KETERKAITAN
STERILISASI, PENGENCERAN, DAN INOKULASI DALAM KULTUR BAKTERI
TUGAS
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Mikrobiologi Dasar
yang dibina oleh Bapak Eko Waluyo,
S.Pi
Disusun oleh :
NAMA : ACHMAD FATHONY
NIM : 105080301111043
KELAS :
D
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2011
Jelaskan
keterkaitan antara sterilisasi, pengenceran, metode inokulasi bakteri dalam
kultur bakteri!
Dalam
mikrobiologi antara proses sterilisasi, pengenceran dan inokulasi dalam kultur
bakteri itu saling berkesinambungan/ berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Berarti dalam proses kultur, inokulasi butuh sterilisasi, begitu juga dengan
pengenceran juga butuh sterilisasi, pengenceran pun juga dibutuhkan dalam
inokulasi. Disini sterilisasi merupakan hal pertama yang harus dilakukan dalam
proses kultur, karena sterilisasi dapat membunuh mikroorganisme. Menurut
Pelczar dan Chan (1988), sterilisasi merupakan proses yang menghancurkan semua
bentuk kehidupan. Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologi
artinya bebas dari mikroorganisme hidup. Suatu benda atau substansi itu hanya
dapat steril atau tidak dapat steril dan tidak mungkin setengah steril atau
hamper steril. Kondisi alat yang sebelum dilakukan sterilisasi biasanya buram
suasana masih kotor meskipun peralata itu telah dicuci dengan air, namun
setelah disterilisasi kondisinya menjadi besih dalam arti besih dari kehidupan
mikroorganisme pathogen (steril). Jadi alat-alat yang digunakan untuk proses
kultur sebelumnya perlu dilakukan sterilisasi terlebih dahulu agar
mikroorganisme pathogen tidak ikut didalamnya dan hasilnya pun nantinya akan
sesuai yang diinginkan.
Setelah
alat alat steril, hubungannya dengan pengenceran yaitu kembali lagi ke tujuan
sterilisasi itu sendiri, yaitu membebaskan dari segala kehidupan mikoorganisme.
Jadi peralatan pengenceran misalnya, pipet serologis, tabung reaksi harus dalam
keadaan steril. Biasannya pengenceran ini dilakukan pada sampel yang akan
ditanam. Tujuan dari pengenceran yaitu mengurangi konsentrasi nutrisi dan
koloni mikroorganisme yang bergerombol padat sehingga nantinya dapat di amati
dan di ketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik dan untuk mendapatkan
perhitungan yang tepat. Pengenceran biasanya dilakukan secara decimal yaitu
1:10;1:100:dst. Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni (Fardiaz,
1993). Pengenceran biasanya menngunakan larutan Na fisiologis 0,9% Menurut
Waluyo (2005), tahapan pengenceran yaitu dengan adanya suatu suspense yang
berupa campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dengan mengambil 1
ml suspense persebut dan di sendirikan dalam suatu tabung reaksi yang
sebelumnya terdapat Na fisiologis di dalamnya. Dari pengenceran ini kemudian
diambil 1 ml lagi untuk di encerkan lagi. Kalau perlu dari kedua ini di ambil 1
ml lagi untuk diencelkan lagi. Sehingga hasil nya nanti dimungkinkan memperoleh
hasil yang murni.
Sebelum
proses pengenceran, sebenarnya ada satu proses yaitu pembuatan media. Media
adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau di
dalamnya. Untuk dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik-baiknya, pertama
harus mengetahui dan memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan
meskipun persyaratan nutrient mikroorganisme sangat beragam (Hadioetomo, 1985).
Media itu bermacam-macam, ada media cair, semi padat, dan padat. Penggunaan nya
tergantung dari kebutuhan jenis bakterinya. Setelah itu, sebelum ke inokulasi yang bertujuan
menghasilkan biakan murni, tahapan setelah pengenceran yaiitu penanaman terlebih
dahulu. Menurut Hadioetomo (1985), macam-macam metode penanaman yaitu
menggunakan metode tuang dan metode sebar. Kedua metode penanaman tersebut
merupakan metode yang umum digunakan. Perbedaan dari keduanya terletak pada
runtutan prosedurnya. Apabila metode tuang yaitu dimasukan sampelnya terlebih
dahulu dimasukan sampelnya kemudian medianya, namun jika metode sebar, medianya
dahulu kemudian sampelnya. Proses penanamaan ini juga berhubungan dengan
sterilisasi, karena apabila peralatan tidak disterilisasi terlebih dahulu maka
aka nada kehidupan mikroorganisme yang tidak diinginkan. Proses penanaman ini
bertujuan menumbuhkan koloni-koloni bakteri. Setelah semalam koloni bakteri
akan tumbuh, kemudian dilakukan perhitungan koloni dan inokulasi.
Inokulasi itu berhubungan dengan isolasi. Isolasi
merupakan cara untuk mendapatkan / menumbuhkan jenis mikroorganisme tertentu
(Stainer, 1992). Langkah dari isolasi yaitu inokulasi yang artinya bahwa
menumbuhkan biakan murni itu dengan cara memindahkan satu sel koloni bakteri
dari media satu ke media yang lain. Menurut Karliana (2009), mikroba di lingkungan
pada umumnya berada dalam populasi campuran. Sulit ditemukan mikroba sebagai
spesies tunggal. Untuk itu dibutuhkan proses isolasi agar dapat mencirikan dan
mengidentifikasi suatumikroorganisme tertentu. Pertama kali harus dapat
dipisahkan dari mikroorganisme lainya yang dijumpai dalam habitatnya lalu
ditumbuhkan menjadi biakan murni. Terdapat dua metode untuk memperoleh biakan
murni yaitu teknik cawan gores dan cawan tuang. Kedua teknik ini berdasarkan pada pengenceran organisme sehingga dapat
dipisahkan hanya spesies tertentu berada sebagai sel tunggal Dengan demikian
dapat diperoleh ciri-ciri cultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis. Setelah
satu sel koloni bakteri diinokulasi ke media lain, selanjutnya diinkubasi dan
akhir dari dari kultur bakteri disini yaitu menghasilkan biakan (bakteri)
murni. Jadi agar mendapat hasil biakan murni perlu adanya hubungan dari
proses-proses sebelumnya yaitu mulai dari proses sterilisasi, pengenceran dan
inokulasi. Semua proses tersebut tersebut tidak bisa dipisahkan satu dengan
yang lainnya. Apabila salah satu proses di hilangkan maka tidak akan bisa maksimal
mendapatkan kultur bakteri yang murni.
DAFTAR
PUSTAKA
Fardiaz.
1992. Mikrobiologi Pengolahan Pangan Lanjut. IPB Press: Bogor
Hadioetomo.
1985. Mikrobiologi dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Karlina,
Itjeu. 2009. Identifikasi Mikroba Air Laut di Ujung Grenggengan Semenanjung
Muria. Vol. 13 No. 2
Pelczar,
M dan Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia press:
Jakarta
Stainer.
1982. Dunia Mikroba II. Karya Aksara: Jakarta
Waluyo.
2005. Mikrobiologi Umum. Erlangga: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar