Terasi atau belacan
adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan dan/atau udang renik (jembret;gamberetti-it) yang
difermentasikan, berbentuk seperti pasta dan berwarna hitam-coklat, kadang ditambah
dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Terasi memiliki bau yang tajam
dan biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi, tapi juga ditemukan dalam berbagai
resep tradisional Indonesia[1].
Udang
rebon adalah salah satu Famili
Penaeidae, Genus
Penaeus. Dengan kulit agak keras, tetapi tidak kaku. Mempunyai
tanda istimewa pada badan terdapat ban ungu hitam dan pada masing-masing ruas
terdapat 2 ban. Warna tersebut jelas sekali pada udang yang masih hidup. Warna
kaki pada umumnya berwarna merah. Memiliki ukuran Panjang badan dapat mencapai
35 cm dan umumnya berukuran 20 – 25 cm. Bernama latin mysis sedangkan nama
internasionalnya trasi shrimp
(mungkin karena udang ini merupakan bahan membuat terasi kali
Membuat
Terasi
Bahan
:
-
Udang 500 gram (biasanya yang dipakai udang rebon / kecil)
- Garam 100 gram
- Pewarna merah secukupnya
nb
: komposisi antara udang dan garam dapat anda sesuaikan sendiri
Cara
membuat :
- Biarkan udang
dalam keadaan utuh dari kepala, kulit dan ekornya, lalu cuci hingga
bersih, sisihkan.
- Campur udang dan
garam, lalu blender atau tumbuk hingga lembut, angkat.
- bila anda ingin
terasi lebih menarik. Tambahkan pewarna (merah) secukupnya, aduk rata.
- Tuang adonan udang
dalam kain tipis (serbet bersih), lalu peras dan keluarkan airnya.
- Cetak adonan
udang dengan bentuk sesuai selera, lalu jemur dibawah sinar matahari
hingga kering. (Jika ingin cepat kering, adonan terasi bisa
langsung dipanggang dalam oven dan hasilnya lebih enak dan matang).
- Terasi siap
dikemas dan dipasarkan.
TERASI
Terasi merupakan produk awetan ikan-ikan atau rebon yang telah diolah melalui
proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan penjemuran
yang berlangsung selama + 20 hari. Ke dalam produk terasi tersebut ditambahkan
garam yang berfungsi sebagai bahan pengawet, berbentuk seperti pasta dan
berwarna hitam-coklat, kadang ditambah dengan bahan pewarna sehingga menjadi
kemerahan. Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat
sambal terasi, tapi juga sering ditemukan dalam berbagai resep tradisional
Indonesia.
Jenis Terasi
Terasi yang banyak diperdagangkan dipasar, secara umum dapat dibedakan menjadi
dua macam berdasarkan bahan bakunya, yaitu terasi udang dan terasi ikan. Terasi
udang biasanya memiliki warna cokelat kemerahan, sedangkan terasi ikan berwarna
kehitaman dan terasi udang umumnya memiliki harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan terasi ikan.
Kandungan Unsur Gizi Terasi
Unsur gizi yang terkandung di dalam terasi cukup lengkap dan cukup tinggi.
Di samping itu dalam terasi udang terkandung yodium dalam jumlah tinggi yang
berasal dari bahan bakunya.
Pembuatan Terasi
A. Alat dan Bahan
1. Alat
*Timbangan.
*Alat penghancur.
*Tempat fermentasi.
*Perangkat penjemuran.
*Wadah plastik.
*Kain saring
2.Bahan
Bahan Baku
a.Terasi Ikan
Beberapa jenis ikan yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan terasi
ikan adalah ikan Selar gatel (Rembang),Badar/Teri (Krawang) dan sebagainya.
Kepala ikan harus dibuang terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut
b.Terasi Udang
Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan terasi udang adalah berupa
rebon atau udang kecil dengan ukuran panjang berkisar antara 1 cm – 2,1 cm
(membujur), lebar 0,3 cm dengan warna keputihan.
-Bahan pembantu
a.Garam
Pada pembuatan terasi, garam memiliki fungsi ganda,yaitu seabagai berikut:
-Untuk memantapkan cita rasa terasi yang dihasilkan.
-Pada konsentrai 20% ( 200 g/kg bahan baku), garam mampu berperan sebagai bahan
pengawet, namun dalam konsentrasi lebih dari 20% justru akan menggangu proses
fermentasi.
b.Pewarna
Untuk memperbaiki penampilan maka sering dilakukan penambahan bahan pewarna
buatan dalam terasi.Ke dalam terasi udang sering ditambahkan warna coklat atau
merah, sedangkan ke dalam terasi ikan sering ditambahkan warna kehitaman
(campuan antara warna merah dan hijau). Adapun konsentrasi pewarna yang
digunakan, disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk menjamin keselamatan konsumen,
sebaiknya digunakan bahan pewarna yang diizinkan penggunaannya oleh pemerintah
(SII).
c.Kain Saring atau Daun Pisang.
Pada pelaksanaan fermentasi, adonan terasi peru dibagi dalam beberapa bagian
kecil dan kemudian dibungkus dengan kain saring atau daun pisang yang diiris di
beberapa tempat, sehingga adonan tersebut terlindung dari cemaran debu dan air,
sementara aerasi udara tetap dapat berjalan lancar.
B. Cara Pembuatan Terasi
1.Ikan dicuci bersih untuk membuang kotoran dan lumpur yang melekat kemudian
ditiriskan.
2.Tambahkan garam sebanyak 5% dari berat udang/ikan dan pewarna sesuai dengan
warna yang diinginkan kemudian diaduk rata.
3. Tempatkan campuran tersebut pada wadah tampah dan ratakan agar ketebalannya
1 – 2 cm.
4.Jemur sampai setengah kering sambil diaduk selama penjemuran agar merata
tingkat kekeringannya.
5.Giling / tumbuk agar halus dan di bentuk adonan gumpalan-gumpalan tersebut.
6.Hasil tumbukan berupa tumbukan-tumbukan bulat dibungkus dengan tikar atau
daun pisang kering. Biarkan selama satu hari sampai dua hari.
7.Jemur kembali sambil dihancurkan supaya cepat kering. Jika terlalu kering
dapat ditambahkan air. Waktu penjemuran 3 – 4 hari dan kondisi dijaga agar
tidak terlalu kering.
8. Buat gumpalan-gumpalan kembali dan bungkus dengan daun pisang kering.
9.Simpan selama 1 – 4 minggu, supaya terjadi proses fermentasi sampai tercium
bau khas terasi.
Posted
November 15, 2009
Dalam
masakan tradisional Indonesia, bumbu masakan yang satu ini memang sudah tidak
asing lagi. Pemakaian terasi bisa bermanfaat untuk memberi rasa gurih dengan
aromanya yang khas.
Terasi dihasilkan dari
fermentasi udang atau rebon yang diolah dengan bumbu - bumbu lain. Bentuknya
padat dengan tekstur agak kasar dan berwarna cokelat keunguan. Ciri khas terasi
adalah aromanya yang agak tajam dan rasanya gurih.
Terasi
banyak diproduksi di daerah pesisir Jawa. Ada sebuah kawasan di Bangka paling
populer dengan terasi yang sangat enak karena memakai udang dan rebon segar.
Biasanya
dijual dalam bentuk bulat atau segi empat panjang, dibungkus daun pisang,
plastik atau kertas. Kadang, ada juga jenis terasi yang berbentuk butiran kasar
dan dikemas dalam botol plastik. Ada juga jenis terasi matang yang sudah
dipanggang dalam oven.
Anda
yang ingin membuat terasi sendiri, caranya sangatlah gampang. Bahan - bahan
yang dibutuhkan, diantaranya :
- Ikan atau UdangUntuk terasi ikan biasanya menggunakan ikan kecil - kecil dan sejenisnya, yang harus dibuang kepalanya terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut. Adapun jika akan membuat terasi udang maka rebon dapat digunakan.
- GaramDalam pembuatan terasi, garam ini mempunyai manfaat ganda yaitu :1. Sebagai pemantap cita rasa terasi.2. Sebagai bahan pengawet (pada konsentrasi 20 % ; 2 ons per kg bahan baku).
- PewarnaBahan pewarna ini diperlukan untuk memperbaiki penampilan produk terasi ; sebaiknya digunakan pewarna yang diizinkan penggunaannya oleh pemerintah (Standar Industri Indonesia/Sll).
- Kantong PlastikDibuat rangkap dua, yang pertama bagian dalam untuk melindungi terasi sekaligus menahan bau agar tidak menyebar. Adapun yang kedua bagian luar digunakan untuk menyempurnakan bungkusan pertama sekaligus untuk menuliskan merek.
Alat
Yang Dibutuhkan
- TimbanganTimbangan duduk, timbangan kue, ataupun timbangan gantung bisa digunakan sesuai dengan jumlah bahan.
- Bak PlastikWadah plastik berguna untuk tempat pencucian bahan baku terasi.
- KaloKalo merupakan alat penyaring yang terbuat dari bambu, ini berguna untuk meniriskan bahan terasi setelah dicuci.
- Alat PenghancurDalam jumlah yang kecil digunakan lumpang dan alu, dan jika dalam jumlah yang besar dapat menggunakan mesin penggiling, sebagai alat penghancur sekaligus sebagai alat pencampur dan pelumatan.
- Tempat FermentasiKarena adonan terasi mengandung kadar garam yang tinggi, maka tempat adonan ini harus terbuat dari bahan anti karat, misalnya bak yang terbuat dari bahan plastik yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
- Tempat PenjemuranPerangkat penjemur dapat dibuat dari anyaman bambu ukuran 0,6 x 1 m yang dialasi dengan plastik ataupun plat aluminium. Perangkat penjemur tersebut disangga dengan rak penyangga yang terbuat dari bambu utuh yang ditancapkan dalam tanah dengan ukuran 0,8 x 10 m, yang diatur dalam jarak 1 meter antara satu dengan lainnya.
- Kain SaringKain ini diperlukan untuk membungkus bahan adonan terasi dalam proses fermentasi. Dengan pembungkusan ini diharapkan adonan tersebut tidak tercemar oleh debu dan kotoran lain. Namun sirkulasi udara tetap berjalan dengan lancar melalui pori - pori kain, sehingga proses fermentasi tidak terhambat.
Manfaat
dari terasi itu sendiri, selain menambah rasa gurih dalam bumbu masakan, dibuat
sambal atau pelengkap bumbu kuah hidangan. Juga memberi aroma udang yang kuat
dalam masakan daerah.
Dalam
penggunaanya sebelum dipakai, sebaiknya terasi dipotong, lalu dikukus, sangrai
atau dibakar diatas bara api hingga aromanya keluar dan matang. Campurkan
langsung dalam bumbu atau tambahkan dalam bumbu tumisan.
Tips
Yang Perlu Diingat :
- Agar tahan lama
dan tidak menebarkan bau tajam. Sebaiknya simpan terasi dalam wadah
bertutup dalam keadaan mentah atau matang.
- Kualitas terasi
bisa dilihat dari harganya. Terasi yang berkualitas bagus harganya
relatif lebih mahal.
- Pada saat
membeli, periksa kemasan terasi, pilih yang terbungkus daun pisang atau
plastik dalam keadaan utuh kemasannya dan tidak ada bagian yang
rusak.
- Terasi yang enak
dan baru beraroma segar khas udang atau rebon. Jika trasi mengeluarkan
aroma busuk atau kurang sedap berarti kualitasnya sudah turun
atau kurang bagus.
- Dalam
proses fermentasi terasi sudah diberi garam, karena itu kurangi jumlah garam
jika masakan memakai terasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar