Sabtu, 15 Juni 2013

Morfologi of cat fish

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat. Iakn lele merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam lahan terbatas ( hemat lahan ) dikawasan marginal dan hemat air. Pengembangan usaha lele dapat dilakukan mulai dari usaha benih sampai dengan ukuran konsumsi yang dapat menguntungkan pada setiap segmennya (Mahyudin, 2008).
Siapa yang tidak kenal ikan lele. Orang indonesia sudah barang tentu akrab dengan nama ikan lele. Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Meski ikan lele dianggap sebagai musuh dikolam atau sebagai predator, semua orang akan mengangguk setuju jika dikatakan daging lele enak dan gueih, jarang tamu yang menolak jika disuguhi pecak lele atau lele goring ( Zaky, 2009 ).

1.2  Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui, mempelajari dan memahami bentuk, struktur, fungsi serta susunan alat tubuh pada ikan lele (Clarias batrachus).

1.3  Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui, mempelajari, dan memahami tentang struktur anatomi dari ikan lele (Clarias batrachus) secara langsung, sehingga para praktikan dapat terbantu dalam hal memahami anatomi dari ikan lele secara keseluruhan, baik anatomi secara eksternal maupun anatomi secara internal. Selain itu, para praktikan nantinya akan lebih mengenal tentang anatomi ikan lele secara eksternal maupun internal dengan baik, sehingga praktikan dapat mengerti dan dapat menjelaskan anatomi dari ikan lele baik secara eksternal maupun internal dengan baik.

1.4  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat di makalah ini antara lain yaitu:
1.      Diskripsi ikan lele
2.      Sistem intergumen
3.      Linealateralis dan lineatransversalis
4.      Sistem pencernaan
5.      Urogenital
6.      Sistem saraf
7.      Insang (sistem pernafasan)
8.      Sistem peredaran darah
9.      Sistem rangka


2. PEMBAHASAN

2.1  Deskripsi Ikan Lele
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya ( Wikipedia, 2011).
      Menurut Zaky ( 2009 ), klasifikasi ikan lele sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Sub-kingdom  : Metazoa
Phyllum           : Chordata
Sub-phyllum    : Vertebrata
Kelas               : Pisces (ikan yang punya insang untuk bernapas)
Sub-klas          : Teleostei ( ikan bertulang keras )
Ordo                : Ostariophysi ( ikan yang dirongga perutnya sebelah atas ada tulang sebagai alat keseimbangan / sebagai tulang weber )
Sub-ordo         : Siluroidea ( berkulit licin, tidak bersisik)
Familia            : Clariidae ( kepala gepeng dan mempunyai alat pernapasan tambahan)
Genus              : Clarias
Species            : Clarias batrachus
Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan bentuk badan lele secara tepat. Tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping). Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncong (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas (Zaky, 2009).

Pada ikan lele mempunyai gigi yang halus sampai seperti terlihat tidak memiliki gigi, kecuali bila diraba terasa ada sedikit kasar yang disebut gigi beludru atau viliform dan menempel pada rahang atas dan bawah (Arfiati, 2006).
Ikan lele meiliki sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan padaikan yang tua sudah agak berkurang racunya. Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm (Zaky, 2009).   
               
2.2 Sistem Integument
Pada sistem integumen terdapat sejumlah organ atau struktur dengan fungsi yang beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk hidup. Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat integumen merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya ( Hariani,2010 ).
Menurut fishblogs (2009), Kulit terdiri dari 2 lapis :
a. Epidermis = terluar, tipis, selalu berganti
b. Dermis = di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik
 Fungsi kulit :
 1. pembungkus/penutup tubuh
2. pertahanan pertama terhadap penyakit dan parasit
3. penyesuaian terhadap kondisi lingkungan
4. alat ekskresi – osmoregulasi
5. alat pernafasan tambahan
Organ yang terdapat pada kulit :
- sisik : termasuk skut dan kil
- kelenjar lendir
- kelenjar racun
- sumber pewarnaan
- organ cahaya: ikan-ikan laut dalam
Kelenjar lendir : mengeluarkan lendir
fungsi lendir :
1. mencegah gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
2. mencegah keluar-masuk air melalui kulit
3. mencegah infeksi
4. menutup luka
5. mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru)
6. membuat sarang (pada spesies ikan tertentu)
Menurut Zaid (2011), Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.
2.3    Linealateralis dan Lineatransversalis
Linea lateralis merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat lubang-lubang yang berfungsi untuk menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal yang menampung sel-sel sensori dan pembuluh syaraf. Linea lateralis sangat penting keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang dapat mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga juga berfungsi sebagai echo-location yang membantu ikan untuk mengidentifikasi lingkungan sekitamya. Pada beberapa jenis ikan, termasuk golongan Characin, linea lateralis merupakan satu garis panjang yang tidak terputus. Sedangkan pada kelompok ikan Cichlidae, linea lateralis yang dimiliki merupakan garis panjang yang terputus menjadi dua dengan potongan kedua berada di bagian bawah potongan pertama (Aquakultur,2011).
Linea lateralis adalah garis pada bagian lateral ikan yang dibentuk oleh barisan sisik yang berpori atau berlubang. Linea lateralis berfungsi sebagai indra untuk mengetahui perubahan-perubahan hidrostatis dalam air. Garis ini disebut juga garis rusuk. Pada ikan yang tidak mempunyai linea lateralis, digunakan istilah garis sisi, yaitu suatu garis khayal yang ditarik dari pertengahan belakang tutup insang secara lurus sampai pangkal ekor ( Scribd, 2011 ).
Salah satu obyek dalam sifat meristik adalah menghitung jumlah sisik yang ditalui oleh linea lateralis (1:1). Penghitungan sisik pada linea lateralis ini dimulai dari ujung anterior operculum terbelakang dan berakhir pada bagian caudal peduncle atau pangkal batang ekor. Jika terdapat lebih dari satu linea lateralis maka yang dihitung adalah yang sisik yang terletak di tengah. Seadainya linea lateralis tidak jelas ataupun tidak ada maka dihitung jumlah sisik di tempat biasanya garis rusuk tersebut berada ( DFC,2011 ).

HASIL PENGUKURAN MORFOMETRIK
No
                                 Bagian yang di ukur
                   Satuan CM
1.
TL  (total leght)
24 cm
2.
FL  (forked leght)
-
3.
SL  (standart leght)
21,3 cm
4.
Pre DL (pre dorsal leght)
7 cm
5.
Orbl (orbital leght)
0,6 cm
6.
EyeL (eye leght)
0,3 cm
7.
CpedL (caudal preduncle L)
0,7 cm
8.
Panjang rahang atas
1,5 cm
9.
Panjang rahang bawah
1,5 cm
10.
HdL (head leght)
4,7 cm
11.
SntL (snout leght)
1,5 cm
12.
Post orbital leght
3 cm
13.
Tinggi kepala
2 cm
14.
Tinggi Badan
2,2 cm
15.
Tinggi pipi
0,5 cm
16.
Tinggi bawah mata
0,5 cm
17.
Tebal kepala / badan
4 cm
18.
Panjang dasar sirip D/A
9 cm
19.
Tinggi sirip D/A
D = 1 cm / A = 0,9
20.
Panjang sirip P/V
P = 2 cm V = 1,5
21.
Berat lambung
0,79 gram
22.
Panjang usus
24 cm
23.
Panjang busur insang
1,7 cm / 0,14 gram

2.4    Sistem Pencernaan
Digesti merupakan proses pemecahan zat makanan yang komplek menjadi zat yang lebih sederhana. Proses digesti memerlukan waktu dalam mencernkan makanannya, dan waktu yang diperlukan untuk mencernakan makanan itu disebut laju digesti. Pakan yang dikonsumsi oleh ikan akan mengalami proses digesti didalam sistem pencernaan sebelum nutrisi pakan tersebut diabsorpsi yang akan dimanfaatkan unyuk proses biologis pada tubuh ikan. Proses digesti pada sistem pencernaan ikan tersebut akan melibatkan enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh tubuh. Hasil proses digesti tersebut berupa asam amino, asam lemak, dan monosakarida yang akan diabsorpsi oleh epitel intestin kemudian disebarkan keseluruh tubuh oleh sistem sirkulasi (aprianatitik,2008).
Pencernaan merupakan proses yang berlangsung terus-menerus. Bermula setelah pengambilan makanan dan berakhir dengan pembuangan sisa makanan. Sistem pencernaan makanan Ikan Lele (Clarias sp.) dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rektum, dan anus. Struktur anatomi mulut ikan erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan. Sungut terdapat di sekitar mulut lele yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannnya makanan ke segmen berikutnya, juga terdapat organ pengecap yang berfungsi menyeleksi makanan. Faring pada ikan (filter feeder) berfungsi untuk menyaring makanan, karena insang mengarah pada faring maka material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang (poengky,2007).
Menurut Aprianatitik (2008) Ikan lele (Clarias batracus) mempunyai lambung yang panjang, menunjukkan ikan ini termasuk ke dalam hewan herbivore. Ciri dari hewan herbivore yaitu mempunyai usus yang panjang dan menggulung. Makanan diperlukan untuk menghasilkan energi sebagai bahan pembentuk tubuh, metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian-bagian tubuh, penambah cairan tubuh, mengganti sel-sel tubuh yang rusak dan membantu proses faal lian yang berlangsung didalam tubuh.
Menurut Burhanuddin (2008) organ pencernaan pada ikan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1   Mulut dan Rongga Mulut
Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur dengan makanan, memperlancar proses penelanan makanan yang dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut.
2   Pharynx
Organ ini biasa disebut pangkal tenggerokan, merupakan lanjutan rongga mulut. Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya terdapat empat pasang pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes mempunyai 5-7 pasang lengkung insang. Di samping melindungi filament insang yang lembut dari kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang.
3        Esophagus
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan, pendek dan mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx, bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang.
4        Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus, di belakangnya dibatasi oleh otot sfinkter yang disebut pylorus, untuk kemudian menjadi bagian depan dari usus bagian tengah.
5        Usus
Usus tengah dan usus akhir biasa disebut Intestinum, suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai di kloaka atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang anus. Usus diikat (difixer) oleh suatu alat pengantung, mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium).

2.5  Urogenital
Sistem Urogenital di bagi menjadi :
a.      Ginjal
Vertebrata memiliki ginjal seperti manusia, tetapi terdapat beberapa perbedaan dalam struktur dan fungsinya. Perbedaan-perbedaan ini dapat dihubungkan dengan lingkungan hidup hewan tersebut. Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada Ease embrio atau larva yang selanjutnya akan berubah menjadi mesonefros dan akhirnya menjadi metanefros. Opistonefros adalah tipe ginjal yang terdapat pada amfibi dan ikan ( Rachmad, 2011).
Ginjal pada umumnya terletak antara columna vertebralis dan gas bladder. Ginjal terdiri dari dua bagian yaitu caput renalis anterior yang tersusun atas jaringan hemapoeitik, limfoid dan endokrin serta trunkus renalis posterior yang tersusun atas nefron-nefron dikelilingi jaringan limfoid interstitial. Sisi kanan dan kiri dari trunkus renalis berfusi dan membentuk lengkungan yang mengisi ruangan diantara kedua gas bladder. Di bagian posterior dari lengkungan ini trunkus renalis menipis menyesuaikan lekukan pada gas bladder. Caput renalis terpisah atas bagian kana dan kiri, terletak di anterior dari lengkungan tersebut memasuki daerah cranium ( Wawunx, 2008).
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin (Praweda, 2000).
b.      Ginjal Vertebrae
Alat ekskresi ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan mas, saluran ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital. Saluran urogenital terletak di belakang anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki kloaka. Karena ikan hidup di air, ikan harus selalu menjaga keseimbangan tekanan osmotiknya (Rachmad, 2011).
c.       Ginjal Cranial
Pengetahuan mengenai histologi ginjal cranial ikan penting untuk pengembangan ilmu budidaya ikan, terutama yang berkaitan dengan aspek immunologi dan toksikologi (Priyo Santoso, 2011).
d.      Sistem Genitalia
Semua jenis ikan lele berkembang dengan ovipar, yakni pembuahan telur di luar tubuh. Ikan lele memiliki gonad satu pasang dan terletak disekitar usus. Ikan lele memiliki lambung yang relatif besar dan panjang. Tetapi ususnya relatif pendek daripada badannya. Hati dan gelembung renang ikan lele berjumlah 2 dan masing-masing sepasang ( Viendy, 2010 ).
Sistem genitalia atau alat kelamin merupakan alat reproduksi yang memegang peranan penting dalam usaha mempertahankan eksistensi jenis hewan dengan cara berkembang biak. Dibedakan atas : sistema genitalia maskulin dan sistema genitalia feminin (Ajarhistove, 2009).
e.       Testis
Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya ( zaky, 2009 ).
Gonad yang terdapat ditubuh ikan jantan disebut testis berfungsi menghasilkan spermatozoa ( Zaldibiaksambas, 2010 ).
f.        Ovarium
Gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus ( zaky, 2009).
Menurut Zaldibiaksambas (2010), Gonad yang terdapat dalam ikan betina dinamakan ovari berfungi menghasilkan telur (ovum). Pengamatan tentang tahap-tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan secara morfologi dan secara histologi.                  


2.6 Sitem saraf
Menurut Zay (2008), Vertebrata (hewan bertulang belakang) menerima rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa (sense organ) yaitu otak dan sumsum tulang belakang yang melalui impuls ke otak atau kelenjar. Syaraf adalah organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi sebagai penghubung. System syaraf bersama-sama dengan system hormonal mengatur peranan penting dalam proses koordinasi dan pengaturan semua aktivitas yang berlangsung dalam tubuh. Perbedaannya adalah bahwa koordinasi dan pengaturan melalui saraf berjalan relative cepat jika dibandingkan melalui system hormonal. Pusat koordinasi syaraf terdapat pada otak dan sumsum tulang belakang yang menyampaikan perintah melalui impuls syaraf yang dibawa oleh syaraf motoris ke organ-organ efektor, dan sebaliknya, otak akan menerima informasi melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh syaraf sensoris dari reseptor.
Dalam menjalarkan impuls baik yang berasl dari syaraf pusat ke efektor, maupun dari reseptor ke otak dibantu oleh adanya neurotransmitter yang bekerja pada sinaps sebagai titik temu antara dua neuron. Neuron atau sel syaraf hanyalah merupakan satuan/unit structural, sedangkan unit fungsionalnya merupakan apa yang disebut lengkung refleks yang terdiri atas syaraf pusat sebagai pusat koordinasi, syaraf sensoris, syaraf motoris, efektor dan reseptor.
Sistem syaraf pada vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya; mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan kecerdasan ( khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh syaraf, medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh organ indra sebagai reseptor, dan otot serta kelenjar sebagai efektor. Sistem syaraf dibagi menjadi system syaraf pusat dan system syaraf periferi. Sistem syaraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem syaraf periferi terdiri dari saraf cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem syaraf otonom merupakan bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar ( Lewaru, 2010 ).

2.7  Sistem Pernafasan
Sistem pernpasan adalah proses pengikatan oksigen (O2) dan pengeluaran karbon dioksida (CO2) oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh karena itu, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Ikan lele mempunyai alat pernapasan berupa insang serta labirin sebagai alat pernafasan tambahannya. Alat pernapasan lele terletak di kepala bagian belakang. Insang pada ikan merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Setiap filamen insang terdiri atas banyak lamela yang merupakan tempat pertukaran gas.
Bentuk alat pernapasan tambahan (labirin) ikan lele seperi rimbunan dedaunan. Labirin berwarna kemerahan yang terletak dibagian atas lengkung insang ke 2 dan ke 4. Fungsi labirin ini mengambil oksigen dari atas permukaan air sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara. Dengan alat pernafasan tambahan ini ikan lele mampu bertahahn hidup dalam kondisi oksigen yang minimum (Mahyudin,2008).
Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya (Zaky,2009).


2.8 Sistem Peredaran Darah
Menurut Wikipedia (2011), Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Menurut Scribd ( 2011 ), Sistem peredaran darah adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat - zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh. Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama, meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiap kelompok hewan.
Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap searah. Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung (Widayati, 2011).

2.9 Sistem Rangka
Sistem rangka merupakan suatu system yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang bersifat menyokong dan melindungi. Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi pula dalam proses pembentukan butir darah merah. Pada beberapa ikan modifikasi tulang penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi ikan betina. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam ( Iqbal, 2008 ).
Menurut Fishblogs ( 2009 ), fungsi rangka dan macam-macam rangka ikan adalah
Fungsi rangka :
1. penegak tubuh
2. tempat melekatnya otot
3. pelindung organ-organ dalam
4. membentuk eritrosit

Berdasarkan strukturnya, rangka ikan ada 2 macam :
a. Rangka tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dll)
b. Rangka tulang sejati, pada ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan)
Berdasarkan letaknya :
- tulang tengkorak
- tulang punggung
- tulang rusuk
- tulang penyokong insang disebut rangka VISCERAL
- tulang penyokong sirip  disebut rangka APPENDICULAR
Tulang-tulang penutup insang :
- operculum
- sub operculum – di bawah
- pre operculum – di depan
- interculum – diantara 


3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Þ    ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar.
Þ    klasifikasi ikan lele sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Sub-kingdom  : Metazoa
Phyllum           : Chordata
Sub-phyllum    : Vertebrata
Kelas               : Pisces
Sub-klas          : Teleostei
Ordo                : Ostariophysi
Sub-ordo         : Siluroidea
Familia            : Clariidae
Genus             : Clarias
Species            : Clarias batrachus
Þ    Bentuk badan lele mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentukpipih kesamping (compressed).
Þ    ikan lele mempunyai gigi yang halus sampai seperti terlihat tidak memiliki gigi, kecuali bila diraba terasa ada sedikit kasar yang disebut gigi beludru atau viliform.
Þ    Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah.
Þ    Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam.
Þ    Linea lateralis adalah garis pada bagian lateral ikan yang dibentuk oleh barisan sisik yang berpori atau berlubang. Linea lateralis berfungsi sebagai indra untuk mengetahui perubahan-perubahan hidrostatis dalam air.
Þ    Sistem Urogenitalia ikan terdiri dari ginjal, sistem genitalia, testis, ovarium
Þ    Sistem syaraf pada vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya; mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan kecerdasan.
Þ    Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang.
Þ    Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung dan sinus venosus. Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung.
Þ    Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi pula dalam proses pembentukan butir darah merah.




1 komentar: