan lingkungan sebagai contoh misalnya limbah anorganik dan organik.
Limbah organik yang di hasilkan dari suatu produk apabila tidak di tangani
secara tepat akan mengakibatkan pencemaran lingkungan dan berdampak buruk bagi
kesehatan manusia. Dalam bidang perikanan, khususnya pengolahan limbah ikan
tuna, setidaknya harus menjadi suatu paket dalam pengolahan produk dan tidak
dapat di tinggalkan begitu saja. Banyaknya limbah dari berbagai aktivitas
terutama limbah ikan tuna membuat kami tertarik untuk mendapatkan solusi
penyelesaian dari permasalahan tersebut. Sekarang ini memang sudah banyak
berbagai metode dalam memanfaatkan limbah organik pada ikan seperti merubahnya
sebagai bahan kerajinan, pupuk, maupun pakan ternak namun hingga sekarang masih
jarang yang mengolahnya menjadi bahan makanan, terutama jeroan ikan yaitu usus,
yang identik dengan bau dan rasanya yang tidak enak. Usus memiliki panjang
kira-kira 15 kali panjang badan. Secara umum total seluruh panjang usus
kira-kira 15-20 m. Yang biasa dianggap duodenum umumnya pendek saja kira-kira 6
cm dan selebihnya adalah jejuno-ileum. Usus besar panjangnya kira-kira 4-4.5
cm. Usus buntu hanya mencapai 12-20 cm panjangnya dan lebarnya kira-kira 8-10
cm. Perbandingan panjang badan dan usus, 1:4. Semakin panjang saluran
pencernaan, semakin baik karkas yang diperoleh. Enzim dalam usus diekskresikan
oleh sel-sel dari sukkusentrikus. Enzim-enzim protease (amino peptidase,
dipeptidase) dan Karbohidrase (maltase, laktase, sukrose) bekerjanya
intraselluler. Kesemua fungsi ini langsung atau tidak langsung ada hubungannya
dengan aspek gizi. Mikroorganisme pada saluran pencernaan memiliki kadar
tersendiri mulai dari mamalia, aves, reptil, dan ikan. Beberapa jenis bakteri
yang umum di jumpai dalam usus yaitu genus Entamoeba yang paling banyak
terdapat pada hewan mamalia dan unggas (Levine, 1990). Nutrisi yang terabsorbsi
antara lain NA, Nacl, K, dan Cl (Reinecke, 2006). Sedangkan di tinjau dari
jenis bakteri yang ada di usus ikan biasanya adalah jenis Vibrio spp yang
merupakan epibakteria yang terdapat pada zooplankton dari sedimen citin, cacing
Toredo yang merupakan dekompose sellulosa (Nierenberg, 1995). Dari tinjauan
literatur yang ada usus merupakan sumber bakteri, namun kandungan yang berada
di dalamnya seperti protein, vitamin dan mineral yang berasal dari hasil
enzimnya merupakan komponen yang sangat di perlukan dalam tubuh kita. Dari
kenyataan inilah, untuk memanfaatkan usus tuna, kita mendapat peluang dan
streatment yang berupa inovasi, sehingga dapat meningkatkan nilai jual dari
limbah usus tuna, yaitu dengan produk keripik peyek usus tuna yang di yakini
dapat bersaing dengan produk olahan lainnya.
B. PERUMUSAN MASALAH
Limbah organik pada ikan seperti
jeroan ikan yaitu usus, memang hampir mustahil untuk dapat di olah menjadi
produk makanan. Bentuk dan struktur usus yang nampak menjijikkan menyebabkan
masyarakat enggan mengkonsumsinya, selain itu juga dikarenakan usus lebih cepat
membusuk dari pada daging atau yang lainnya sehingga merupakan sumber bakteri
yang mungkin menjadi patogen. Masalah lainnya yang menjadi kendala pembuatan
kripik peyek usus tuna ini adalah bau khasnya masih menyengat sebelum diolah
dan masih terasa ketika dikonsumsi. Oleh karena itu usus harus di olah secepat
mungkin dan mikroba seperti bakteri patogen harus mati. Usus yang di keluarkan
dari dalam tubuh ikan akan langsung terkontaminasi dengan udara di sekitar,
memungkinkan bakteri patogen untuk berkembang. Untuk menghambat pertumbuhan
bakteri di perlukan bahan pengawet alami atau buatan serta melakukan perendaman
dan pengeringan. Bahan pengawet yang tepat akan menghambat laju pertumbuhan
bakteri dan memperpanjang jangka waktu selama proses pengolahan. Sedangkan rasa
khas usus tuna ini dapat diatasi dengan penambahan tepung bumbu dan cita rasa
yang tepat. Yang menjadi permasalahannya, dengan metode penanganan cepat
seperti apakah yang dapat di lakukan agar usus dapat bertahan dari pembusukan
sekaligus bebas bakteri patogen? dan bagaimanakah agar produk ini terlihat
bernilai lebih ekonomis bagi masyarakat?. Rempeyek usus tuna ini belum biasa
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
C. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini tidak
lain adalah memanfaatkan limbah ikan khususnya Tuna untuk menambah nilai
gunanya dengan mengolahnya menjadi rempeyek usus dengan bentuk persegi ukuran
20 x 10 cm dan dikemas seperti camilan atau snack sehingga bernilai ekonomis di
mata masyarakat, dan secara otomatis masalah pencemaran limbah organik saat ini
terutama limbah ikan, dapat terselesaikan. Di Indonesia industri rempeyek
dengan bahan baku usus ikan Tuna belum ada, sehingga memungkinkan sentra
produksi ini nantinya dapat berkembang di masyarakat. Produk ini nantinya akan
di perkenalkan secara bertahap kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui
bahwa usus ikan Tuna layak untuk di jadikan makanan. Tujuan lainnya yaitu
melatih pelaksana dalam mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang memiliki
nilai usaha serta menghasilkan produk bernilai tinggi, meningkatkan nilai
ekonomis dari usus tuna menjadi produk dengan nilai jual tinggi.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Sisa limbah hasil produksi,
terutama limbah usus ikan Tuna dapat di perbarui menjadi produk yang berdaya
jual tinggi dan memiliki nilai ekonomis. Produk rempeyek dari limbah usus ikan
Tuna dapat di jadikan sebagai suatu industri kecil hingga menengah dan tidak
menutup kemungkinan menjadi sentra produksi yang berskala besar. Dengan
mengolah limbah ikan khususnya usus untuk di olah menjadi rempeyek setidaknya
dapat membantu para masyarakat ekonomi kebawah, menengah, hingga atas untuk
memenuhi asupan gizi, nutrisi, serta memikat rasa kepuasan tersendiri bagi
masyarakat ekonomi kelas atas yang ingin mencicipinya. Pengemasan produk yang
dilakukan dengan sebaik mungkin dan menciptakan daya tarik yang tinggi,
sehingga masyarakat tidak ragu-ragu lagi untuk mengkonsumsi rempeyek usus tuna
ini. Produk ini nantinya di harapkan dapat menjadi alternatif jitu dalam
menyelesaikan persoalan limbah suatu hasil produk dan menjadi produk yang
mempunyai daya tarik untuk masyarakat sekaligus memiliki nilai ekonomis.
E. KEGUNAAN
Rempeyek dari usus ikan Tuna
apabila di lihat dari segi kandungan gizinya mengandung protein, lemak, dan
vitamin yang ketiganya sangat di perlukan oleh tubuh. Apabila di lihat dari
segi cara mengolahnya serta anggaran dalam proses pengolahan sangatlah mudah,
murah, dan dapat di terapkan oleh siapa saja mulai dari rumah tangga, industri
kecil hingga besar. Kegunaan bagi masyarakat atau konsumen yaitu rempeyek ini
dapat di sajikan sebagai lauk untuk nasi pecel, pengganti kerupuk, atau di buat
sebagai cemilan biasa selain dapat merasakan kelezatan dari produk ini,
sekaligus dapat mencukupi kebutuhan akan lemak, protein, mineral dan vitamin
yang terkandung di dalamnya. Bagi para industri kecil atau menengah biaya dan
proses pengolahan tidak memakan waktu lama dan biaya yang banyak. Dengan adanya
program mengenai pemanfaatan usus ikan tuna ini, akan timbul beberapa kegunaan
baik sekarang maupun waktu yang akan datang, yaitu bagi:
- Mahasiswa
- Bagi pelaksanaan program, kegiatan ini akan menumbuhkan sikap terus belajar lebih giat lagi guna semakin meningkatkan keprofesionalan berfikir ilmiah yang bersifat kreatif dan rasional melalui ide-ide yang dimiliki.
- Selain itu juga, kegiatan ini dapat mengembangkan kemandirian dan semangat kerja tim, karena adanya pembagian tugas untuk mencapai tujuan bersama.
- Disamping itu, kegiatan ini akan merangsang mahasiswa lain guna lebih mendalami lagi akan keterampilan yang dimiliki. Hal ini sangat penting karena masih banyak hal-hal baru yang sebenarnya dapat diangkat pada berbagai lintas disiplin ilmu, guna memberikan terhadap proses pembangunan di Indonesia.
- Masyarakat
Dengan terungkapnya potensi pada usus ikan tuna,
maka keinginan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan usus tuna
akan meningkat, karena kegiatan ini akan memberikan cara terbaik dalam
pengolahan usus tuna. Dengan demikian akan memunculkan suatu produk yang
membawa berbagai dampak positif.
- Pemerintah
Dengan adanya program ini dapat memberikan manfaat
bagi pihak Dinas Perikanan, sehingga mampu sebagai masukan yang berharga dalam
upaya menjaga stabilitas di sub sektor perikanan, khususnya dalam upaya
mengurangi dan mengatasi masalah pencemaran limbah ikan tuna. Selain itu,
dengan keberadaan rempeyek usus tuna ini dapat memberikan kontribusi bagi pihak
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sehingga dapat dijadikan sebagai masukan
untuk dikembangkan oleh pihak Dinas Perindustrian dalam skala besar bahkan
menjadi sebuah perusahaan yang memproduksi rempeyek usus tuna. Apabila hal ini
sudah terlaksana, maka secara tidak langsung akan memajukan Dinas Perdagangan,
khususnya dalam memasarkan produk ini, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Kita tahu bahwa saat ini limbah
merupakan masalah besar yang harus di hadapi. Limbah dapat menimbulkan berbagai
macam polusi pada lingkungan. Salah satunya adalah limbah ikan. Meski hingga
saat ini beberapa metode pengolahan limbah banyak di lakukan namun, masih
kurang mendapat respon dari masyarakat dan tidak begitu bernilai ekonomis.
Mengenai peluang di pasaran dapat di katakan masih berpeluang di karenakan
belum adanya industri lain di Indonesia yang mengolah usus ikan untuk bahan
konsumsi. Di Jepang khususnya, jeroan ikan seperti usus ikan Tuna di jual
mentah, bahkan menggorengnya mengolahnya menjadi bahan makanan yang di campur
dengan makanan lain. Hal ini berarti usus ikan seperti Tuna masih dapat di
katakan bernilai ekonomis dan layak untuk di konsumsi asalkan pengolahannya
benar. Bahan produk yaitu usus yang di peroleh dari sisa pengolahan ikan berukuran
besar seperti Tuna yang berasal dari tempat pelelangan ikan maupun industri
produk ikan Tuna dan di seleksi terlebih dahulu. Tahap pertama membuat mitra
kerja dengan produsen tuna atau industri yang mengolah bahan-bahan dari ikan
Tuna. Selanjutnya kita produksi secara kecil-kecilan sambil menunggu respon
dari masyarakat apakah produk ini cukup dinilai baik atau tidak. Sistem
marketing small size di berlakukan dengan menawarkan produk pada masyarakat
secara cuma-cuma dengan sistem sales. Apabila perlu sebagai daya tarik kita
akan membuat stand kecil-kecilan dengan mempromosikan produk. Apabila mendapat
respon positif dari masyarakat produk ini akan di produksi continue secara
bertahap. Proses marketing secara bertahap di lakukan di lingkup sekitar kampus
seperti warung-warung kecil, kantin, atau langsung pada konsumen yaitu
mahasiswa dengan sistem sales hingga nantinya ke masyarakat luas. Kami juga
menganalisis akan biaya operasional per harinya dengan menitik beratkan pada
pengeluaran biaya produksi nantinya, perkiraan keuntungan per hari, analisis
keuntungan per hari, dan perkiraan penjualan pak dengan berapa gram rempeyek
yang kami produksi.
III. METODE PELAKSANAAN
Tahap-tahap yang kami gunakan
agar produk ini awet saat proses pengolahan, layak di konsumsi, dan menambah
nilai guna bagi masyarakat yaitu dengan mengolahnya menjadi rempeyek. Selain
proses pembuatannya yang mudah, rempeyek di kenal oleh masyarakat luas. Sebelum
memulai kegiatan ini kami telah membuat mitra kerja terlebih dahulu dengan
industri Bakso Tuna di wilayah Pacitan. Adapun langkah-langkah yang akan kami
lakukan untuk proses pembuatannya adalah sebagai berikut:
- Memilih usus ikan yang masih segar kira-kira ½ ons, di belah secara melebar menjadi dua bagian dan memotongnya sekitar 1 sampai 2 sentimeter
- Merebusnya dengan air mendidih selama 2 menit untuk membunuh bakteri di campur dengan air sirih selama agar mikroba atau bakteri patogen dalam usus mati
- Menumbuk halus Ketumbar takaran 1 sendok kecil, Kemiri 5 biji, kunir ukuran 1 sentimeter, dan daun jeruk purut lima lembar
- Usus di keluarkan dari rendaman lalu di campur dengan bumbu-bumbu yang sudah di tumbuk tadi
- Menambahkan air kira-kira 1 gelas dan garam secukupnya agar bumbu dapat meresap ke dalam usus
- Usus beserta bumbu-bumbu tadi di tuangkan ke dalam wadah cetakan persegi ukuran 20 x 10 cm yang sudah berisi Tepung lalu di aduk secara merata. Bila terlalu encer tepung di tambahkan, bila terlalu kental air di tambahkan
- Adonan di goreng
Dengan membuatnya menjadi rempeyek
usus tidak akan terlihat menjijikkan dan buruk lagi, sehingga konsumen dengan
nyaman dapat menikmatinya.
Untuk pencapaian tujuan
program ini kami merancang tahap-tahapan dalam proses pemasarannya yaitu
sebagai berikut:
- Produk yang telah jadi akan kami perkenalkan pada lingkup sekitar kampus dengan target mahasiswa sebagai konsumen untuk mendapatkan respon sebelum nantinya di perkenalkan ke masyarakat luas
- Selanjutnya setelah menganalisis tentang prosentase dari hasil penawaran di kampus kami akan melanjutkannya dengan memproduksinya secara besar, continue dan bertahap
- Apabila produk di kampus mendapat respon positif, kami akan mencoba untuk menawarkannya ke masyarakat dengan sistem sales secara cuma-cuma
- Apabila mendapat respon positif dari masyarakat, kami akan memulai untuk menjual produk ini kira-kira Rp 2.000,00 satu pak dengan isi @ 20 buah
- Setelah profit hasil penjualan balance atau di atas rata-rata dari biaya produksinya barulah kami mulai memperbanyaknya secara continue dan bertahap
- Apabila produk kurang diminati masyarakat kami akan menjualnya pada mahasiswa atau kantin-kantin di sekitar kampus Universitas dengan mengurangi nilai jualnya menjadi Rp 1.700,00 satu pak dengan isi @ 15 buah.
VI. JADWAL KEGIATAN
NO
|
BULAN KE
|
KEGIATAN
|
1
|
Pertama
|
Pengumpulan Alat dan Bahan yang akan di
persiapkan dalam pembuatan rempeyek usus ikan Tuna hingga prosesi pembuatan
rempeyek usus ikan tuna dan bekerja sama atau mitra kerja dengan suatu
Industri pengolahan Ikan Tuna di Pacitan
|
2
|
Kedua
|
Proses memperkenalkan produk rempeyek
usus ikan Tuna pada obyek mahasiswa atau sekitar kampus dengan sistem sales
secara cuma-cuma untuk memperoleh respon. Apabila mendapat respon positif
maka produk layak untuk di produksi lebih lanjut dengan memperhitungkan harga
awal penjualan produknya
|
3
|
Ketiga
|
Proses pengemasan produk dengan
menggunakan kemasan aluminium foil agar produk terlihat lebih menarik dan
pembuatan gambar Banner produk untuk memudahkan masyarakat mengenalinya
sekaligus menambah daya tarik masyarakat akan produk ini
|
4
|
Keempat
|
Seleksi data dari hasil penjualan awal,
apabila laba lebih dari setengah modal awal produksi, dapat di katakan bahwa
masyarakat menerima produk ini. Selanjutnya produk yang sudah tertata rapi
dan di kemas rapi dengan mencantumkan gambar Banner produk pada kemasannya
mulai di pasarkan ke masyarakat dalam dan luar kampus
|
Untuk
mempermudah dalam proses pemasarannya, kami membuat tabel rancangan jadwal
kegiatan sementara, agar memperoleh gambaran dalam proses pemasaran produk ke
masyarakat. Berikut jadwal sementara kegiatan:
Jadwal ini akan di kembangkan lebih
lanjut apabila usaha sudah dapat di katakan berhasil.
V. RANCANGAN ALAT DAN BIAYA :
Alat :
- Panci 1 unit Rp 40.000,00
- Wajan 1 unit Rp 30.000,00
- LPG 1 unit Rp 130.000,00
- Kompor Gas 1 unit Rp 120.000,00
- Pisau 1 unit Rp 5.000,00
- Wadah cetakan 1unit Rp 3.000,00
- Steples 1 unit Rp 7.500,00
8. Telenan 1 unit Rp 5.000,00
9.
Vacuum sealler 1
unit Rp 1.500.000,00
10. Sikat cuci 1 unit Rp 3.000,00
11. Telenan 1 unit Rp
5.000,00
Bahan :
- Usus dari limbah Industri Tuna di Pacitan ½ Kg Rp 2.000,00
- Daun Sirih 1 bungkus Rp 1.000,00
- Daun Jeruk Purut 1 bungkus Rp 1.000,00
- Kemiri 1 bungkus @ 8 buah Rp 4.000,00
- Kunir 1 buah Rp 600,00
- Gula 1 ons Rp 1.300,00
- Cabe 1 buah Rp 1.000,00
- Tepung Beras Rose Brand 1 buah Rp 4.500,00
- Minyak goreng Bimoli 1 buah Rp 13.000,00
- Garam 1 bungkus Rp 1.500,00
- Aluminium foil atau wadah plastik 30 buah Rp 15.000,00
Lain-lain:
1.Transportasi PP= Rp 150.000,00
2.Pembuatan X Banner ukuran 3x1 1 buah Rp100.000,00
V.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dari hasil studi literatur dan berbagai argumen
dari masyarakat sudah dapat di katakan bahwa usus mengandung banyak mikroba
patogenik selain itu usus juga mengandung komponen-komponen lain yang di
butuhkan tubuh seperti protein, lemak, sedikit karbohidrat, mineral dan vitamin
dari asam-asam amino essensial yang lain. Perlu di ketahui juga bahwa suatu
mikroba tidak selamanya dapat bertahan dari suhu dan PH tertentu. Dari sumber
keterangan masyarakat, usus dapat di bersihkan dengan merendamnya pada air
bersuhu tinggi atau mendidih selama 2 menit atau merendamnya dengan air sirih
selama 2 menit. Di tinjau dari keterangan beberapa masyarakat, produk usus
terutama usus ikan kurang diminati dikarenakan bentuk pengolahannya yang biasa
saja dan kurang menarik baik di lihat dari olahannya maupun kemasannya. Di sini
kami mulai menanggapi akan argumen dari masyarakat sehingga kami membuat metode
bagaimana usus ikan Tuna khususnya dapat di olah menjadi bahan makanan yang
murah dan bergizi. Untuk mengolahnya di perlukan teknik sanitasi dan hegiene
yaitu membelah usus menjadi 2 bagian dan memotongnya dengan ukuran 1 cm,
berikutnya mematikan mikroba pada usus dengan memanaskannya pada air mendidih
lalu merendamnya dengan air sirih. Untuk tahap pengolahannya kami membuatnya
menjadi rempeyek dengan menambahkan bumbu-bumbu penyedap alami seperti kunyit,
kemiri, daun jeruk dan cabai merah besar agar menarik. Dari segi bentuk produk
kami mendesainnya dengan ukuran 20x10 cm berbentuk persegi seperti pada keripik
tempe. Mengenai kemasan kami menggunakan aluminium foil serta mencantumkan
gambar Banner produksi pada kemasannya. Dalam hal ini di harapkan produk usus
dapat diminati oleh masyarakat. Selain itu juga kami menganalisis beberapa
variabel yang dapat dikontrol dalam proses pembuatan rempeyek usus tuna, yaitu:
1.
Kualitas
usus tuna
Variabel ini sangat penting diketahui untuk
menjamin kualitas produk nantinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyortiran
antara usus tuna yang baik dan tidak baik. Menurut pengamatan yang kami lakukan
usus tuna segar berwarna merah pucat. Sedangkan yang sudah lama berwarna merah
kehitaman.
2.
Proses
penggorengan dan pencampuran bumbu
Cara menggoreng dan mencampur bumbu juga
menentukan kualitas usus tuna yang tinggi, baik kerenyahannya, tekstur maupun
aroma dan rasa. Dalam melakukan aspek produksi, ada beberapa hal yang harus
dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat meyakinkan konsumen, yaitu:
1. Melakukan pembersihan yang optimal dan
perendaman dengan air panas suhu 85 sampai121 derajad Celcius yang di campur
daun sirih untuk menjamin keamanan bagi konsumen
2. Perlunya kerjasama dengan Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) yang ada di Indonesia dan penulisan label halal pada
kemasan, sehingga konsumen tidak khawatir untuk mengkonsumsi produk ini
3. Memiliki standar yang baku dalam melakukan
proses pengolahan dan produksi agar didapat hasil akhir yang seragam baik rasa,
warna dan flavor yang dihasilkan
4. Meminimalisir atau bahkan tidak
menggunakan zat aditif.
Adapun
perkiraan analisis usaha pembuatan rempeyek usus tuna untuk jangka waktu
sementara 1 tahun, yaitu:
1
Asumsi
*
Jumlah perkiraan produksi setiap bulan kira-kira 800 Kg
*
Setiap 1 Kg usus tuna kira-kira menghasilkan 20 bungkus (kemasan ¼ Kg) rempeyek usus tuna
*
Jadi, 800 Kg usus tuna menghasilkan 16.000 bungkus rempeyek usus tuna
2
Investasi
*
Kompor 2 buah @ 120.000 (usia ekonomis 2 tahun) = Rp.240.000
*
Wajan 2 buah @ 30.000 (usia ekonomis 2 tahun)
= Rp.60.000
*Sikat
cuci 3 buah @ 3.000 (usia ekonomis ½ tahun) =
Rp.9.000
*Panci
2 buah @ 40.000 (usia ekonomis 2 tahun ) =
Rp.80.000
*Pisau
5 buah @ 5.000 (usia ekonomis 1 tahun)
= Rp.25.000
*Telenan
3 buah @ 5.000 (usia ekonomis 1 tahun)
= Rp.15.000
*Wadah
cetakan 4 buah @ 5.000 (usia ekonomis 1 tahun)
= Rp.20.000
*LPG
2 buah @ 130.000 (usia ekonomis 1 tahun)
= Rp.260.000
*Vacuum
sealer 2 buah @ 1.500.000 (usia ekonomis 2 tahun) = RP.3.000.000
*
Steples 2 buah @ 7.500 (usia ekonomis 2 tahun)
= Rp.15.000
Jumlah Total = Rp.3.724.000
Biaya Tetap (Fixed Cost)
3.1 Penyusutan Alat per bulan
1.
Penyusutan kompor (Rp.240.000:2:12) =
Rp.10.000
2.
Penyusutan wajan (Rp.60.000:2:12) =
Rp.2.500
3.
Penyusutan sikat cuci (Rp.9.000:0,5:12) =
Rp.1.500
4.
Penyusutan panci (Rp.80.000:2:12)
= Rp.3.333
5.
Penyusutan pisau (Rp.25.000:1:12)
= Rp.2.083
6.
Penyusutan telenan (Rp.15.000:1:12)
= Rp.1.250
7.
Penyusutan wadah cetakan (Rp.20.000:1:12)
= Rp.1.666
8.
Penyusutan LPG (Rp.260.000:1:12) =
Rp.2.166
9.
Penyusutan vacuum sealler (Rp.3.000.000:2:12)
= Rp.1.250.000
10.
Penyusutan staples (Rp.15.000:2:12) =
Rp.625
Jumlah
Total = Rp.1.275.123
4 Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)
1. Usus
ikan tuna 800 kg @ 2.000
= Rp.1.600.000
2.
Tepung beras 300 bungkus @ 4.500
= Rp.1.350.000
3. Daun
sirih 100 lembar @ 200
= Rp.20.000
4. Daun
jeruk 100 lembar@ 300 =
Rp.300.000
5.
Kemiri 100 bungkus @ 500 =
Rp.500.000
6. Gula
400 bungkus @ 1.300
= Rp.520.000
7. Cabe
300 bungkus @ 1.000 =
Rp.300.000
8.
Minyak goreng @ 400 kg @ 13.000
= Rp.5.200.000
9.
Garam 400 bungkus @ 1.500 =
Rp.600.000
10.
Aluminium foil 400 bungkus @ 1.000
= Rp.400.000
11.
Tenaga kerja 1 orang @ 200.000 =
Rp.200.000
Jumlah
Total = Rp.10.990.000
5 Analisis Usaha
a. Biaya produksi
= Biaya
Tidak Tetap + Biaya Tetap
=
Rp.10.990.000 + Rp. 1.275.123
=
Rp.12.265.123
b. Hasil usaha
=
Jumlah Produksi x Harga Jual
= 16.000
bungkus x Rp.1.700
=
Rp.27.200.000
c. Keuntungan
= Hasil
Usaha – Biaya Produksi
=
Rp.27.200.000 – Rp.12.265.123
=
Rp.14.934.877
d. Jangka Waktu Pengembalian Modal
=
(Investasi + Biaya Produksi) : Keuntungan x Lama Produksi
=
Rp.3.724.000 + Rp.12.265.123 : Rp.14.934.877 x 1 Bulan
=
Rp.15.989.123 : Rp.14.934.877 x 1 Bulan
= 1,07
bulan
Artinya, modal akan kembali setelah produksi
selama 1 bulan lebih 7 hari
e. R/C
= Hasil
Usaha : Biaya Produksi
=
Rp.27.200.000 : Rp.12.265.123
= 2,2
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan
untuk produksi menghasilkan penerimaan sebesar 2,2 rupiah
f. Benefit Cost Ratio
=
Keuntungan : Biaya Produksi
=
Rp.14.934.877 : Rp.12.265.123
= 1,2
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan
untuk produksi menghasilkan penerimaan sebesar 1,2 rupiah
g. Break Event Point
= Biaya
Tetap : 1- (Biaya Tidak Tetap : Hasil Usaha)
=
Rp.1.275.123 : 1- (Rp.10.990.000 : Rp.27.200.000)
= Rp.1.275.123
: 0,59
=
Rp.2.161.225,42
Artinya, usaha pembuatan rempeyek usus tuna ini
untung besar, saat dihasilkan pendapatan sebesar Rp.2.161.225,42 dari penjualan
setiap satu kali produksi
Standarisasi Proses Produksi
Standarisasi penggunaan bahan dan penyedap rasa
serta perhitungan untuk membuat rempeyek usus tuna sebanyak 1 kg adalah:
Usus ikan tuna 1kg =
Rp.4000
Tepung beras = Rp.4.500
Daun sirih = Rp.200
Daun jeruk =
Rp.300
Kemiri = Rp.500
Gula = Rp.1.300
Cabe = Rp.1.000
Minyak goreng =
Rp.13.000
Garam =
Rp.1.500
Aluminium foil =
Rp.1.000
Total =
Rp.27.300
Jadi, total biaya kotor untuk produksi bahan baku
1 kg usus tuna adalah = Rp. 27.300,00.
Uji Coba Pasar dan Pemasaran
Pendistribusian
barang dilakukan dengan menempatkan barang sedekat mungkin dengan konsumen.
Secara umum rencananya, produk yang telah dibuat didistribusikan dengan cara
langsung ke konsumen (dirrect seeling atau dor to dor), melalui pengecer,
sedangkan sistem order mulai sedikit demi sedikit dilakukan. Informasi pasar
tentang produk yang telah dibuat dan perkembangannya agar terjual habis perlu
adanya promosi. Nantinya, dengan harga yang sekiranya terjangkau oleh
masyarakat, produk ini dapat berkembang sangat baik serta tingkat keberhasilan
pemasaran termasuk daya beli konsumen semakin meningkat sehingga mampu
memperoleh peluang usaha yang menjanjikan.
Evaluasi
Evaluasi
dilaksanakan setiap akhir kegiatan produksi. Evaluasi tersebut setidaknya sudah
ada bayangan kelak apabila produk ini benar-benar di danai oleh DIKTI.
Rencananya kami melakukan evaluasi pada fase perbaikan mutu atau hasil akhir
produk, peluang pasar dan kinerja tim. Evaluasi akan kami lakukan secara rutin,
sehingga berbagai permasalahan dan kekurangan dapat segera terselesaikan secara
bersama-sama.
VI.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Dari berbagai sumber yang
kami dapat melalui studi literatur serta argumen masyarakat kami dapat
menyimpulkan inti dari program kami ini yaitu
- Usus merupakan salah satu organ dalam yang menyimpan berbagai mikroba dan bakteri
- Usus memiliki kandungan gizi berupa protein, lemak, sedikit karbohidrat, mineral dan vitamin hasi asam-asam amino essensial
- Rendaman daun sirih dan perebusan dengan suhu tinggi dapat membunuh mikroba dalam usus
- Rempeyek usus tuna merupakan metode pengolahan limbah yang mudah, cepat, dan murah
SARAN
Mengenai
masalah pengolahan limbah hasil produksi, sekarang ini perlu kita pikirkan dan
selesaikan, sebagai generasi muda kita sebagai mahasiswa hendaknya selalu
berinovasi dalam membantu pemecahan masalah mengenai hal ini. PKM yang kami
buat ini semoga dapat menjadi suatu gambaran mendasar akan perkembangan
mengenai solusi dan pemecahan masalah di bidang pengolahan limbah selanjutnya.
Jangan Lupa Unduh single dari D'Science
Bayangmu - D'Science
Klik http://adf.ly/OiuD4
Sampai Kau Kembali - D'Science
Klik http://adf.ly/OiuNc
Jangan Lupa Unduh single dari D'Science
Bayangmu - D'Science
Klik http://adf.ly/OiuD4
Sampai Kau Kembali - D'Science
Klik http://adf.ly/OiuNc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar