PENDINGINAN
IKAN KAKAP MERAH MENGGUNAKAN ES
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Dasar – Dasar Pengawetan
Yang dibina oleh Ibu Yunita E.P S.Pi
MP
Disusun Oleh:
ACHMAD
FATHONY (105080301111043)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2011
1. PENDAHULUAN
1. 1
Latar Belakang
Ikan merupakan
sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya
mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh
untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh kita yang telah rusak.
Tetapi produk perikanan
tersebut merupakan produk yang memiliki sifat sangat mudah rusak/busuk. Tubuh
ikan mempunyai kadar air yang tinggi dan pH tubuhyang mendekati netral sehingga
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk maupun organisme
lain. Bahkan setelah ikan mati, berbagai proses perubahan fisik, kimia, dan
organoleptik berlangsung dengan cepat. Semua proses perubahan ini akhirnya
mengarah ke pembusukan.
Proses perubahan pada tubuh
ikan terjadi karena adanya aktivitas enzim, mikroorganisme atau oksidasi
oksigen Penanganan dilakukan dalam rangka menghambat proses penguraian jaringan
tubuh (pembusukan) sehingga ikan dapat disimpan selama mungkin dalam keadaan
baik. Oleh karenanya begitu ikan tertangkap harus diangkat secepat mungkin ke
atas kapal dan ditangani dengan baik serta hati-hati untuk kemudian disimpan di
cold storage dengan menggunakan
metode pegawetan yang menggunakan es (iceing) atau bisa diolah bahkan
langsung dimasak untuk dikonsumsi.
1.2 2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari makalah ini adalah mengetahui bagaimana
proses chilling (pendinginan) ikan kakap di atas kapal penangkap setelah di
tangkap.
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu dapat memahami bagaimana proses pendinginan ikan kakap dari kapal
penangkap sampai ke tangan konsumen dengan keadaan segar.
2
PEMBAHASAN
2.1
Ikan Kakap Merah
Ikan kakap merah
merupakan ikan dasar yang selalu berkelompok menempati karang, tandes atau
rumpon. Ikan kakap merah yang mempunyai nama inggris red snapper hampir
bisa ditemui semua lokasi di Indonesia bahkan di dunia. Ikan yang biasanya
memiliki nama latin depannya Lutjanus termasuk dalam family Lutjanidae.
2.2
Penyebab Pembusukan Ikan Kakap
Ikan merupakan
salah satu bahan makanan yang mudah membusuk. Hal ini disebabkan kandungan air
yang tinggi (80%). pH tubuh nikan yang mendekati netral, dan daging ikan yang
sangat mudah dicerna oleh enzim autolisis yang menyebabkan ikan lunak, sehingga
menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri membusuk.
2.3
Penanganan Ikan Kakap
Ikan Kakap segar adalah ikan Kakap yang belum atau tidak diawetkan
dengan apapun kecuali semata mata didinginkan dengan es. Penanganan ikan segar
dimaksudkan sebagai semua pekerjaan yang dilakukan terhadap ikan sejak
ditangkap sampai diterima oleh pemakainya.
2.3.1
Pendinginan Ikan
Pengawetan ikan dengan suhu rendah
merupakan suatu proses pengambilan atau pemindahan panas dari tubuh ikan ke bahan lain. Adapula yang mengatakan, pendingunan adalah proses pengambilan panas
dari suatu ruangan yang terbatas untuk menurunkan dan mempertahankan suhu di
ruangan tersebut bersama isinya agar selalu lebih rendah dari pada suhu di luar
ruangan. Selain itu Pendinginan juga merupakan satuan operasi dimana suhu
makanan berkurang menjadi antara -1o sampai 8o C.
Kelebihan dari pengawetan ikan dengan pendinginan adalah sifat-sifat asli
ikan tidak mengalami perubahan tekstur, rasa, dan bau. Efisiensi pengawetan
dengan pendinginan sangat tergantung pada tingkat kesegaran ikan sebelum
pendinginan. Pendinginan yang di lakukan sebelum rigormortis lalu merupakan
cara yang paling efektif jika di sertai dengan teknik yang benar. Sedabgkan
pendinginan setelah proses autolisis berlangsung tidak akan banyak membantu.
Pendinginan ikan 0°C dapat memperpanjang kesegaran ikan antara 12-18 hari dari sejak ikan ditangkap dan mati. Pengaruh
pendinginan terhadap mutu ikan dapat dilhat pada table dibawah ini.
Ikan kakap yang disimpan pada
|
Tidak layak dimakan lagi sesudah
|
16o C
|
1-2
hari
|
11o C
|
3 hari
|
5o C
|
5 hari
|
0o C
|
14-18 hari
|
2.3.2
Cara Pendinginan Ikan dengan ES
Es yang dipakai
yaitu es yang berukuran kecil. Semakin kecil ukuran es semakin banyak permukaan
ikan yang bersinggungan dengan es, sehingga pendinginan berlangsung dengan
cepat. Pendinginan dengan menggunakan pecahan es atau salju es
adalah metode yang sederhana dan efektif.
Cara yang
ideal untuk mencampur ikan dengan es ialah dengan membuat lapisan es pada
dasar, namun sebelum itu dilakukan pembuangan isi perut dan pencucian. Kemudian
di atasnya diletakan selapis ikan. Berikutnya dibuat lapisan es dan ikan berganti-ganti,
dan ditutup dengan lapisan es sebagai lapisan teratas. Ikan tidak boleh
menyinggung dinding wadah ; antara ikan
dan wadah harus diberi es. Perbandingan
yang baik antara ikan dan es adalah 2 : 1 atau 1 : 1.
Proses pendinginan
makanan pada suhu penyimpanan yang sesuai menyebabkan sedikit atau tidak ada
penurunan kualitas makanan atau kandungan nutrisi dari makanan. Efek paling
signifikan pada karakteristik sensoris dari makanan olahan adalah pengerasan
akibat pembekuan lemak dan minyak. Selama penyimpanan dengan suhu dingin, akan
terjadi sedikit perubahan kimia, biokimia dan fisika.
2.4
Pendistribusian Ikan Segar
Ikan
segar merupakan bahan mentah yang paling baik dan fleksibel untuk segala macam
keperluan, seperti dibuat menjadi ikan kaleng, ikan pindang dll. Untuk
keperluan apapun, ikan yang lebih segar adalah lebih baik dan tentu pula lebih
tinggi harganya. Itulah sebabnya dianjurkan agar ikan diperlakukan
sebaik-baiknya sejak pertama ditangkap sampai diperdsagangkan ke konsumen.
3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
·
Ikan kakap merah memiliki kandungan air dan
protein yang lebih tinggi daripada kandungan lainnya sehingga cepat pembusukannya
·
Salah satu cara memperlambat pembusukan adalah
dengan cara pendinginan
·
Pendinginan adalah proses dimana suhu makanan dijaga agar tetap segar berkisar
anatara -1°C dan 8°C
·
Pendinginan secara tradisional adalah pendinginan dengan
menggunakan bongkahan atau pecahan es
·
Proses pendinginan bisa bertahan 12-18 hari
·
Proses pendinginan makanan pada suhu penyimpanan
yang sesuai menyebabkan sedikit atau tidak ada penurunan kualitas makanan atau
kandungan nutrisi dari makanan
.
3.2
Saran
Pendinginan
merupakan satu metode yang cukup efektif untuk menjaga kesegaran ikan, namun
metode yang saat ini digunakan perlu dikembangkan lagi terutama pada faktor
kapasitas dan keefektifan alat pendingin.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas ett all. 2004. Finite Difference Solution for Precooling
Process of Fish Packages. Malaysia: Asian
Network for Scientific Information.
Bao,Huynh Nguyen Duy ett all.2007.Effect of Dry Ice and
Superchilling on Quality and Shelf Live of Arctic Charr(Salvelinus alpinus)
Fillets.USA:Unnited Nations Unniversity
Felows,P. 2000. Food Processing Technology. England:
Abington Hall
Ghaly ett all.
2010. Fish Spoilage Mechanisms and Preservation Techniques: Review. Canada : Science Publications
Garcia,Armando.2008. Nutrition and feeding research in the spotted
rose snapper
(Lutjanus
guttatus) and bullseye
puffer (Sphoeroides
annulatus), new species
for marine aquaculture. Ortega : Springer
Science+Business Media B.V.
Fenema,Owen R. 1975.Principles of Food Science.New York:
Marcell Dakker,INC
Murniati dan Sunarman. 2000. Pendinginan Pembekuan dan
Pengawetan Ikan. Yogyakarta: Kanisius
Nuraini,Rahma.2008.Teknik
Pengawetan ikan untuk dikonsumsi dengan metode fermentasi ensiling.Bandung:ITB
Wibowo,Edi.2003.Modul Kuliah Budidaya
Perairan.Semarang:Universitas Diponegoro
Vasudevan, Pradeep. 2007. Effect of Chiling and
Freezing on Survival of Vibrio Parahaemolyticus on fish fillets. USA:
University Connecticut
kak ijin copy ya kak. aku thp 13
BalasHapusiya silahkan dek
BalasHapus