KRIBO
NAKAL
(Kripik
Bakso Ikan Makarel)
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Teknologi Hasil Perikanan Modern
yang dibina oleh Bapak J.A. Sumardi
Disusun oleh :
NAMA : ACHMAD FATHONY
NIM : 105080301111043
KELAS : A
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2011
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komoditas perikanan mempunyai
kecenderungan meningkat di pasaran dunia ditengah merosotnya perdagangan
komoditas pertanian dan bahan pangan lainnya. Pemerintah terus berupaya untuk
merangsang pertumbuhan industri perikanan agar dapat meningkatkan produksinya
untuk ekspor, sekaligus akan bermanfaat untuk meningkatkan hasil devisa negara
dan sebagai saluran pemasaran baru bagi produksi rakyat ke luar negeri. Dengan
pengembangan perikanan akan mendorong para investor baik dalam negeri maupun
luar negeri untuk menginvestasikan modalnya disektor perikanan (Wahyudi, 2003).
Ikan merupakan sumber makanan yang mudah membusuk (perishable
food), karena itu dalam pengolahannya perlu dilakukan dengan cepat dan
tepat. Apabila cara penanganan salah, maka tidak mungkin dihasilkan produk
perikanan yang bermutu baik demikian pula pada pengolahannya, harus dilakukan
dengan benar supaya tahan lama serta nutrisinya tidak berkurang.
Data selama 20
tahun terakhir menunjuka bahwa di Indonesia produksi ikan yang diolah hanya 23
– 24% dan sisanya dijual sebagai iakn segar atau ikan basah. Cara pengolahan
tradisional seperti penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan, dan
fermentasi lebih dominan dari pada cara pengolahan modern seperti pembekuan dan
pengalengan (Heruwati, 2002).
`Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya
bertujuan melindungi ikan dari pembusukan dan kerusakan. Selain itu juga untuk memperpanjang daya
awet dan mendiversifikasikan produk olahan
hasil perikanan. Pengalengan merupakan salah satu bentuk pengolahan dan
pengawetan ikan secara modern yang dikemas secara hermatis dan kemudian
disterilkan. Bahan pangan dikemas secara hermetis dalam suatu wadah, baik
kaleng, gelas atau alumunium. Pengemasan secara hermetis dapat diartikan bahwa
penutupannya sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air,
kerusakan oksidasi maupun perubahan cita rasa (Adawyah, 2007).
Salah satu usaha
diversifikasi produk perikanan yang dapat di kembangkan dan berpeluan menambah
nilai tambah (added value) adalah
bakso ikan.Ikan yang sering digunakan dalam pembuatan bakso ikan adalah ikan
kurisi (Nemipterus nematophorus). Ikan
ini merupakan hasil tangkapan samping dari ikan –ikan demersal ekonomis.Ikan kurisi mempunyai
kandungan protein yang cukup tinggi yaitu
sekitar 16,35% dan kandungan lemak yang rendah yaitu sekitar 2,2% (Zahiruddin,
2008).
Keripik adalah irisan buah atau umbi yang digoreng sampai
kering dan garing. Keripik mempunyai kadar air terendah sehingga dapat disimpan
lama. Meskipun cara pembuatanya sederhana dan cukup mudah, namun keripik bengkuang
belum dikenal oleh masyarakat dan tidak tersedia di pasaran (Tarwiyah, 2011).
Oleh karena itu, untuk
membuat inovasi atau diversivikasi produk hasil perikanan yang mempunyai daya
awet dan nilai ekonomis tinggi maka perlu daya kreatifitas yang sangat
dibutuhkan semisal seperti yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu berupa produk dengan nama “ KRIBO NAKAL” dengan asal
mulanya hanya terbuat dari bakso ikan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang dapat diambil dari kegiatan
pembatan makalah ini yaitu bagaimana cara membuat Kribo Nakal tersebut dan dimanakah
letak inovasi atau modifikasinya.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk
memenuhi tugas matakuliah Teknologi Hasil Perikanan Modern yaitu untuk
mengetahui cara menginovasi atau memodivikasi produk hasil perikanan yang sudah
ada menjadi produk baru tanpa mengubah komposisi bahan dasar yang di pakai.
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu dapat memahami dan
melakukan proses dari pembuatan produk baru (modivikasi produk) hasil perikanan
sesuai prosedur yang telah dirancang.
2.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi Bakso Ikan
Bakso ikan adalah bakso yang dibuat
dari daging ikan, yang di bentuk menjadi bulatan-bulatan. Selain sebagai sumber
protein yang mempunyai nilai gizi tinggi, bakso ikan juga merupakan makanan
jajanan yang telah diterima oleh masyarakat karena harganya terjangkau serta
dapat memenuhi selera dan daya beli masyarakat (Agustin dan Mewengkang, 2008).
Bakso yang terbuat dari daging ikan
biasanya dikenal dengan nama bakso ikan dan sudah banyak dijumpai di pasaran.
Daging ikan yang dipilih untuk membuat bakso adalah ikan yang mempunyai daging
yang berwarna putih, misalnya pada ikan Tenggiri, Kakap, Kerapu, Cunang dan
lain sebagainya (Oktavianingsih, 2008). Bakso ikan yang ada dipasaran dapat
dilihat pada Gambar 1. :
(Google
Image, 2011)
Gambar 1. Bakso Ikan
2.2 Bahan Utama Pembuatan Bakso Ikan
Salah satu usaha diversifikasikan
produk perikanan yang dikembangkan dan berpeluang menambah nilai tambah (adated
value) adalah bakso ikan. Ikan yang sering digunakan dalam pembuatan bakso ikan
adalah ikan kukisi ( Nemptesis
hematophoorus ). Ikan ini merupakan hasil tangkapan samping dan ikan-ikan
demersal ekonomis. Ikan kurisi mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi
yaitu sekitar 16,85% dan kandungan lemak yang rendah sekitar 2,2% (Zahirudin et al., 2008).
Bakso umumnya dibuat dari ikan
sapi.Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan selera konsumen
berkembang. Bahan yang dibuat dari bahan bakuikan diantaranya bakso ikan
tengiri. Berdasarkan hasil penelitian (Nurchafifah,2003) untuk mensubstitusi
daging sapi dengan daging ikan dan berdasarkan hasil penelitian substitusi
daging ikan (0,5%) yang paling disenangi oleh konsumen (Adawyah, 2006).
Bahan pembuatan bakso ikan yaitu daging ikan, tepung, putih telur, air es
dan bumbu-bumbu (bawang putih, bawang merah, merica, garam). Pada dasarnya
hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan dagingnya untuk diolah menjadi
bakso. Bakso ikan dapat dibuat bervariasi, misalnya dengan menambahkan telur,
jeroan dan sebagainya ke dalamnya.Cara pembuatanya pun tidak berbeda
(Daniati,2005).
(Google
image, 2011)
Gambar
2. Ikan Mackarel
Klasifikasi ilmiah Ikan Mackarel :
Kerajaan:
|
Animalia
|
Filum:
|
Chordata
|
Kelas:
|
Actinopterygii
|
Ordo:
|
Perciformes
|
Famili:
|
Scombridae
|
Genus:
|
Scomberomorus
|
Spesies: Scomberomorus
guttatus
2.3 Bahan Tambahan Pembuatan Bakso Ikan
Bahan-bahan lainnya yang digunakan
adalah tepung tapioka, bawang merah, bawang putih, soda kue, garam dapur,
merica, penyedap, telur, lada, air dan es batu (Uju et al., 2004).
Bahan pengisi merupakan fraksi
bukan daging yang biasanya ditambahankan dalam pembuatan produk emulsi daging,
seperti bakso dan sosis. Jenis bahan pengemulsi yang biasanya ditambahkan pada
proses pembuatan bakso adalah tepung berpati, misalnya tepung tapioka, tepung
gandum, dan tepung sagu. Tepung pati yang biasnya digunakan dalam pembuatan
bakso yaitu tepung tapioka dan tepung sagu (Bahrudin, 2008).
Bahan tambahan seperti pengisi
(tepung tapioka), kitosan, karagenan, STTP (Sodium
tripoliphospat), es atau air es dan bumbu-bumbu (bawang merah, bawang
putih, garam, gula dan merica), sedangkan bahan yang digunakan dalam analisis
bakso ikan antara lain akuades, alkohol, bahan analisis kimia (pelarut heksana,
K2SO4, HgO, H2SO4, HCl, NaOH, KBr,
tablet kjedahl) dan bahan analisis
mikrobiologi (media, Plate Count Agar
dan NaCl) (Zahiruddin, 2008).
Menurut Adawyah (2006), bakso ikan
merupakan salah satu bentuk olahan yang menggunakan daging ikan sebagai bahan
dasarnya dengan tambahan tepung tapioka dan bumbu dengan bentuk bulat halus
dengan tekstur kompak, elastis dan kenyal.
Menurut Daniati (2005), bahan
tambahan pembuatan bakso ikan adalah sebagai berikut :
·
Tepung : Tepung digunakan sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan bakso, tepung yang digunakan dalam pembuatan bakso berfungsi
sebagai pengikat dan perekat bahan lain. Kualitas tepung yang digunakan sebagai
bahan makanan sangat berpengaruh terhadap makanan yang dihasilkan.
·
Putih Telur : Telur yang digunakan dalam
pembuatan bakso ini adalah telur ayam dan bagian telur yang digunakan adalah
putih telur yang berfungsi sebagai pengikat bahan-bahan lain dalam adonan, memberi
rasa lezat dan memberikan tekstur adonan yang rata dan lezat. Banyaknya putih
telur sekitar 60% dari berat telur.
·
Air Es : Air es diperlukan dalam pembuatan bakso
karena berfungsi membantu pembentukan adonan dan memperbaiki tekstur bakso.
·
Bumbu-Bumbu : Bumbu-bumbu yang digunakan dalam
pembuatan bakso ikan meliputi bawang putih, bawang merah, merica dan garam.
2.4 Proses Pembuatan Bakso Ikan
Menurut Daniati (2005) Gambar 3. Proses Pembuatan Bakso Ikan
Daging Ikan Segar
|
Diblender
|
Dibentuk
|
Direbus selama 15 menit
|
Bakso Ikan
|
Bumbu (lada, bawang putih, bawang merah goreng, dan garam)
|
Tepung tapioka, Sagu, Terigu, Telur, Es Batu
|
Proses pembuatan bakso ikan adalah
:
·
Daging ikan dipilih yang masih segar dipisahkan
dari duri dan serat-seratnya kemudian dihaluskan menggunakan blender.
·
Daging ikan yang sudah halus dicampur dengan
tepung, telur, garam, air es dan bumbu yang telah dihaluskan kemudian diaduk
bersama dalam blender untuk memperoleh adonan yang homogen
·
Setelah adonan siap, adonan dibentuk dengan
menggunakan tangan atau dua buah sendok makan kemudian dimasukkan dalam air
mendidih hingga matang selama 15 menit jika bakso sudah mengapung di permukaan
air berarti bakso sudah matang.
·
Setelah matang bakso diangkat, ditiriskan dan
didinginkan dalam suhu ruang.
Menurut Adawyah (2007) adapun pengolahan bakso ikan yaitu;
Ikan
Tengiri
|
Pisahkan
Daging dari Duri
|
Haluskan
Daging Ikan
|
Campur
Daging dengan Bumbu
|
Bentuk
Bulatan dan Direbus
|
Bakso
Ikan
|
Gambar 4. Diagram alir
pengolahan bakso ikan tengiri
2.5 Kualitas Bakso Ikan
Pengujian terhadap produk bakso
meliputi uji organoleptik seperti penampakan, tekstur, aroma dan rasa; uji
fisik meliputi uji kekuatan gel, kekerasan, derajat putih, uji pelipatan, uji
gigit, rasio rehidrasi, dan rasio susut masak; sedangkan uji terakhir adalah
uji kimia yang meliputi kadar protein, air, lemak, abu, dan karbohidrat serta Total Volatile Base (TVB), Protein Larut
Garam (PLG) dan Water Holding Capacity
(WHC) (Bahrudin, 2008).
Menurut Sari (2008), bakso dibuat
dari daging giling dengan bahan tambahan utama garam dapur (NaCl), tepung
tapioka dan bumbu-bumbu dibentuk bulat seperti kelereng dengan berat 25-30 gram
per butir. Bakso memiliki tekstur yang kenyal setelah dimasak, kualitas bakso
bervariasi tergantung bahan baku dan proses pembuatannya. Bakso menjadi makanan
favorit di berbagai kalangan masyarakat tetapi pengetahuan tentang bakso yang
aman dan baik untuk dikonsumsi masih kurang.Terbukti masih banyak ditemukan
bakso yang mengandung boraks dan formalin memiliki dampak yang tidak baik bagi
kesehatan.
Melihat potensinya yang cukup
besar, maka mutu produk ini patut ditingkatkan. Salah satu cara meningkatkan
mutu bakso adalah dengan penambahan flavour,
di mana flavour ini akan meningkatkan
rasa dan aroma bakso (Hermanianto, 2001).
2.6 Standart Kualitas bakso
Menurut Chairita et al., (2009), karakteritik fisik dan
organoleptik bakso ikan yang baik dan dilewatkan oleh konumen. Berdasarkan
karakteristik fisik, larva, dan organoleptik surimi dan bakso ikan dari
campuran surimi ikan layang dan surimi tertelan kakap merah dalam bentuk segar
bermutu lebih baik.
Menurut Adawyah (2007), bakso ikan
merupakan salah satu bentuk olahan yang mengandung daging ikan sebagai bahan
dasarnya dengan tepung tapioka. Selain itu ada bumbu yang dapat memperhalus
tekstur bakso.
2.7 Definisi Keripik
Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong
jenis makanan crackers, yaitu makanan yang bersifat kering, renyah (crispy) dan
kandungan lemaknya tinggi. Produk makanan ringan seperti keripik Di Pasaran
saat ini sangat banyak macamnya baik dari bentuknya (ada yang tipis,
bergelombang, bulat, segi empat dan segitiga) dan rasanya (ada yang asin,
manis, asin pedas dan manis pedas) rasa asin berasal dari pemberian pada saat perendaman
atau setelah keripik matang baru diberi garam. Rasa manis pada keripik didapat
dari gula pasir, dengan cara dibesto (yaitu gula pasir dipanaskan dengan
sedikit air sampai kembrambut atau berbuih) lalu keripik dimasukan kedalam
larutan gula. Rasa pedas didapat dari penambahan cabai setelah keripik digoreng
dengan cara cabai bubuk dicampur pada keripik sampai rata (Marinih, 2005).
Menutut Suharni et
al.,(2011) bahwa Adiwimarto (1981) mengartikan keripik sebagai nama
panganan yang dibuat dari kentang, ubi kayu atau bahan-bahan lain yang diiris
tipis-tipis lalu digoreng. Istilah simulasi digunakan pertama kali oleh Matz
(1984). Matz memberikan mnama simulated potato untuk produk kentang yang dolah
dengan cara membentuk adonan dengan total padatan tang tinggi, kemudian dibuat
lembaran tipis-tipis, dicetak dan digoreng.
Keripik adalah irisan buah atau umbi yang digoreng sampai
kering dan garing. Keripik mempunyai kadar air terendah sehingga dapat disimpan
lama. Meskipun cara pembuatanya sederhana dan cukup mudah, namun keripik bengkuang
belum dikenal oleh masyarakat dan tidak tersedia di pasaran (Tarwiyah, 2001).
Kerenyahan merupakan atribut mutu yang besar pengaruhnya terhadap
tingkat penerimaan konsumen. Kerenyahan didefenisikan sebagai rasa keras tetapi
mudah patah. Sifat renyah pada produk-produk crackers akan hilang
apabila produk tersebut menyerap air. Kualitas bahan baku merupakan faktor
utama yang sangat menentukan kualitas keripik. Kriteria bahan baku berkualitas
yang digunakan untuk pembuatan berbagai jenis keripik berbeda-beda, tergantung
jenis bahan yang digunakan. Terkait dengan sifat kerenyahannya maka criteria terpenting
penentuan kualitas bahan baku sangat ditentukan oleh kadar air bahan baku
keripik. Semakin rendah kadar airnya, semakin mudah penanganan pengolahannya
dan dapat diharapkan semakin baik kualitasnya (semakin renyah) (kurniawati,
2011).
3.
PEMBAHASAN
3.1
Alat
dan Fungsi
Alat-alat yang perlu disiapkan
dalam pembuatan KRIBO NAKAL diantaranya yaitu :
·
Pisau :
untuk memotong sampel (ikan) dan bakso
·
Timbangan : untuk menimbang sampel dengan ketelitian 10-2
gram
·
Nampan : sebagai tempat bahan-bahan dan alat yang
digunakan
·
Baskom :
sebagai wadah adonan bakso
·
Blender :
untuk menghaluskan bumbu
·
Kompor :
sebagai sumber panas
·
Cobek :
untuk menghaluskan bumbu
·
Panci :
untuk merebus bakso
·
Tlenan :
sebagai alas saat pemotongan bakso
·
Tampah :
sebagai wadah irisan kripik bakso saat dijemur dibawah terik matahari
3.2
Bahan
dan Fungsi
Bahan-bahan yang perlu disiapkan
dalam pembuatan KRIBO NAKAL diantaranya yaitu :
·
Ikan Makarel (Tengiri) : sebagai bahan utama atau
bahan baku pembuatan bakso ikan
·
Tepung tapioka :
sebagai bahan tambahan pembuatan bakso ikan
·
Bawang putih :
sebagai pengawet, penambah rasa khas bawang putih
·
Merica :
sebagai penambah rasa pedas
·
Garam 6 sdt : sebagai penambah rasa asin, pengawet
·
Daun jeruk 1 lmbr : sebagai penambah
aroma, penghilang bau amis
·
Es batu :
untuk mngenyalkan adonan bakso ikan
·
Air bersih :
untuk membersihkan alat yang sudah dipakai
·
Kemasan :
untuk mengemas kripik bakso tersebut
3.3
Perancangan
Skema Kerja Pembuatan KRIBO NAKAL
Ikan Makarel
|
Disiangi
|
Dicuci
|
Dihaluskan ikan
dengan blender
|
Dimasukkan ke
dalam baskom
|
Diberi es batu
|
Diaduk rata dan
ditambahkan tepung tapioka
|
Dimasukkan
bumbu-bumbu yang sudah disiapkan
|
Dicampur dan diaduk
hingga adonan kalis
|
Dibentuk adonan
bakso lonjong menyerupai bentuk tabung
|
Dimasukkan bakso
dalam dandang
|
Dikukus hingga
bakso setengah matang
|
Ditiriskan dan
diangin-anginkan selama 2-3 jam
|
Diiris
tipis-tipis
|
Dijemur dibawah
terik matahari selama ± 1 jam
|
Digoreng hingga
kering dan dikemas
|
Hasil
|
Gambar
5. Perancangan Skema Kerja Pembuatan KRIBO NAKAL
3.4
Analisa
Prosedur pembuatan KRIBO NAKAL
Pada proses pembuatan KRIBO NAKAL
yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah
itu ikan Makarel (tengiri) disiangi (dikeluarkan isi perut) dan dicuci hingga
bersih agar kotoran yang menempel pada tubuh ikan menghilang. Kemudian daging
ikan dihaluskan dengan menggunakan alat blender dan grinder agar dagingnya
halus dan mudah dibentuk. Setelah itu dimasukkan ke dalam baskom selanjutnya
diberi es batu atau air dingin dengan tujuan sebagai pengenyal adonan bakso. Lalu
diaduk hingga rata dan ditambahkan tepung tapioka. Kemudian dimasukkan
bumbu-bumbu seperti bawang putih, merica yang telah dihaluskan. Setelah itu
ditambahkan garam secukupnya. Selanjutnya dicampur hingga kalis. Kemudian
dibentuk adonan bakso lonjong-lonjong menyerupai tabung. Lalu dikukus adonan
bakso yang telah dibentuk ke dalam dandang selama beberapa menit hingga
setengah matang. Selanjutnya ditiriskan dan diangin-anginkan bakso kukus yg
setengah matang tersebut selama 2-3 jam dengan tujuan agar bakso lebih padat
(memudahkan untuk pengirisan). Kemudian dipotong atau diiris tipis-tips dan
selanjutnya dijemur dibawah terik matahari selama kurang lebih 1 jam dengan
tujuan menghilangkan sisa-sisa air yang ada pada adonan. Setelah itu digoreng
hingga kering. Lalu diangkat dan ditiriskan kurang lebih 5-10 menit dengan
tujuan agar meminimalisir minyak bekas penggorengan yang terbawa di kripik.
Selanjutnya dikemas pada kemasan yang telah disiapkan. Setelah itu siap untuk
dipasarkan.
Fungsi pemberian es batu yaitu agar
es dapat mempertahankan kandungan gizi yang ada pada daging dan menjaga
kekenyalannya daging dengan dibentuk.
Penambahan tepung tapioka 100
gram bertujuan untuk mengeraskan tekstur
bakso hingga dapat dibentuk.
ᴥ
Reaksi Pembentukan Bakso Ikan yang Kenyal
Menurut Agustini et al., (2006) daging ikan dapat
membentuk kekuatan gel dengan melalui tahapan, yakni lunakan daging ikan yang
sudah ditambahkan garam 2-3% akan merubah protein myofibril menjadi sol. Hal
ini terjadi karena adanya reaksi antaraprotein aktin dan myosin membentuk
aktinmiosin. Pada saat ini lumatan daging ikan akan membentuk pasta dan apabila
dibiarkan beberapa saat setelah dilakukan palumatan maka daging akan menjadi
sedikit transparan. Secara bertahap setelah dilakukan perlakuan panas pada suhu
500C. Akan tetapi pada saat suhu pemanasan mencapai 600C se bagian dari gel
tersebut akan rusak dan terpecah sehingga membentuk fase midori, selanjutnya
fase gel akan terbentuk setelah pasta ikan dipanaskan lebih lanjut dan
melampaui zona suhu midori.
Letak Modifikasi atau inovasi dari
KRIBO NAKAL (Kripik Bakso Ikan Makarel) ini yaitu terlihat pada proses yang
dilakukan yaitu proses ini dilakukan dengan dua kali artinya dua kali
pengolahan. Maksudnya bakso ikan sendiri telah terolah dari bahan-bahan yang
ada menjadi produk yang dinamakan bakso
akan tetapi dalam hal ini, mencoba untuk membuat inovasi dengan trobosan baru
yaitu dengan membuat kripik bakso. Jadi selain bakso yang biasanya hanya dibuat
lauk untuk makan, namun dengan inovasi ini bakso dapat digunakan untuk cemilan
atau makanan ringan.
4.
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari pembuatan makalah mengenai
inovasi produk olahan dapat disimpulkan yaitu :
-
Bakso ikan adalah bakso yang dibuat dari daging
ikan yang di bentuk menjadi bulatan-bulatan
-
Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong
jenis makanan crackers, yaitu makanan yang bersifat kering, renyah (crispy).
-
Proses pembuatannya yaitu pertama dengan
menyiapkan alat dan bahan, ikan yang sudah siap dihaluskan, dicampur dengan
bahan-bahan, diaduk hingga kalis, dibentuk lonjong, dikukus, ditiriskan,
diirisi tipis-tipis, dijemur lalu digoreng, Hasil (kripik Bakso).
-
Letak Modifikasi atau inovasi dari KRIBO NAKAL
(Kripik Bakso Ikan Makarel) ini yaitu bakso ikan yang sudah siap di santap
tetapi dalam hal ini, mencoba untuk membuat inovasi dengan trobosan baru yaitu
dengan membuat kripik bakso.
-
Selain bakso yang biasanya hanya dibuat lauk
untuk makan, namun dengan inovasi ini bakso dapat digunakan untuk cemilan atau
makanan ringan.
4.2
Saran
Dari pembuatan makalah mengenai produk inovasi hasil
perikanan ini disarankan para pembaca ataupun konsumen mencoba untuk membuat
KRIBO NAKAL ini karena cocok untuk camilan disemua kalangan. Dan diharapkan
para konsumen menyukai dari inovasi produk hasil perikanan ini dan kedepannya
produk ini bisa dikembangkan menjadi sebuah usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. 2006. Pengolahan
dan Pengawetan Ikan.Bumi aksara. Jakarta
Agustin, A.T. dan Hanny, W. Mewengkang.2008. Keberadaan Staphylococcus sp. Pada Bakso Ikan Beku dan Suhu Ruang. Pacific
Journal Maret 2008 vol. 2 (2): 91-93
Bahrudin.
2008. Pengguanaan Na-Sitrat Pada Jenis
Tepung yang Berbeda dalam Pembuatan Bakso Kering Ikan Mata Goyang (Priacanthus tayenus). Skripsi Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan. FPIK IPB. Bogor
Daniati, T. 2005. Pembuatan
Bakso Ikan Cucut dengan Bahan Tambahan Jenis Tepung yang Berbeda.Fakultas
Teknik Universitas Semarang. Semarang
Mrinih.
2005. Pembuatan Kripik Kimpul Bumbu
Balado dengan Tingkat Pedas yang Berbeda. Fakultas Teknik Universitas
Semarang
Oktavianingsih,
Yetti. 2008. Proses Pengolahan Bakso
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
di Desa Bandung Kecamatan Diwet Kabupaten Jombang, Jawa Timur. PKL FPIK
Universitas Brawijaya. Malang
Suhaini,
Mursali, Addion Nizori. 2011. Teknologi
Penggunaan Umbi Gadung Bebas Racun Menjadi Kripik Simulasi. Staf Pengajar
Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. ISSN: 0854 –
8986
Tarwiyah.
2001. Kripik Bengkuang. Dewan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat
Zahirudin, Winarti, A.C. Erlangga, I Wiraswati.
2008. Pemanfaatan Keragenan dan Kitosan
dalam Pembuatan Bakso Ikan Kurisi (Nemiphterus
nematophorus) pada Penyimpanan Suhu Dingin dan Beku.Buletin Teknologi
Hasil Perikanan Volume XI No.1 Tahun 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar