Selasa, 28 Februari 2012

Modifikasi Produk Perikanan


KRIBO NAKAL
(Kripik Bakso Ikan Makarel)


MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Teknologi Hasil Perikanan Modern
yang dibina oleh Bapak J.A. Sumardi

Disusun oleh :

NAMA            : ACHMAD FATHONY
NIM                : 105080301111043
KELAS           : A



FPIKUBKementrianPutih.jpg



FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011

1.         PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
Komoditas perikanan mempunyai kecenderungan meningkat di pasaran dunia ditengah merosotnya perdagangan komoditas pertanian dan bahan pangan lainnya. Pemerintah terus berupaya untuk merangsang pertumbuhan industri perikanan agar dapat meningkatkan produksinya untuk ekspor, sekaligus akan bermanfaat untuk meningkatkan hasil devisa negara dan sebagai saluran pemasaran baru bagi produksi rakyat ke luar negeri. Dengan pengembangan perikanan akan mendorong para investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menginvestasikan modalnya disektor perikanan (Wahyudi, 2003).
Ikan merupakan sumber makanan yang mudah membusuk (perishable food), karena itu dalam pengolahannya perlu dilakukan dengan cepat dan tepat. Apabila cara penanganan salah, maka tidak mungkin dihasilkan produk perikanan yang bermutu baik demikian pula pada pengolahannya, harus dilakukan dengan benar supaya tahan lama serta nutrisinya tidak berkurang.
Data selama 20 tahun terakhir menunjuka bahwa di Indonesia produksi ikan yang diolah hanya 23 – 24% dan sisanya dijual sebagai iakn segar atau ikan basah. Cara pengolahan tradisional seperti penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan, dan fermentasi lebih dominan dari pada cara pengolahan modern seperti pembekuan dan pengalengan (Heruwati, 2002).
`Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan melindungi ikan dari pembusukan dan kerusakan.  Selain itu juga untuk memperpanjang daya awet  dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan. Pengalengan merupakan salah satu bentuk pengolahan dan pengawetan ikan secara modern yang dikemas secara hermatis dan kemudian disterilkan. Bahan pangan dikemas secara hermetis dalam suatu wadah, baik kaleng, gelas atau alumunium. Pengemasan secara hermetis dapat diartikan bahwa penutupannya sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air, kerusakan oksidasi maupun perubahan cita rasa (Adawyah, 2007).
Salah satu usaha diversifikasi produk perikanan yang dapat di kembangkan dan berpeluan menambah nilai tambah (added value) adalah bakso ikan.Ikan yang sering digunakan dalam pembuatan bakso ikan adalah ikan kurisi (Nemipterus nematophorus). Ikan ini merupakan hasil tangkapan samping dari ikan –ikan  demersal ekonomis.Ikan kurisi mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi  yaitu sekitar 16,35% dan kandungan lemak yang rendah yaitu sekitar 2,2% (Zahiruddin, 2008).
Keripik adalah irisan buah atau umbi yang digoreng sampai kering dan garing. Keripik mempunyai kadar air terendah sehingga dapat disimpan lama. Meskipun cara pembuatanya sederhana dan cukup mudah, namun keripik bengkuang belum dikenal oleh masyarakat dan tidak tersedia di pasaran (Tarwiyah, 2011).
Oleh karena itu, untuk membuat inovasi atau diversivikasi produk hasil perikanan yang mempunyai daya awet dan nilai ekonomis tinggi maka perlu daya kreatifitas yang sangat dibutuhkan semisal seperti yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu berupa produk dengan nama “ KRIBO NAKAL” dengan asal mulanya hanya terbuat dari bakso ikan.

1.2      Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang dapat diambil dari kegiatan pembatan makalah ini yaitu bagaimana cara membuat Kribo Nakal tersebut dan dimanakah letak inovasi atau modifikasinya.

1.3      Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas matakuliah Teknologi Hasil Perikanan Modern yaitu untuk mengetahui cara menginovasi atau memodivikasi produk hasil perikanan yang sudah ada menjadi produk baru tanpa mengubah komposisi bahan dasar yang di pakai.
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu dapat memahami dan melakukan proses dari pembuatan produk baru (modivikasi produk) hasil perikanan sesuai prosedur yang telah dirancang.


2.         TINJAUAN PUSTAKA
2.1      Definisi Bakso Ikan
Bakso ikan adalah bakso yang dibuat dari daging ikan, yang di bentuk menjadi bulatan-bulatan. Selain sebagai sumber protein yang mempunyai nilai gizi tinggi, bakso ikan juga merupakan makanan jajanan yang telah diterima oleh masyarakat karena harganya terjangkau serta dapat memenuhi selera dan daya beli masyarakat (Agustin dan Mewengkang, 2008).
Bakso yang terbuat dari daging ikan biasanya dikenal dengan nama bakso ikan dan sudah banyak dijumpai di pasaran. Daging ikan yang dipilih untuk membuat bakso adalah ikan yang mempunyai daging yang berwarna putih, misalnya pada ikan Tenggiri, Kakap, Kerapu, Cunang dan lain sebagainya (Oktavianingsih, 2008). Bakso ikan yang ada dipasaran dapat dilihat pada Gambar 1. :

                                                (Google Image, 2011)
Gambar 1. Bakso Ikan

2.2      Bahan Utama Pembuatan Bakso Ikan
Salah satu usaha diversifikasikan produk perikanan yang dikembangkan dan berpeluang menambah nilai tambah (adated value) adalah bakso ikan. Ikan yang sering digunakan dalam pembuatan bakso ikan adalah ikan kukisi ( Nemptesis hematophoorus ). Ikan ini merupakan hasil tangkapan samping dan ikan-ikan demersal ekonomis. Ikan kurisi mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 16,85% dan kandungan lemak yang rendah sekitar 2,2% (Zahirudin et al., 2008).
Bakso umumnya dibuat dari ikan sapi.Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan selera konsumen berkembang. Bahan yang dibuat dari bahan bakuikan diantaranya bakso ikan tengiri. Berdasarkan hasil penelitian (Nurchafifah,2003) untuk mensubstitusi daging sapi dengan daging ikan dan berdasarkan hasil penelitian substitusi daging ikan (0,5%) yang paling disenangi oleh konsumen (Adawyah, 2006).
Bahan pembuatan bakso ikan yaitu daging ikan, tepung, putih telur, air es dan bumbu-bumbu (bawang putih, bawang merah, merica, garam). Pada dasarnya hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan dagingnya untuk diolah menjadi bakso. Bakso ikan dapat dibuat bervariasi, misalnya dengan menambahkan telur, jeroan dan sebagainya ke dalamnya.Cara pembuatanya pun tidak berbeda (Daniati,2005).
(Google image, 2011)
Gambar 2. Ikan Mackarel
Klasifikasi ilmiah Ikan Mackarel :
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Actinopterygii
Ordo:
Perciformes
Famili:
Scombridae
Genus:
Scomberomorus
Spesies:          Scomberomorus guttatus

2.3      Bahan Tambahan Pembuatan Bakso Ikan
Bahan-bahan lainnya yang digunakan adalah tepung tapioka, bawang merah, bawang putih, soda kue, garam dapur, merica, penyedap, telur, lada, air dan es batu (Uju  et al., 2004).
Bahan pengisi merupakan fraksi bukan daging yang biasanya ditambahankan dalam pembuatan produk emulsi daging, seperti bakso dan sosis. Jenis bahan pengemulsi yang biasanya ditambahkan pada proses pembuatan bakso adalah tepung berpati, misalnya tepung tapioka, tepung gandum, dan tepung sagu. Tepung pati yang biasnya digunakan dalam pembuatan bakso yaitu tepung tapioka dan tepung sagu (Bahrudin, 2008).
Bahan tambahan seperti pengisi (tepung tapioka), kitosan, karagenan, STTP (Sodium tripoliphospat), es atau air es dan bumbu-bumbu (bawang merah, bawang putih, garam, gula dan merica), sedangkan bahan yang digunakan dalam analisis bakso ikan antara lain akuades, alkohol, bahan analisis kimia (pelarut heksana, K2SO4, HgO, H2SO4, HCl, NaOH, KBr, tablet kjedahl) dan bahan analisis mikrobiologi (media, Plate Count Agar dan NaCl) (Zahiruddin, 2008).
Menurut Adawyah (2006), bakso ikan merupakan salah satu bentuk olahan yang menggunakan daging ikan sebagai bahan dasarnya dengan tambahan tepung tapioka dan bumbu dengan bentuk bulat halus dengan tekstur kompak, elastis dan kenyal.
Menurut Daniati (2005), bahan tambahan pembuatan bakso ikan adalah sebagai berikut :
·                Tepung : Tepung digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan bakso, tepung yang digunakan dalam pembuatan bakso berfungsi sebagai pengikat dan perekat bahan lain. Kualitas tepung yang digunakan sebagai bahan makanan sangat berpengaruh terhadap makanan yang dihasilkan.
·                Putih Telur : Telur yang digunakan dalam pembuatan bakso ini adalah telur ayam dan bagian telur yang digunakan adalah putih telur yang berfungsi sebagai pengikat bahan-bahan lain dalam adonan, memberi rasa lezat dan memberikan tekstur adonan yang rata dan lezat. Banyaknya putih telur sekitar 60% dari berat telur.
·                Air Es : Air es diperlukan dalam pembuatan bakso karena berfungsi membantu pembentukan adonan dan memperbaiki tekstur bakso.
·                Bumbu-Bumbu : Bumbu-bumbu yang digunakan dalam pembuatan bakso ikan meliputi bawang putih, bawang merah, merica dan garam.

2.4      Proses Pembuatan Bakso Ikan
Menurut Daniati (2005) Gambar 3. Proses Pembuatan Bakso Ikan
Daging Ikan Segar
Diblender
Dibentuk
Direbus selama 15 menit

Bakso Ikan
Bumbu (lada, bawang putih, bawang merah goreng, dan garam)
Tepung tapioka, Sagu, Terigu, Telur, Es Batu
 













Proses pembuatan bakso ikan adalah :
·                Daging ikan dipilih yang masih segar dipisahkan dari duri dan serat-seratnya kemudian dihaluskan menggunakan blender.
·                Daging ikan yang sudah halus dicampur dengan tepung, telur, garam, air es dan bumbu yang telah dihaluskan kemudian diaduk bersama dalam blender untuk memperoleh adonan yang homogen
·                Setelah adonan siap, adonan dibentuk dengan menggunakan tangan atau dua buah sendok makan kemudian dimasukkan dalam air mendidih hingga matang selama 15 menit jika bakso sudah mengapung di permukaan air berarti bakso sudah matang.
·                Setelah matang bakso diangkat, ditiriskan dan didinginkan dalam suhu ruang.
Menurut Adawyah (2007) adapun pengolahan bakso ikan yaitu;
Ikan Tengiri
Pisahkan Daging dari Duri
Haluskan Daging Ikan
Campur Daging dengan Bumbu
Bentuk Bulatan dan Direbus
Bakso Ikan
 









Gambar 4. Diagram alir  pengolahan bakso ikan tengiri

2.5      Kualitas Bakso Ikan
Pengujian terhadap produk bakso meliputi uji organoleptik seperti penampakan, tekstur, aroma dan rasa; uji fisik meliputi uji kekuatan gel, kekerasan, derajat putih, uji pelipatan, uji gigit, rasio rehidrasi, dan rasio susut masak; sedangkan uji terakhir adalah uji kimia yang meliputi kadar protein, air, lemak, abu, dan karbohidrat serta Total Volatile Base (TVB), Protein Larut Garam (PLG) dan Water Holding Capacity (WHC) (Bahrudin, 2008).
Menurut Sari (2008), bakso dibuat dari daging giling dengan bahan tambahan utama garam dapur (NaCl), tepung tapioka dan bumbu-bumbu dibentuk bulat seperti kelereng dengan berat 25-30 gram per butir. Bakso memiliki tekstur yang kenyal setelah dimasak, kualitas bakso bervariasi tergantung bahan baku dan proses pembuatannya. Bakso menjadi makanan favorit di berbagai kalangan masyarakat tetapi pengetahuan tentang bakso yang aman dan baik untuk dikonsumsi masih kurang.Terbukti masih banyak ditemukan bakso yang mengandung boraks dan formalin memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan.
Melihat potensinya yang cukup besar, maka mutu produk ini patut ditingkatkan. Salah satu cara meningkatkan mutu bakso adalah dengan penambahan flavour, di mana flavour ini akan meningkatkan rasa dan aroma bakso (Hermanianto, 2001).

2.6      Standart Kualitas bakso
Menurut Chairita et al., (2009), karakteritik fisik dan organoleptik bakso ikan yang baik dan dilewatkan oleh konumen. Berdasarkan karakteristik fisik, larva, dan organoleptik surimi dan bakso ikan dari campuran surimi ikan layang dan surimi tertelan kakap merah dalam bentuk segar bermutu lebih baik.
Menurut Adawyah (2007), bakso ikan merupakan salah satu bentuk olahan yang mengandung daging ikan sebagai bahan dasarnya dengan tepung tapioka. Selain itu ada bumbu yang dapat memperhalus tekstur bakso.

2.7      Definisi Keripik
Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong jenis makanan crackers, yaitu makanan yang bersifat kering, renyah (crispy) dan kandungan lemaknya tinggi. Produk makanan ringan seperti keripik Di Pasaran saat ini sangat banyak macamnya baik dari bentuknya (ada yang tipis, bergelombang, bulat, segi empat dan segitiga) dan rasanya (ada yang asin, manis, asin pedas dan manis pedas) rasa asin berasal dari pemberian pada saat perendaman atau setelah keripik matang baru diberi garam. Rasa manis pada keripik didapat dari gula pasir, dengan cara dibesto (yaitu gula pasir dipanaskan dengan sedikit air sampai kembrambut atau berbuih) lalu keripik dimasukan kedalam larutan gula. Rasa pedas didapat dari penambahan cabai setelah keripik digoreng dengan cara cabai bubuk dicampur pada keripik sampai rata (Marinih, 2005).
Menutut Suharni et al.,(2011) bahwa Adiwimarto (1981) mengartikan keripik sebagai nama panganan yang dibuat dari kentang, ubi kayu atau bahan-bahan lain yang diiris tipis-tipis lalu digoreng. Istilah simulasi digunakan pertama kali oleh Matz (1984). Matz memberikan mnama simulated potato untuk produk kentang yang dolah dengan cara membentuk adonan dengan total padatan tang tinggi, kemudian dibuat lembaran tipis-tipis, dicetak dan digoreng.

Keripik adalah irisan buah atau umbi yang digoreng sampai kering dan garing. Keripik mempunyai kadar air terendah sehingga dapat disimpan lama. Meskipun cara pembuatanya sederhana dan cukup mudah, namun keripik bengkuang belum dikenal oleh masyarakat dan tidak tersedia di pasaran (Tarwiyah, 2001).
Kerenyahan merupakan atribut mutu yang besar pengaruhnya terhadap tingkat penerimaan konsumen. Kerenyahan didefenisikan sebagai rasa keras tetapi mudah patah. Sifat renyah pada produk-produk crackers akan hilang apabila produk tersebut menyerap air. Kualitas bahan baku merupakan faktor utama yang sangat menentukan kualitas keripik. Kriteria bahan baku berkualitas yang digunakan untuk pembuatan berbagai jenis keripik berbeda-beda, tergantung jenis bahan yang digunakan. Terkait dengan sifat kerenyahannya maka criteria terpenting penentuan kualitas bahan baku sangat ditentukan oleh kadar air bahan baku keripik. Semakin rendah kadar airnya, semakin mudah penanganan pengolahannya dan dapat diharapkan semakin baik kualitasnya (semakin renyah) (kurniawati, 2011).


3.    PEMBAHASAN
3.1      Alat dan Fungsi
Alat-alat yang perlu disiapkan dalam pembuatan KRIBO NAKAL diantaranya yaitu :
·          Pisau                           : untuk memotong sampel (ikan) dan bakso
·          Timbangan                 :  untuk menimbang sampel dengan ketelitian 10-2 gram
·          Nampan                      :  sebagai tempat bahan-bahan dan alat yang digunakan
·          Baskom                      : sebagai wadah adonan bakso
·          Blender                       : untuk menghaluskan bumbu
·          Kompor                       : sebagai sumber panas
·          Cobek                         : untuk menghaluskan bumbu
·          Panci                          : untuk merebus bakso
·          Tlenan                         : sebagai alas saat pemotongan bakso
·          Tampah                      : sebagai wadah irisan kripik bakso saat dijemur dibawah terik matahari

3.2      Bahan dan Fungsi
Bahan-bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan KRIBO NAKAL diantaranya yaitu :
·           Ikan Makarel (Tengiri)  : sebagai bahan utama atau bahan baku pembuatan bakso ikan
·           Tepung tapioka             : sebagai bahan tambahan pembuatan bakso ikan
·           Bawang putih                : sebagai pengawet, penambah rasa khas bawang putih
·           Merica                           : sebagai penambah rasa pedas
·           Garam 6 sdt                  : sebagai penambah rasa asin, pengawet
·           Daun jeruk 1 lmbr         : sebagai penambah aroma, penghilang bau amis
·           Es batu                          : untuk mngenyalkan adonan bakso ikan
·           Air bersih                       : untuk membersihkan alat yang sudah dipakai
·           Kemasan                       : untuk mengemas kripik bakso tersebut


3.3      Perancangan Skema Kerja Pembuatan KRIBO NAKAL
Ikan Makarel
Disiangi

Dicuci




Dihaluskan ikan dengan blender

Dimasukkan ke dalam baskom


Diberi es batu
Diaduk rata dan ditambahkan tepung tapioka
Dimasukkan bumbu-bumbu yang sudah disiapkan
Dicampur dan diaduk hingga adonan kalis
Dibentuk adonan bakso lonjong menyerupai bentuk tabung
Dimasukkan bakso dalam dandang
Dikukus hingga bakso setengah matang
Ditiriskan dan diangin-anginkan selama 2-3 jam
Diiris tipis-tipis


Dijemur dibawah terik matahari selama ± 1 jam


Digoreng hingga kering dan dikemas


Hasil


 

































Gambar 5. Perancangan Skema Kerja Pembuatan KRIBO NAKAL
3.4      Analisa Prosedur pembuatan  KRIBO NAKAL
Pada proses pembuatan KRIBO NAKAL yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah itu ikan Makarel (tengiri) disiangi (dikeluarkan isi perut) dan dicuci hingga bersih agar kotoran yang menempel pada tubuh ikan menghilang. Kemudian daging ikan dihaluskan dengan menggunakan alat blender dan grinder agar dagingnya halus dan mudah dibentuk. Setelah itu dimasukkan ke dalam baskom selanjutnya diberi es batu atau air dingin dengan tujuan sebagai pengenyal adonan bakso. Lalu diaduk hingga rata dan ditambahkan tepung tapioka. Kemudian dimasukkan bumbu-bumbu seperti bawang putih, merica yang telah dihaluskan. Setelah itu ditambahkan garam secukupnya. Selanjutnya dicampur hingga kalis. Kemudian dibentuk adonan bakso lonjong-lonjong menyerupai tabung. Lalu dikukus adonan bakso yang telah dibentuk ke dalam dandang selama beberapa menit hingga setengah matang. Selanjutnya ditiriskan dan diangin-anginkan bakso kukus yg setengah matang tersebut selama 2-3 jam dengan tujuan agar bakso lebih padat (memudahkan untuk pengirisan). Kemudian dipotong atau diiris tipis-tips dan selanjutnya dijemur dibawah terik matahari selama kurang lebih 1 jam dengan tujuan menghilangkan sisa-sisa air yang ada pada adonan. Setelah itu digoreng hingga kering. Lalu diangkat dan ditiriskan kurang lebih 5-10 menit dengan tujuan agar meminimalisir minyak bekas penggorengan yang terbawa di kripik. Selanjutnya dikemas pada kemasan yang telah disiapkan. Setelah itu siap untuk dipasarkan.
Fungsi pemberian es batu yaitu agar es dapat mempertahankan kandungan gizi yang ada pada daging dan menjaga kekenyalannya daging dengan dibentuk.
Penambahan tepung tapioka 100 gram  bertujuan untuk mengeraskan tekstur bakso hingga dapat dibentuk.
           Reaksi Pembentukan Bakso Ikan yang Kenyal
Menurut Agustini et al., (2006) daging ikan dapat membentuk kekuatan gel dengan melalui tahapan, yakni lunakan daging ikan yang sudah ditambahkan garam 2-3% akan merubah protein myofibril menjadi sol. Hal ini terjadi karena adanya reaksi antaraprotein aktin dan myosin membentuk aktinmiosin. Pada saat ini lumatan daging ikan akan membentuk pasta dan apabila dibiarkan beberapa saat setelah dilakukan palumatan maka daging akan menjadi sedikit transparan. Secara bertahap setelah dilakukan perlakuan panas pada suhu 500C. Akan tetapi pada saat suhu pemanasan mencapai 600C se bagian dari gel tersebut akan rusak dan terpecah sehingga membentuk fase midori, selanjutnya fase gel akan terbentuk setelah pasta ikan dipanaskan lebih lanjut dan melampaui zona suhu midori.
Letak Modifikasi atau inovasi dari KRIBO NAKAL (Kripik Bakso Ikan Makarel) ini yaitu terlihat pada proses yang dilakukan yaitu proses ini dilakukan dengan dua kali artinya dua kali pengolahan. Maksudnya bakso ikan sendiri telah terolah dari bahan-bahan yang ada menjadi produk yang  dinamakan bakso akan tetapi dalam hal ini, mencoba untuk membuat inovasi dengan trobosan baru yaitu dengan membuat kripik bakso. Jadi selain bakso yang biasanya hanya dibuat lauk untuk makan, namun dengan inovasi ini bakso dapat digunakan untuk cemilan atau makanan ringan.


4.    PENUTUP
4.1      Kesimpulan
Dari pembuatan makalah mengenai inovasi produk olahan dapat disimpulkan yaitu :
-           Bakso ikan adalah bakso yang dibuat dari daging ikan yang di bentuk menjadi bulatan-bulatan
-           Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong jenis makanan crackers, yaitu makanan yang bersifat kering, renyah (crispy).
-           Proses pembuatannya yaitu pertama dengan menyiapkan alat dan bahan, ikan yang sudah siap dihaluskan, dicampur dengan bahan-bahan, diaduk hingga kalis, dibentuk lonjong, dikukus, ditiriskan, diirisi tipis-tipis, dijemur lalu digoreng, Hasil (kripik Bakso).
-           Letak Modifikasi atau inovasi dari KRIBO NAKAL (Kripik Bakso Ikan Makarel) ini yaitu bakso ikan yang sudah siap di santap tetapi dalam hal ini, mencoba untuk membuat inovasi dengan trobosan baru yaitu dengan membuat kripik bakso.
-           Selain bakso yang biasanya hanya dibuat lauk untuk makan, namun dengan inovasi ini bakso dapat digunakan untuk cemilan atau makanan ringan.

4.2      Saran
Dari pembuatan makalah mengenai produk inovasi hasil perikanan ini disarankan para pembaca ataupun konsumen mencoba untuk membuat KRIBO NAKAL ini karena cocok untuk camilan disemua kalangan. Dan diharapkan para konsumen menyukai dari inovasi produk hasil perikanan ini dan kedepannya produk ini bisa dikembangkan menjadi sebuah usaha.


DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. 2006. Pengolahan dan Pengawetan Ikan.Bumi aksara. Jakarta

Agustin, A.T. dan Hanny, W. Mewengkang.2008. Keberadaan Staphylococcus sp. Pada Bakso Ikan Beku dan Suhu Ruang. Pacific Journal Maret 2008 vol. 2 (2): 91-93

Bahrudin. 2008. Pengguanaan Na-Sitrat Pada Jenis Tepung yang Berbeda dalam Pembuatan Bakso Kering Ikan Mata Goyang (Priacanthus tayenus). Skripsi Program Studi Teknologi Hasil Perikanan. FPIK IPB. Bogor

Daniati, T. 2005. Pembuatan Bakso Ikan Cucut dengan Bahan Tambahan Jenis Tepung yang Berbeda.Fakultas Teknik Universitas Semarang. Semarang

Mrinih. 2005. Pembuatan Kripik Kimpul Bumbu Balado dengan Tingkat Pedas yang Berbeda. Fakultas Teknik Universitas Semarang

Oktavianingsih, Yetti. 2008. Proses Pengolahan Bakso Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Desa Bandung Kecamatan Diwet Kabupaten Jombang, Jawa Timur. PKL FPIK Universitas Brawijaya. Malang

Suhaini, Mursali, Addion Nizori. 2011. Teknologi Penggunaan Umbi Gadung Bebas Racun Menjadi Kripik Simulasi. Staf Pengajar Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. ISSN: 0854 – 8986

Tarwiyah. 2001. Kripik Bengkuang. Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat

Zahirudin, Winarti, A.C. Erlangga, I Wiraswati. 2008. Pemanfaatan Keragenan dan Kitosan dalam Pembuatan Bakso Ikan Kurisi (Nemiphterus nematophorus) pada Penyimpanan Suhu Dingin dan Beku.Buletin Teknologi Hasil Perikanan Volume XI No.1 Tahun 2008


Tidak ada komentar:

Posting Komentar