KELOMPOK
MIKROBA
Ada beberapa kelompok mikroba yang penting yang perlu
diketahui morfologi, sifat, struktur dan perkembangbiakannya. Diantaranya yaitu
: bakteri, fungi/kapang (mold) dan khamir (yeast).
a) Bakteri
Sumber : Terdapat secara luas di alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air dan tanah.
Morfologi : - Uniseluler (bersel tunggal)
- Ukuran : panjang = 0,5-10 mm; lebar = 0,5-2,5 mm.
– Bentuk sel : coccus (bulat), bacillus (batang/basil), spirillium (spiral) dan vibrios (koma/vibrio).
Struktur : - Prokariotik
– Tidak memiliki membran di dalam sitoplasma
- Beberapa memiliki flagella (rambut cambuk), capsul (kapsul) dan endospora.
Perkembangbiakan : Aseksual dengan pembelahan biner.
Peranan : Agen penyubur tanah, bermanfaat dalam industri pembuatan senyawa penting (semisal alkohol), mengolah makanan, penyebab penyakit, pembusuk bahan makanan, dll
a) Bakteri
Sumber : Terdapat secara luas di alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air dan tanah.
Morfologi : - Uniseluler (bersel tunggal)
- Ukuran : panjang = 0,5-10 mm; lebar = 0,5-2,5 mm.
– Bentuk sel : coccus (bulat), bacillus (batang/basil), spirillium (spiral) dan vibrios (koma/vibrio).
Struktur : - Prokariotik
– Tidak memiliki membran di dalam sitoplasma
- Beberapa memiliki flagella (rambut cambuk), capsul (kapsul) dan endospora.
Perkembangbiakan : Aseksual dengan pembelahan biner.
Peranan : Agen penyubur tanah, bermanfaat dalam industri pembuatan senyawa penting (semisal alkohol), mengolah makanan, penyebab penyakit, pembusuk bahan makanan, dll
b) Kapang (Mold)
Sumber : Biasanya terdapat pada tempat-tempat lembab, semisal kertas koran yang basah, dinding-dinding basah, buah-buahan membusuk dan bahan pangan lainnya
Morfologi : – Multiseluler (bersel banyak)
– Ukuran : mikroskopis sampai makroskopis
– Bentuk : benang-benang.
Struktur : – Eukariotik
– Memiliki dinding sel yang kaku
– Terdiri dari hifa (kumpulan benang-benang).
– Kumpulan hifa membentuk miselium.
– Beberapa memiliki septa (penyekat) pada hifa.
Perkembangbiakan : Seksual dan Askesual (spora).
Peranan : Dekomposisi (penghancuran) material, penghasil penisilin (antibiotik), penyebab penyakit, dll.
Gambar 2 : Kapang (Mold)
c) Khamir (Yeast)
Sumber : Lingkungan yang berkadar gula dan pH rendah, seperti buah-buahan dan sirup.
Morfologi : – Uniseluler (bersel tunggal).
– Ukuran 5-20 mm. (5-10 x lebih besar dari bakteri).
– Bentuk sel : Pseudomiselium .
Struktur : – Eukariotik.
– Memiliki dinding sel yang serupa dengan bakteri.
- Sitoplasma memiliki inti bebas (discrete nucleus).
– Memiliki vakuola yang berisi sejumlah besar cairan.
Perkembangbiakan : Aseksual dengan tunas.
Peranan : Fermentasi alkoholik pada bir, tape, nata dll.
Gambar 3 : Ragi (Yeast)
METABOLISME
- Sel
mengekstraksi energi dari lingkungan
autotrof : mengambil energi dari sinar matahari pada proses fotosintesis ® tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme berkhlorofil.
heterotrof : mengambil molekul berenergi/organik dari substrat/makanan diantaranya dari sel autotrof. - Sel mensintesis makromolekul untuk menunjang aktifitas hidupnya (gerak dinamik, pembelahan sel, reaksi-reaksi spesifik
Kedua
proses tsb dilakukan melalui reaksi-reaksi yang terintgrasi & terorganisasi
® metabolisme
Metabolisme : keseluruhan reaksi yang terjadi di
dalam sel, meliputi proses penguraian & sintesis molekul kimia yang
menghasilkan & membutuhkan panas (enegi) serta dikatalisis oleh enzim
Metabolisme
meliputi:
1) jalur sintesis (anabolisme/endorgenik)
Þ menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi makromolekul yang lebih kompleks; memerlukan
energi yang disuplai dari hidrolisis ATP
2) jalur degradatif (katabolisme/eksorgenik)
Þ memecah molekul kompleks menjadi molekul
yang lebih sederhana; melepaskan energi yang
dibutuhkan untuk mensintesis ATP.
1) jalur sintesis (anabolisme/endorgenik)
Þ menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi makromolekul yang lebih kompleks; memerlukan
energi yang disuplai dari hidrolisis ATP
2) jalur degradatif (katabolisme/eksorgenik)
Þ memecah molekul kompleks menjadi molekul
yang lebih sederhana; melepaskan energi yang
dibutuhkan untuk mensintesis ATP.
Glikolisis merupakan jalur, dimana pemecahan
D-glukosa yang dioksidasi menjadi piruvat yang kemudian dapat direduksi menjadi
laktat. Jalur ini terkait dengan metabolisme glikogen lewat D-glukosa 6-fosfat.
Glikolisis bersangkutan dengan hal-hal berikut :
1. Pembentukan ATP dalam rangkaian ini
molekul glukosa dioksidasi sebagian.
2. Produksi piruvat
3. Pembentukan senyawa antara bagi proses-proses biokimiawi lain misalnya, gliserol 3-fosfat. Untuk biosintesis trigliserid dan fosfolipid, 2, 3–bisfosfogliserat dalam eritrosit, piruvat untuk biosintesis L–alanin, dan sebagainya.
2. Produksi piruvat
3. Pembentukan senyawa antara bagi proses-proses biokimiawi lain misalnya, gliserol 3-fosfat. Untuk biosintesis trigliserid dan fosfolipid, 2, 3–bisfosfogliserat dalam eritrosit, piruvat untuk biosintesis L–alanin, dan sebagainya.
GLIKOLISIS
Glikolisis
dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan oksigen cukup untuk
mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau dalam keadaan anaerob
(hipoksik), bila kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan lewat sistem sitokrom
mitokondrial dan bergantung pada usaha temporer perubahan piruvat menjadi
laktat. Glikolisis anaerob, yang menaruh kepercayaan temporer pada piruvat
merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya kecukupan oksigen. Dengan
demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut hutang oksigen.
Lintasan
glikolisis yang paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (bahasa Inggris: EMP pathway), yang pertama
kali ditemukan oleh Gustav Embden,
Otto Meyerhof
dan Jakub
Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan
Entner–Doudoroff yang ditemukan oleh Michael
Doudoroff dan Nathan Entner
terjadi hanya pada sel prokariota, dan berbagai lintasan
heterofermentatif dan homofermentatif.
Ringkasan reaksi glikolisis pada lintasan EMP adalah sebagai
berikut]
RESPIRASI
Respirasi
sel, juga dikenal sebagai ‘metabolisme oksidatif’, adalah salah satu cara kunci
sel berguna mendapatkan energi. Ini adalah himpunan reaksi metabolik dan
proses-proses yang terjadi dalam organisme ‘biokimia sel untuk mengubah energi
dari nutrisi menjadi adenosin trifosfat (ATP), dan kemudian melepas
produk-produk limbah. Reaksi respirasi yang terlibat dalam reaksi katabolik
yang melibatkan oksidasi satu molekul dan pengurangan lain.
Nutrisi
biasa digunakan oleh sel-sel hewan dan tumbuhan dalam respirasi termasuk
glukosa, asam amino dan asam lemak, dan agen oksidasi yang umum (penerima
elektron) adalah molekul oksigen (O2). Bakteri dan archaea juga dapat
lithotrophs dan organisme ini dapat bernafas menggunakan berbagai molekul
anorganik sebagai donor dan akseptor elektron, seperti belerang, ion logam,
methane atau hidrogen. Organisme yang menggunakan oksigen sebagai akseptor
elektron terakhir dalam digambarkan sebagai respirasi aerobik, sedangkan mereka
yang tidak disebut sebagai anaerobik .
Energi
yang dilepaskan dalam respirasi digunakan untuk mensintesis ATP untuk menyimpan
energi ini. Energi yang tersimpan dalam ATP kemudian dapat digunakan untuk
mendorong proses-proses yang membutuhkan energi, termasuk biosintesis, gerak
atau pengangkutan molekul melintasi membran sel.
AEROBIC DAN ANAEROBIC
Respirasi
aerobik memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi (ATP). Meskipun
karbohidrat, lemak, dan protein dapat semua akan diproses dan dikonsumsi
sebagai pereaksi, itu adalah metode paling disarankan untuk pemecahan dari
glikolisis piruvat dan piruvat mensyaratkan bahwa mitokondria masukkan agar
dapat sepenuhnya dioksidasi oleh siklus Krebs. Produk dari proses ini adalah
energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat), oleh fosforilasi tingkat
substrat, NADH dan FADH2.
Sederhana reaksi: C6H12O6
(aq) + 6 O2 (g) → 6 CO2 (g) + 6 H2O (l)
ΔG = -2.880 kJ per mol C6H12O6
ΔG = -2.880 kJ per mol C6H12O6
ΔG negatif menunjukkan bahwa
produk-produk dari proses kimia toko sedikit energi dari reaktan dan reaksi
dapat terjadi secara spontan; Dengan kata lain, tanpa sebuah input energi.
Potensi yang mengurangi NADH
dan FADH2 dikonversi menjadi lebih ATP melalui rantai transpor elektron dengan
oksigen sebagai “terminal akseptor elektron”. Sebagian besar ATP dihasilkan
oleh respirasi sel aerobik dibuat oleh fosforilasi oksidatif. Ini bekerja
dengan energi yang dilepaskan dalam konsumsi piruvat yang digunakan untuk menciptakan
potensi kemiosmotik oleh memompa proton melintasi membran. Potensi ini kemudian
digunakan untuk menggerakkan ATP sintase dan memproduksi ATP dari ADP.
Proses respirasi aoerob :
1. Glikosis
2. Dekarbosilasi oksidatif
3. Siklus Krebs
4. Transfer elektron
1. Glikosis
2. Dekarbosilasi oksidatif
3. Siklus Krebs
4. Transfer elektron
Respirasi
anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen ( O2 ).
Respirasi anaerob terjadi pada sitoplasma.
Respirasi anaerob terjadi untuk penguraian senyawa organik.
Respirasi anaerob menghasilkan energi yang lebih kecil.
Respirasi anaerob menghasilkan 2 ATP.
Proses respirasi anaerob :
1. Fermentasi.
2. Pernafasan intramolekul.
Respirasi anaerob terjadi pada sitoplasma.
Respirasi anaerob terjadi untuk penguraian senyawa organik.
Respirasi anaerob menghasilkan energi yang lebih kecil.
Respirasi anaerob menghasilkan 2 ATP.
Proses respirasi anaerob :
1. Fermentasi.
2. Pernafasan intramolekul.
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi
yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi
respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.
FERMENTASI
Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan
menjadi fermentasi asam laktat/asam
susu dan fermentasi alkohol.
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
enzim
Prosesnya :
1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).
enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi
2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
enzim
Prosesnya :
1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).
enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi
2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
B.
Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka
TCA
CYCLE
Siklus asam sitrat (Siklus
Krebs atau Siklus TCA) adalah suatu urutanreaksi-reaksi kimia yang rapi dan
bagus, digunakan oleh sel untuk mengubahkarbon dari asetat menjadi karbon
dioksida dan untuk menghasilkan energi.Asetil-CoA memasuki siklus, dan akhirnya
reaksi-reaksi menghasilkan duamolekul karbon dioksida. Di dalam proses ini, sel
menghasilkan NADH + H+ danmolekul-molekul lain yang terkait yang akhirnya
digunakan membentuk banyakATP.
FUNGSI
TCA CYCLE
( SIKLUS ASAM SITRAT )
Fungsi utama dari siklus asam sitrat ( TCA CYCLE ) adalah :
1. Oksidasi asetil KoA menjadi CO2, H2O dan energi (1 mol asetil KoA menghasilkan 12 mol ATP oleh karena daur ini banyak melepas H+ dan elektron yg akan masuk rantai respirasi)
2. Anggota TCA cycle bersifat amfibolik, artinya :
dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi energi, atau disintesis menjadi senyawa lain
ANGGOTA TCA CYCLE BERSIFAT AMFIBOLIK
A. Dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi energi
* katabolisme asam amino anggota tca cycle energi
* oksidasi beta asam lemak asetil KoA anggota siklus krebs energi
* oksidasi glukosa piruvat asetil KoA anggota siklus krebs energi
• Dapat disintesis menjadi senyawa lain, misalnya menjadi :
* glukosa (melalui glukoneogenesis)
* asam amino tertentu
* asam lemak (lipogenesis)
( SIKLUS ASAM SITRAT )
Fungsi utama dari siklus asam sitrat ( TCA CYCLE ) adalah :
1. Oksidasi asetil KoA menjadi CO2, H2O dan energi (1 mol asetil KoA menghasilkan 12 mol ATP oleh karena daur ini banyak melepas H+ dan elektron yg akan masuk rantai respirasi)
2. Anggota TCA cycle bersifat amfibolik, artinya :
dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi energi, atau disintesis menjadi senyawa lain
ANGGOTA TCA CYCLE BERSIFAT AMFIBOLIK
A. Dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi energi
* katabolisme asam amino anggota tca cycle energi
* oksidasi beta asam lemak asetil KoA anggota siklus krebs energi
* oksidasi glukosa piruvat asetil KoA anggota siklus krebs energi
• Dapat disintesis menjadi senyawa lain, misalnya menjadi :
* glukosa (melalui glukoneogenesis)
* asam amino tertentu
* asam lemak (lipogenesis)
ELECTRON TRANSPORT CHAIN
Rantai
transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transpor
elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi
terminal. Transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam
mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan
FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan
siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul
oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a.
Pertama-tama,
NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi yang berasal
dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Energi yang dihasilkan ketika
NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan
fosfat anorganik menjadi ATP. Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b.
Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+. Setelah itu
sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c. Energi yang dihasilkan dari proses
oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk
menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP. Kemudian sitokrom c mereduksi
sitokrom a, dan ini merupakan akhir dari rantai transpor elektron. Sitokrom a
ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang merupakan zat yang
paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor terakhir
elektron. Setelah menerima elektron dari sitokrom a, oksigen ini kemudian
bergabung dengan ion H+ yang dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b
membentuk air (H2O). Oksidasi yang terakhir ini lagi-lagi menghasilkan energi
yang cukup besar untuk dapat menyatukan ADP dan gugus fosfat organik menjadi
ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada transpor elektron yang
menghasilkan ATP.
Sejak
reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH dan FADH2 sebanyak
10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua
molekul FADH2 tersebut mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut.Reaksi Oksidasi
yang Terjadi Pada Transpor Elektron Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira
3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2. Jadi, dalam transpor elektron
dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasil glikolisis dan siklus Krebs,
maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari
satu molekul glukosa. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan
transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP.
CHEMIOSMOSIS
Kemiosmosis merupakan suatu mekanisme
pengkopelan energi dengan menggunakan energi yang tersimpan dalam bentuk
gradien H+ untuk menggerakkan kerja seluler. Pada mitokondria,
energi untuk pembentukan gradien berasal dari reaksi redoks eksergonik dan
sintesis ATP merupakan kerja yang dilakukan. Tetapi kemiosmosis juga terjadi di
tempat lain, dan beraneka ragam.
Sebelumnya,
Rosenberg
mendefinisikan sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari
sebuah area yang mempunyai energi potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju
ke tempat dengan energi potensial yang lebih tinggi, sebagai transpor
aktif. Perpindahan bak menentang arus gradien potensial
elektrokimiawi ini, memerlukan asupan energi dan
mekanisme kopling agar asupan energi tersebut dapat menggerakkan perpindahan
substansi.
Oleh
karena definisi Rosenberg dianggap memiliki beberapa titik kelemahan, Peter Dennis Mitchell
membuat definisi ulang yang disebut facilitated diffusion, yaitu
perpindahan substansi secara sekunder yang tidak terkait langsung dengan reaksi
kimiawi maupun metabolis, antara dua titik yang dipisahkan oleh halangan osmotik
yang memiliki simpor
atau kotranspor
pada halangan tersebut. Reaksi pada simpor tersebut berusaha mencapai titik
ekuilibrium, sehingga arah perindahan dari satu substansi pada simpor akan
menyebabkan substansi lain bergerak ke arah yang sama, walaupun hal tersebut
berarti bergerak melawan arus energi potensial elektrokimiawi.
Kloroplas
menggunakan kemiosmosis untuk menghasilkan ATP selama fotosintesis
dalam organel ini, cahaya (dan bukannya energi kimiawi) menggerakkan aliran
elektron menuruni rantai transpor elektron dan
pembentukan gradien H+. Prokariot
yang tidak memiliki mitkondria dan
kloroplas
menghasilkan fradien H+ melintasi membran
plasmanya.[ Gradien ini kemudian menangkap gaya gerak proton
tidak saja untuk membuat ATP
tetapi juga memompakan nutrien dan produk limbah menlintasi membran dan untuk
memutar flagela.
NAMA : ADIWIRA SANDRIKANATA
NIM : 105080303111002
KELAS : C
FAKULTAS PERIKANAN DAN
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar