BISNIS
KERUPUK RUMPUT LAUT
TUGAS
Untuk
memenuhi tugas matakuliah
Kewirausahaan
Perikanan
yang
dibina oleh Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS.
Disusun
oleh :
NAMA :
ACHMAD FATHONY
NIM : 105080301111043
KELAS : A
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2013
Dari Film
yang telah ditayangkan pada kelas kewirausahaan perikanan diketahui bersama
bahwa potensi produksi rumput laut cukup melimpah dari tahun ke tahun, namun tingkat
konsumsi masyarakat terhadap rumput laut sebagai bahan baku olahan pangan masih
sangat terbatas. Produksi komoditas rumput laut yang dikembangkan diperairan
mencapai 30 ton per tahun. Rumput laut tersebut dikembangkan diperairan yaitu
menggunakan budidaya jaring apung dan ada yang mencoba untuk memudidayakan
rumput laut dengan cara kultur budidaya. Oleh karena itu hal tersebut merupakan
peluang yang sangat potensial sebagi pengembangan teknologi pangan dan
bisnis/usaha yang memanfaatkan rumput laut untuk menghasilkan berbagai jenis
makanan yang banyak digemari masyarakat, seperti karaginan, permen rumput laut,
agar-agar kertas, jelly drink rumput laut, kerupuk rumput laut ataupun bisa
membuka peluang usaha dengan budidaya rumput laut tersebut.
Jenis usaha
rumput laut yang saya pilih yaitu pembuatan
kerupuk rumput laut. Karena kerupuk merupakan salah satu jenis makanan yang cukup
banyak digemari masyarakat terutama di Indonesia dan cara pembuatan yang cukup
sederhana, dapat dilakukan oleh siapapun termasuk orang awam. Selama ini
kerupuk yang kita makan sebagai camilan atau teman menyantap nasi biasanya
terbuat dari ikan, udang, terasi, atau tanpa campuran apapun. Oleh karena itu,
perlu dicoba variasi rasa yang lain, salah satunya kerupuk yang dibuat dari
campuran tepung tapioka dan rumput laut. Oleh karena itu menurut penelitian
Kusumaningrum (2009) dijelaskan hahwa perlu dilakukan penelitian untuk
mendapatkan perbandingan tepung tapioka dan rumput laut yang tepat untuk
diketahui daya kembang dan daya serap terhadap minyak. Penggorengan menyebabkan
bahan makanan bersumber pati mengalami pemekaran volume. Semakin mekar volume
kerupuk, semakin renyah pula tekstur kerupuk tersebut.
Dari perencanaan usaha tentang kerupuk rumput laut
ini didasarkan juga dengan data-data pendukung yang valid dari beberapa
jurnal/skripsi/PKL mengenai hal yang menunjang untuk usaha kerupuk rumput laut
tersebut. Menurut Kusumaningrum (2009), kerupuk
merupakan salah satu jenis makanan yang cukup banyak digemari masyarakat
terutama di Indonesia. Ditambahkan oleh penjelasan Chabibi dan Achmad
(2012) bahwa permintaan pasar terhadap kerupuk rata-rata pertahunnya 2.309.400
ton dan salah satu keunggulan kerupuk adalah masa simpannya yang lebih lama
jika dibandingkan makanan lainnya karena mengandung kadar air yang rendah.
Menurut
Crescentiana (2012), komposisi utama dari rumput laut yang dapat digunakan
sebagai bahan pangan adalah karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari
senyawa gumi (polisakarida yang berbentuk serat). Selain itu kandungan gizi
rumput laut yang tak kalah penting adalah yodium berkisar 0,1 – 0,15% dari
berat keringnya, karbohidrat 39-51 %, protein 17,2-27,13 %, lemak 0,08 % dan abu
1,5 %. Berdasarkan hal tersebut diharapkan rumput laut dapat menjadi alternatif
sebagai bahan campuran pembuatan kerupuk yang mempunyai daya kembang serta daya
serap yang baik dan tentunya bergizi tinggi.
Menurut
Fahmiyanto et al.,(2010), proses
pembuatan kerupuk rumput laut adalah sebagai berikut:
1.
Rumput
Laut Euchema cottoni dicuci sampai bersih dengan di aliri air PDAM,
kemudian rebus terlebih dahulu sampai berubah warna. Lalu, tiriskan. Selain itu
bawang putih dikupas kulitnya.
2.
Sementara
itu bumbu berupa bawang putih, merica, garam dihaluskan dengan blender sampai
halus.
3.
Rumput
laut Euchema cottoni dihaluskan menggunakan blender.
4.
Tepung
tapioka dituangkan ke dalam bak ukuran besar kemudian ditambahkan bumbu dan jus
rumput laut kedalam bak bersama dengan soda.
5.
Kemudian
diaduk dengan menggunakan mixer hingga semua bahan tercampur rata dan menjadi
adonan.
6.
Adonan
kemudian dituangkan dari bak ke plastic besar persegi panjang untuk di bentuk
lonjong tabung dengan ukuran panjang 20 cm dan diameter 7 cm atau sesuai selera
asalkan berbentuk tabung dan lonjong. Setelah itu adonan dibungkus satu –persatu
dengan menggunakan plastik agar tidak menempel pada adonan lain saat pengukusan
nantinya.
7.
Setelah
itu disiapkan panci ukuran besar untuk mengukus adonan, sebelumnya dimasukan
terlebih dahulu air secukupnya untuk mengukus adonan, kemudian adonan dimasukan
dengan menatanya lalu panci atau dandang ditutup hingga 45 menit atau hingga
matang.
8.
Setelah
matang angkat dan ditiriskan hingga menjadi dingin. Setelah dingin di iris
tipis -tipis melintang adonan matang sebesar 3 mm-5 mm.
9.
Setelah
teriris semua, di siapkan sesek tipis untuk menjemur irisan adonan tadi. Adonan
di tata hingga seluruh permukaan sesek tipis tertutupi oleh irisan adonan
kerupuk. Lalu dijemur di bawah sinar matahari hingga irisan adonan menjadi
kering.
10.
Setelah
kering baru siap untuk digoreng di penggorengan dengan minyak goreng 5 L dengan
suhu 150 0C sambil dibalikbalik hingga matang dan mekar. Barulah
menjadi kerupuk.
11.
Kerupuk
kemudian di tiriskan di kertas koran sampai sedikit mengurangi kadar minyak
goreng yang ada pada kerupuk
12.
Kemudian
dikemas dalam plastik dengan berat 250gr kemudian diberi label kemasan dan di salah
satu ujung plastik di press hingga rapat.
Harga produk kami
tetapkan Rp. 20.000/250gr dengan produksi 100 bungkus/minggu atau 400
bungkus/bulan. Jika direncanakan dapat memproduksi 400 bungkus/bulan dengan harga
Rp. 20.000/bungkus dengan berat 250gr. Maka akan memperoleh laba kotor sebesar
Rp. 8.000.000. Dari laba kotor akan kami
gunakan untuk biaya overheight sebesar Rp. 143.800, - biaya pembelian bahan
baku sebesar Rp. 3.976.000, - dan biaya lain-lain sebesar Rp. 1.300.000. Maka
hasil dari laba bersih yang didapat adalah Rp. 2.580.200,-
Daftar Pustaka
Chabibi, Chamim dan Achmad F. 2012. KRIBO
JITU (Kripik Bakso Jeroan Ikan Tuna) sebagai Pemanfaatan Limbah Industri Ikan
Tuna. PKM Kewirausahaan. Universitas Brawijaya. Malang.
Crescentiana; Poeloengasih; Vita T; Rosyida; Satrio K; Wahono; Roni M;
Teuku B; Bardant. 2012 Pengembangan
Produk olahan Rumput Laut di Nusa Ceningan Bali. Riset Untuk Kesejahteraan.
PKPP: Bali.
Fahmiyanto, Denis; Fajar W.N.; Bernideta D.K; M.Jurniarsyah R; Aditya H.
2010. Kerupuk Maut (Kerupuk Manis Rumput
Laut) Sebagai Camilan Bernutrisi Tinggi. PKM Kewirausahaan. Universitas
Airlangga: Surabaya.
Kusumaningrum, Indrati. 2009. Analisa
Faktor Daya Kembang dan Daya Serap Kerupuk Rumput Laut pada variasi Proporsi
Rumput Laut. Jurnal Teknologi Pertanian. Universitas Mulawarman. Vol.4
No.2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar