Minggu, 11 Mei 2014

METODE ANALISA

KATA PENGANTAR
                Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayahNya dalam penulisan dan penyusunan paper ini sebagai tugas terstruktur mata kuliah Metode Analisis dan Manajemen Laboratorium. Terima kasih kami haturkan kepada Ir. J.A Sumardi, MS sebagai dosen pengampu mata kuliah tersebut. Tidak lupa terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya paper ini.
                Dalam paper ini akan membahas mengenai analisa kadar lemak, dimana pembahasan dimulai secara definitif, metode analisa hingga penerapannya terhadap suatu bahan yang akan diolah menjadi produk. Tiada gading yang tak retak, kami yakin dalam penulisan paper ini terdapat banyak kekurangan, sehingga masukan dari anda yang bersifat membangun akan sangat berguna bagi kami.


Penulis,



1. PENDAHULUAN

Minyak dan lemak adalah trigliserida, kedua istilah ini berarti “triester dari gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak, pada temperatur kamar lemak berbentuk pdat dan minyak berbentuk cair. Gliserida pada hewan berupa lemak, sedangkan pada tumbuhan berupa minyak, oleh karena itu ada yang disebut lemak hewani dan minyak nabati (Fessenden, 1992).
Menurut Budimarwanti (2011), Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun
jaringan tumbuhan dan hewan. Lipida merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan setiap hari. Lipida mempunyai sifat umum sebagai berikut:
·         Tidak larut dalam air
·         Larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan
·         Karbontetraklorida
·         Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga mengandung nitrogen dan fosfor  
·         Bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
·         Berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.

Berbeda dengan lemak dan minyak lainnya, minyak ikan mengandung EPA dan DHA yang tinggi masing-masing sejumlah 14-19% dan 5-8%. Komposisi asam lemak tak jenuh majemuk tergantung pada berbagai faktor. Asam lemak jenuh termasuk komponen C12 sampai C24 dan beberapa dengan rantai cabang (iso C16, iso C17) juga telah ditemukan. Diantara asam lemak tak jenuh tunggal 16:1(ω7), 20 :1(ω-9) dan 22:1 (ω-11) juga ada dalam jumlah yang bervariasi. Lebih dari 50 asam lemak bebas yang berbeda telah itemukan dalam minyak ikan laut namun delapan jenis seringkali mewakili lebih dari 80% dari jumlah keseluruhan (Pratama et al., 2011).
Dalam Legowo et al., (2005) menjelaskan beberapa metode dalam menentukan kadar lemak yaitu :
1.       Penentuan kadar lemak dengan Metode Soxhlet
2.       Penentuan kadar lemak dengan Metode Goldfisch
3.       Penentuan kadar lemak dengan Metode Babcock
4.       Penentuan kadar lemak dengan Metode Gerber
5.       Penentuan kadar kolesterol berdasar Leibermann-Burchard, dll

Dengan mengetahui kadar lemak yang terkandung dalam suatu bahan akan dapat memberikan informasi yang berharga terhadap masyarakat terhadap kepastian jumlah atau kadar lemak yang terkandung di dalam suatu bahan pangan



2. METODE ANALISA

Dalam menentukan kadar lemak, terdapat beberapa metode yang sering digunakan oleh peneliti, tergantung dengan motiv dan tujuan dari penelitian itu sendiri serta faktor – faktor penunjang lain. Adapun dalam paper ini akan membahas mengenai metode goldfisch.
Ekstraksi dengan alat Goldfish sangat praktis. Bahan sampel yang telah dihaluskan dimasukan kedalam thimbel dan dipasang dalam tabung penyangga yang pada bagian bawahnya berlubang. Bahan pelarut yang digunakan ditempatkan dalam bekerglas di bawah tabung penyangga. Bila bekerglas dipanaskanuap pelarut akan naik dan didinginkan oleh kondensor sehingga akan mengembun dan menetes pada sampel demikian terus menerus sehingga bahan akan dibasahi oleh pelarut dan akan terekstraksi, selanjutnya akan tertampung ke dalam bekerglas kembali. Setelah ekstraksi selesai, sampel berikut penyangganya diambil dan diganti dengan bekerglas yang ukurannya sama dengan tabung penyangga. Pemanas dihidupkan kembali sehingga pelarut akan diuapkan lagi dan diembunkan serta tertampung ke dalam bekerglas yang terpasang di bawah kondensor, dengan demikian pelarut yang tertampung dapat dimanfaatkan untuk ekstraksi yang lain (Sudarmadji, 1996).









Gambar alat Goldfisch
Metode Goldfish merupakan metode yang mirip dengan metode Soxhlet, perbedaannya adalah labu ekstraksinya dirancang sehingga solven hanya melewati sampel, bukan merendam sampel. Hal ini mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi, tapi dengan kerugian bisa terjadi “saluran solven” dimana solven akan melewati jalur tertentu dalam sampel sehingga ekstraksi menjadi tidak efisien.Masalah ini tidak terjadi pada metode Soxhlet, karena sampel terendam dalam solven.
 
3. PEMBAHASAN

3.1. Prinsip
Melarutkan lemak yang terdapat dalam bahan dengan pelarut lemak selama beberapa waktu menggunakan metode ekstraksi dengan alatsoxhlet/goldfish. Lemak yang terekstraksi (larut dalam pelarut) akanterakumulasi dalam wadah pelarut (labu sokhlet/gelas goldfish), kemudiandipisahkan dalam pelarutnya dengan cara dipanaskan dalam oven suhu 105˚C.Pelarut akan menguap, sedangkan lemak tidak akan menguap karena titik didihlemak lebih dari 105˚C, sehingga akan tertinggal dalam wadah untuk ditentukan beratnya.
3.2 ALAT DAN BAHAN
Alat-Alat yang digunakan
·         Peralatan Ekstraksi Goldfisch
·         Labu ekstraksi
·         Beaker Glass
·         Kondensor 
·         Oven Vakum
·         Neraca Analitis
Bahan-bahan yang digunakan
·         Sampel lemak yang akan dianalisis
·         Pelarut (Kloroform, Petroleum eter, Etil eter, Benzene, Heksana, Aseton)
3.3 PROSEDUR
 1. Timbang kira-kira 5 g bahan kering dan halus dan pindahkan ke dalamkertas saring atau kertas aluminium (aluminium foil) yang dibentuk sedemikian rupa sehingga membungkus bahan dan dapat masuk dalamthimble, yaitu pembungkus bahan yang terbuat dari alumina yang porous.

2. Pasang bahan dan thimble padasample tube, yaitu gelas penyangga yang bagiaN bawahnya terbuka, tepat dibawah kondensor alat distilasi Goldfisch.
3. Masukan pelarut, misalnya petroleum-ether secukupnya (paling banyak 75ml dalam gelas piala khusu yang telah diketahui beratnya. Pasanglah piala berisi pelarut ini pada kondensator sampai tepat dan tak dapat diputar lagi.
 



4. Jangan lupa mengalirkan air pendingin pada kondensor. Naikkan pemanaslistrik sampai menyentuh bagian bawah gelas piala dan nyalakan pemanaslistriknya.
5. Lakukan ekstraksi selama 3-4 jam. lalu matikan pemanas listriknya danturunkan. Setelah tidak ada tetesan pelarut, ambillah thimble dan sisa bahandalam gelas peyangga.
6. Pasanglah gelas piala penampung pelarut (Solvent Recovery Tube) t-reditempat gelas peyangga tadi. Gelas piala yang berisi pelarut dan minyak yangterekstraksi, dipasang lagi dan dilanjutkan pemanasan sampai semua pelarutmenguap dan tertampung dalam gelas piala penampung pelarut. Pelarut yangtertampung dapat digunakan lagi.
7. Lepaskan gelas piala yang berisi minyak dari alat distilasi dan lanjutkan pemanasan di atas alat pemanas sampai berat konstan. Timbang berat minyak dan hitunglah persen minyak dalam bahan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar