PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ikan
lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat digemari oleh
masyarakat. Iakn lele merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat
tebar tinggi dalam lahan terbatas ( hemat lahan ) dikawasan marginal dan hemat
air. Pengembangan usaha lele dapat dilakukan mulai dari usaha benih sampai
dengan ukuran konsumsi yang dapat menguntungkan pada setiap segmennya
(Mahyudin, 2008).
Siapa yang tidak kenal ikan lele. Orang indonesia sudah barang tentu
akrab dengan nama ikan lele. Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air
tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang,
serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian
mulutnya. Meski ikan lele dianggap sebagai musuh dikolam atau sebagai predator, semua
orang akan mengangguk setuju jika dikatakan daging lele enak dan gueih, jarang
tamu yang menolak jika disuguhi pecak lele atau lele goring ( Zaky, 2009 ).
1.2 Tujuan
Tujuan
diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui, mempelajari dan memahami
bentuk, struktur, fungsi serta susunan alat tubuh pada ikan lele (Clarias batrachus).
1.3 Manfaat
Manfaat
dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui, mempelajari, dan memahami
tentang struktur anatomi dari ikan lele (Clarias batrachus) secara
langsung, sehingga para praktikan dapat terbantu dalam hal memahami anatomi
dari ikan lele secara keseluruhan, baik anatomi secara eksternal maupun anatomi
secara internal. Selain itu, para praktikan nantinya akan lebih mengenal
tentang anatomi ikan lele secara eksternal maupun internal dengan baik,
sehingga praktikan dapat mengerti dan dapat menjelaskan anatomi dari ikan lele
baik secara eksternal maupun internal dengan baik.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat di makalah ini
antara lain yaitu:
1.
Diskripsi ikan lele
2.
Sistem intergumen
3.
Linealateralis dan lineatransversalis
4.
Sistem pencernaan
5.
Urogenital
6.
Sistem saraf
7.
Insang (sistem pernafasan)
8.
Sistem peredaran darah
9.
Sistem rangka
2.
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Ikan Lele
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar.
Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta
memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya ( Wikipedia, 2011).
Menurut Zaky ( 2009 ), klasifikasi ikan lele sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Kelas : Pisces (ikan yang
punya insang untuk bernapas)
Sub-klas : Teleostei ( ikan
bertulang keras )
Ordo : Ostariophysi ( ikan
yang dirongga perutnya sebelah atas ada tulang sebagai alat keseimbangan /
sebagai tulang weber )
Sub-ordo : Siluroidea (
berkulit licin, tidak bersisik)
Familia : Clariidae ( kepala
gepeng dan mempunyai alat pernapasan tambahan)
Genus : Clarias
Species
: Clarias batrachus
Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan
bentuk badan lele secara tepat. Tengah badanya mempunyai potongan membulat,
dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk
pipih kesamping (compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk potongan
melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping). Kepala bagian
atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga
diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung
dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncong (terminal),
dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek
berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah
yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil
dengan tepi orbitalyang bebas (Zaky, 2009).
Pada
ikan lele mempunyai gigi yang halus sampai seperti terlihat tidak memiliki
gigi, kecuali bila diraba terasa ada sedikit kasar yang disebut gigi beludru
atau viliform dan menempel pada rahang atas dan bawah (Arfiati, 2006).
Ikan
lele meiliki sirip
ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip
perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada
dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang memiliki panjang maksimum
mencapai 400 mm. Patil
ini beracun terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan padaikan yang tua sudah
agak berkurang racunya. Ikan ini memiliki kulit
berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat
bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak
dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal
ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm (Zaky, 2009).
2.2 Sistem Integument
Pada
sistem integumen terdapat sejumlah organ atau struktur dengan fungsi yang
beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk hidup. Yang termasuk dalam sistem
integumen pada ikan adalah kulit dan derivat integumen. Kulit merupakan lapisan
penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan
terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat integumen merupakan suatu
struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan
kulit yang sebenarnya ( Hariani,2010 ).
Menurut
fishblogs (2009), Kulit terdiri dari 2 lapis :
a. Epidermis = terluar, tipis, selalu berganti
b. Dermis = di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik
Fungsi kulit :
1. pembungkus/penutup tubuh
2. pertahanan pertama terhadap penyakit dan parasit
3. penyesuaian terhadap kondisi lingkungan
4. alat ekskresi – osmoregulasi
5. alat pernafasan tambahan
Organ yang terdapat pada kulit :
- sisik : termasuk skut dan kil
- kelenjar lendir
- kelenjar racun
- sumber pewarnaan
- organ cahaya: ikan-ikan laut dalam
Kelenjar lendir : mengeluarkan lendir
fungsi lendir :
1. mencegah gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
2. mencegah keluar-masuk air melalui kulit
3. mencegah infeksi
4. menutup luka
5. mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru)
6. membuat sarang (pada spesies ikan tertentu)
a. Epidermis = terluar, tipis, selalu berganti
b. Dermis = di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik
Fungsi kulit :
1. pembungkus/penutup tubuh
2. pertahanan pertama terhadap penyakit dan parasit
3. penyesuaian terhadap kondisi lingkungan
4. alat ekskresi – osmoregulasi
5. alat pernafasan tambahan
Organ yang terdapat pada kulit :
- sisik : termasuk skut dan kil
- kelenjar lendir
- kelenjar racun
- sumber pewarnaan
- organ cahaya: ikan-ikan laut dalam
Kelenjar lendir : mengeluarkan lendir
fungsi lendir :
1. mencegah gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
2. mencegah keluar-masuk air melalui kulit
3. mencegah infeksi
4. menutup luka
5. mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru)
6. membuat sarang (pada spesies ikan tertentu)
Menurut Zaid (2011),
Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam
yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang
penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang
sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum
mencapai 400 mm.
2.3
Linealateralis dan
Lineatransversalis
Linea lateralis merupakan salah
satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara
langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat
lubang-lubang yang berfungsi untuk
menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal yang menampung sel-sel sensori dan
pembuluh syaraf.
Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga juga berfungsi sebagai echo-location yang membantu ikan untuk mengidentifikasi lingkungan sekitamya. Pada beberapa jenis ikan, termasuk golongan Characin, linea lateralis merupakan satu garis
panjang yang tidak terputus. Sedangkan pada kelompok ikan Cichlidae, linea
lateralis yang dimiliki merupakan garis
panjang yang terputus menjadi dua dengan potongan kedua berada di bagian bawah potongan pertama (Aquakultur,2011).
Linea
lateralis adalah garis pada bagian lateral ikan yang dibentuk oleh barisan sisik yang berpori atau berlubang.
Linea lateralis berfungsi sebagai indra untuk mengetahui
perubahan-perubahan hidrostatis dalam air. Garis ini disebut
juga garis rusuk. Pada ikan yang tidak mempunyai linea lateralis, digunakan istilah garis sisi, yaitu suatu garis khayal yang ditarik dari pertengahan
belakang tutup insang secara lurus sampai pangkal ekor ( Scribd, 2011 ).
Salah satu obyek
dalam sifat meristik adalah menghitung jumlah sisik yang ditalui oleh linea lateralis (1:1). Penghitungan sisik pada linea lateralis ini dimulai
dari ujung anterior operculum terbelakang dan berakhir pada bagian caudal peduncle atau pangkal batang ekor. Jika terdapat lebih dari satu
linea lateralis maka yang dihitung
adalah yang sisik yang terletak di tengah. Seadainya linea lateralis tidak jelas
ataupun tidak ada maka dihitung jumlah sisik di tempat biasanya garis rusuk tersebut berada ( DFC,2011 ).
HASIL PENGUKURAN MORFOMETRIK
No
|
Bagian yang di ukur
|
Satuan CM
|
1.
|
TL (total leght)
|
24 cm
|
2.
|
FL (forked leght)
|
-
|
3.
|
SL (standart leght)
|
21,3 cm
|
4.
|
Pre DL (pre
dorsal leght)
|
7 cm
|
5.
|
Orbl (orbital
leght)
|
0,6 cm
|
6.
|
EyeL (eye
leght)
|
0,3 cm
|
7.
|
CpedL (caudal preduncle
L)
|
0,7 cm
|
8.
|
Panjang rahang
atas
|
1,5 cm
|
9.
|
Panjang rahang
bawah
|
1,5 cm
|
10.
|
HdL (head
leght)
|
4,7 cm
|
11.
|
SntL (snout
leght)
|
1,5 cm
|
12.
|
Post orbital
leght
|
3 cm
|
13.
|
Tinggi kepala
|
2 cm
|
14.
|
Tinggi Badan
|
2,2 cm
|
15.
|
Tinggi pipi
|
0,5 cm
|
16.
|
Tinggi bawah
mata
|
0,5 cm
|
17.
|
Tebal kepala /
badan
|
4 cm
|
18.
|
Panjang dasar
sirip D/A
|
9 cm
|
19.
|
Tinggi sirip
D/A
|
D = 1 cm / A =
0,9
|
20.
|
Panjang sirip
P/V
|
P = 2 cm V =
1,5
|
21.
|
Berat lambung
|
0,79 gram
|
22.
|
Panjang usus
|
24 cm
|
23.
|
Panjang busur
insang
|
1,7 cm / 0,14
gram
|
2.4 Sistem
Pencernaan
Digesti merupakan proses pemecahan zat makanan yang komplek
menjadi zat yang lebih sederhana. Proses digesti memerlukan waktu dalam
mencernkan makanannya, dan waktu yang diperlukan untuk mencernakan makanan itu
disebut laju digesti. Pakan yang dikonsumsi oleh ikan akan mengalami proses
digesti didalam sistem pencernaan sebelum nutrisi pakan tersebut diabsorpsi
yang akan dimanfaatkan unyuk proses biologis pada tubuh ikan. Proses digesti
pada sistem pencernaan ikan tersebut akan melibatkan enzim-enzim pencernaan
yang dihasilkan oleh tubuh. Hasil proses digesti tersebut berupa asam amino,
asam lemak, dan monosakarida yang akan diabsorpsi oleh epitel intestin kemudian
disebarkan keseluruh tubuh oleh sistem sirkulasi (aprianatitik,2008).
Pencernaan merupakan proses yang berlangsung terus-menerus.
Bermula setelah pengambilan makanan dan berakhir dengan pembuangan sisa
makanan. Sistem pencernaan makanan Ikan Lele (Clarias sp.) dimulai dari
mulut, rongga mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rektum, dan
anus. Struktur anatomi mulut ikan erat kaitannya dengan cara mendapatkan
makanan. Sungut terdapat di sekitar mulut lele yang berperan sebagai alat
peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif mencari
makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi
sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannnya makanan ke segmen
berikutnya, juga terdapat organ pengecap yang berfungsi menyeleksi makanan.
Faring pada ikan (filter feeder) berfungsi untuk menyaring makanan,
karena insang mengarah pada faring maka material bukan makanan akan dibuang
melalui celah insang (poengky,2007).
Menurut Aprianatitik (2008) Ikan lele (Clarias batracus) mempunyai
lambung yang panjang, menunjukkan ikan ini termasuk ke dalam hewan herbivore.
Ciri dari hewan herbivore yaitu mempunyai usus yang panjang dan menggulung.
Makanan diperlukan untuk menghasilkan energi sebagai bahan pembentuk tubuh,
metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-bagian
tubuh, penambah cairan tubuh, mengganti sel-sel tubuh yang rusak dan membantu
proses faal lian yang berlangsung didalam tubuh.
Menurut Burhanuddin (2008) organ pencernaan pada ikan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1
Mulut
dan Rongga Mulut
Organ ini merupakan bagian depan dari saluran
pencernaan, berfungsi untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat
tanpa ada perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel
rongga mulut akan bercampur dengan makanan, memperlancar proses penelanan
makanan yang dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut.
2
Pharynx
Organ ini biasa disebut pangkal tenggerokan,
merupakan lanjutan rongga mulut. Insang terletak tepat di belakang rongga
mulut, di dalam pharynx. Umumnya terdapat empat pasang pada ikan bertulang
sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes mempunyai 5-7 pasang lengkung insang.
Di samping melindungi filament insang yang lembut dari kikisan material makanan
yang dimakan keluar melalui insang.
3
Esophagus
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan,
pendek dan mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan
lanjutan pharinx, bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah
insang.
4
Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah
lanjutan dari esophagus, di belakangnya dibatasi oleh otot sfinkter yang
disebut pylorus, untuk kemudian menjadi bagian depan dari usus bagian tengah.
5
Usus
Usus tengah dan usus akhir biasa disebut Intestinum,
suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai di kloaka
atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar, sebagai
lubang anus. Usus diikat (difixer) oleh suatu alat pengantung, mesentrum yang
merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium).
2.5 Urogenital
Sistem Urogenital di bagi menjadi :
a.
Ginjal
Vertebrata memiliki ginjal seperti manusia, tetapi terdapat
beberapa perbedaan dalam struktur dan fungsinya. Perbedaan-perbedaan ini dapat
dihubungkan dengan lingkungan hidup hewan tersebut. Pada vertebrata terdapat
beberapa tipe ginjal, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan
metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada Ease embrio atau larva
yang selanjutnya akan berubah menjadi mesonefros dan akhirnya menjadi
metanefros. Opistonefros adalah tipe ginjal yang terdapat pada amfibi dan ikan
( Rachmad, 2011).
Ginjal pada umumnya terletak antara columna vertebralis dan
gas bladder. Ginjal terdiri dari dua bagian yaitu caput renalis anterior yang
tersusun atas jaringan hemapoeitik, limfoid dan endokrin serta trunkus renalis
posterior yang tersusun atas nefron-nefron dikelilingi jaringan limfoid
interstitial. Sisi kanan dan kiri dari trunkus renalis berfusi dan membentuk
lengkungan yang mengisi ruangan diantara kedua gas bladder. Di bagian posterior
dari lengkungan ini trunkus renalis menipis menyesuaikan lekukan pada gas
bladder. Caput renalis terpisah atas bagian kana dan kiri, terletak di anterior
dari lengkungan tersebut memasuki daerah cranium ( Wawunx, 2008).
Fungsi utama ginjal adalah
mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya
amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui
proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal
juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin
yang larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan
mengeluarkan air bila berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan
basa. Sekresi dari ginjal berupa urin (Praweda, 2000).
b.
Ginjal Vertebrae
Alat ekskresi ikan berupa
sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa jenis ikan,
seperti ikan mas, saluran ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar
kelamin yang disebut saluran urogenital. Saluran urogenital terletak di
belakang anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki kloaka.
Karena ikan hidup di air, ikan harus selalu menjaga keseimbangan tekanan
osmotiknya (Rachmad, 2011).
c.
Ginjal Cranial
Pengetahuan mengenai histologi ginjal cranial ikan penting
untuk pengembangan ilmu budidaya ikan, terutama yang berkaitan dengan aspek immunologi dan toksikologi (Priyo Santoso, 2011).
d. Sistem Genitalia
Semua jenis ikan lele berkembang dengan ovipar,
yakni pembuahan telur di luar tubuh. Ikan lele memiliki gonad satu pasang dan
terletak disekitar usus. Ikan lele memiliki lambung yang relatif besar dan
panjang. Tetapi ususnya relatif pendek daripada badannya. Hati dan gelembung
renang ikan lele berjumlah 2 dan masing-masing sepasang ( Viendy, 2010 ).
Sistem
genitalia atau alat kelamin merupakan alat reproduksi yang memegang peranan
penting dalam usaha mempertahankan eksistensi jenis hewan dengan cara
berkembang biak. Dibedakan atas : sistema genitalia maskulin dan sistema
genitalia feminin (Ajarhistove, 2009).
e.
Testis
Pada
ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang
memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki
ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya ( zaky, 2009 ).
Gonad
yang terdapat ditubuh ikan jantan disebut testis berfungsi menghasilkan
spermatozoa ( Zaldibiaksambas, 2010 ).
f.
Ovarium
Gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning,
terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian
sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele
itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan
anus ( zaky, 2009).
Menurut Zaldibiaksambas (2010), Gonad yang terdapat dalam ikan betina dinamakan
ovari berfungi menghasilkan telur (ovum). Pengamatan tentang tahap-tahap
kematangan gonad ikan dapat dilakukan secara morfologi dan secara histologi.
2.6
Sitem saraf
Menurut Zay (2008), Vertebrata
(hewan bertulang belakang) menerima rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa
(sense organ) yaitu otak dan sumsum tulang belakang yang melalui impuls ke otak
atau kelenjar. Syaraf adalah organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan
terluar (exoderm) yang berfungsi sebagai penghubung. System syaraf bersama-sama
dengan system hormonal mengatur peranan penting dalam proses koordinasi dan
pengaturan semua aktivitas yang berlangsung dalam tubuh. Perbedaannya adalah
bahwa koordinasi dan pengaturan melalui saraf berjalan relative cepat jika
dibandingkan melalui system hormonal. Pusat koordinasi syaraf terdapat pada
otak dan sumsum tulang belakang yang menyampaikan perintah melalui impuls
syaraf yang dibawa oleh syaraf motoris ke organ-organ efektor, dan sebaliknya,
otak akan menerima informasi melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh syaraf
sensoris dari reseptor.
Dalam menjalarkan impuls baik yang berasl dari syaraf pusat ke efektor, maupun dari reseptor ke otak dibantu oleh adanya neurotransmitter yang bekerja pada sinaps sebagai titik temu antara dua neuron. Neuron atau sel syaraf hanyalah merupakan satuan/unit structural, sedangkan unit fungsionalnya merupakan apa yang disebut lengkung refleks yang terdiri atas syaraf pusat sebagai pusat koordinasi, syaraf sensoris, syaraf motoris, efektor dan reseptor.
Dalam menjalarkan impuls baik yang berasl dari syaraf pusat ke efektor, maupun dari reseptor ke otak dibantu oleh adanya neurotransmitter yang bekerja pada sinaps sebagai titik temu antara dua neuron. Neuron atau sel syaraf hanyalah merupakan satuan/unit structural, sedangkan unit fungsionalnya merupakan apa yang disebut lengkung refleks yang terdiri atas syaraf pusat sebagai pusat koordinasi, syaraf sensoris, syaraf motoris, efektor dan reseptor.
Sistem syaraf pada vertebrata mempunyai tiga macam
peranan vital, yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus
dari luar dan meresponnya; mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh
bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan
kecerdasan ( khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan
oleh syaraf, medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh organ indra sebagai
reseptor, dan otot serta kelenjar sebagai efektor. Sistem syaraf dibagi menjadi
system syaraf pusat dan system syaraf periferi. Sistem syaraf pusat terdiri
otak dan medula spinalis. Sistem syaraf periferi terdiri dari saraf cranial dan
spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem syaraf otonom merupakan bagian dari
sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar ( Lewaru, 2010 ).
2.7 Sistem
Pernafasan
Sistem
pernpasan adalah proses pengikatan oksigen (O2) dan pengeluaran karbon dioksida
(CO2) oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Oksigen sebagai bahan
pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh karena
itu, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh
oksigen yang cukup dari lingkungannya. Ikan lele mempunyai alat pernapasan
berupa insang serta labirin sebagai alat pernafasan tambahannya. Alat
pernapasan lele terletak di kepala bagian belakang. Insang pada ikan merupakan
komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang
rawan yang mengeras dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Setiap filamen
insang terdiri atas banyak lamela yang merupakan tempat pertukaran gas.
Bentuk alat
pernapasan tambahan (labirin) ikan lele seperi rimbunan dedaunan. Labirin
berwarna kemerahan yang terletak dibagian atas lengkung insang ke 2 dan ke 4.
Fungsi labirin ini mengambil oksigen dari atas permukaan air sehingga dapat
mengambil oksigen secara langsung dari udara. Dengan alat pernafasan tambahan
ini ikan lele mampu bertahahn hidup dalam kondisi oksigen yang minimum
(Mahyudin,2008).
Ikan lele memiliki alat
pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan menbran yang
berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan
sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele harus mengambil oksigen
dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Oleh karena
itu jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya (Zaky,2009).
2.8 Sistem Peredaran Darah
Menurut Wikipedia (2011), Darah adalah cairan yang
terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah
medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato-
yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Menurut Scribd ( 2011 ), Sistem peredaran darah adalah
sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke
sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat - zat nutrisi,
garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus,
kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh. Secara umum, sistem
peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama, meskipun tetap ada
perbedaan-perbedaan diantara setiap kelompok hewan.
Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus
venosus. Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan
terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa
rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung.
Diantara antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran
darah tetap searah. Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena
darah dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung.
Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke
insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung (Widayati, 2011).
2.9 Sistem Rangka
Sistem rangka merupakan suatu system yang dibangun oleh
struktur-struktur keras dari tubuh yang bersifat menyokong dan melindungi.
Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi
untuk menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta
berfungsi pula dalam proses pembentukan butir darah merah. Pada beberapa ikan
modifikasi tulang penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluran
reproduksi ikan betina. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh
ikan yang beraneka ragam ( Iqbal, 2008 ).
Menurut Fishblogs ( 2009 ), fungsi rangka dan macam-macam rangka ikan
adalah
Fungsi rangka :
1. penegak tubuh
2. tempat melekatnya otot
3. pelindung organ-organ dalam
4. membentuk eritrosit
Berdasarkan strukturnya, rangka ikan ada 2 macam :
a. Rangka tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dll)
b. Rangka tulang sejati, pada ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan)
Berdasarkan letaknya :
- tulang tengkorak
- tulang punggung
- tulang rusuk
- tulang penyokong insang disebut rangka VISCERAL
- tulang penyokong sirip disebut rangka APPENDICULAR
Tulang-tulang penutup insang :
- operculum
- sub operculum – di bawah
- pre operculum – di depan
- interculum – diantara
Fungsi rangka :
1. penegak tubuh
2. tempat melekatnya otot
3. pelindung organ-organ dalam
4. membentuk eritrosit
Berdasarkan strukturnya, rangka ikan ada 2 macam :
a. Rangka tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dll)
b. Rangka tulang sejati, pada ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan)
Berdasarkan letaknya :
- tulang tengkorak
- tulang punggung
- tulang rusuk
- tulang penyokong insang disebut rangka VISCERAL
- tulang penyokong sirip disebut rangka APPENDICULAR
Tulang-tulang penutup insang :
- operculum
- sub operculum – di bawah
- pre operculum – di depan
- interculum – diantara
3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Þ
klasifikasi ikan lele sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Species : Clarias batrachus
Þ Bentuk badan lele
mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian
belakang tubuhnya berbentukpipih kesamping (compressed).
Þ ikan lele mempunyai gigi yang halus sampai seperti terlihat tidak
memiliki gigi, kecuali bila diraba terasa ada sedikit kasar yang disebut gigi
beludru atau viliform.
Þ Ikan lele memiliki alat
pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan menbran yang
berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah.
Þ Yang
termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat integumen.
Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu
epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam.
Þ
Linea lateralis adalah garis pada bagian lateral ikan yang
dibentuk oleh barisan sisik yang berpori atau berlubang. Linea lateralis berfungsi
sebagai indra untuk mengetahui perubahan-perubahan
hidrostatis dalam air.
Þ
Sistem Urogenitalia ikan terdiri dari ginjal, sistem
genitalia, testis, ovarium
Þ Sistem syaraf pada vertebrata mempunyai tiga macam
peranan vital, yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus
dari luar dan meresponnya; mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh
bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan
kecerdasan.
Þ Ikan lele memiliki alat
pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan menbran yang
berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan
sebelah atas insang.
Þ Alat peredaran darah ikan terdiri
atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium
dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah struktur
penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang
depan jantung.
Þ Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya
berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh
serta berfungsi pula dalam proses pembentukan butir darah merah.
daftar pustakanya ga ada ya kak?
BalasHapus