Minggu, 11 Mei 2014

BISNIS KERUPUK RUMPUT LAUT

BISNIS KERUPUK RUMPUT LAUT


TUGAS

Untuk memenuhi tugas matakuliah
Kewirausahaan Perikanan
yang dibina oleh Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS.



Disusun oleh :

NAMA             :  ACHMAD FATHONY
NIM                 :  105080301111043
KELAS                        :  A




Description: http://dpm.ub.ac.id/wrp-con/uploads/2012/05/LOGO-UB-F-PIK.jpg




FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013



Dari Film yang telah ditayangkan pada kelas kewirausahaan perikanan diketahui bersama bahwa potensi produksi rumput laut cukup melimpah dari tahun ke tahun, namun tingkat konsumsi masyarakat terhadap rumput laut sebagai bahan baku olahan pangan masih sangat terbatas. Produksi komoditas rumput laut yang dikembangkan diperairan mencapai 30 ton per tahun. Rumput laut tersebut dikembangkan diperairan yaitu menggunakan budidaya jaring apung dan ada yang mencoba untuk memudidayakan rumput laut dengan cara kultur budidaya. Oleh karena itu hal tersebut merupakan peluang yang sangat potensial sebagi pengembangan teknologi pangan dan bisnis/usaha yang memanfaatkan rumput laut untuk menghasilkan berbagai jenis makanan yang banyak digemari masyarakat, seperti karaginan, permen rumput laut, agar-agar kertas, jelly drink rumput laut, kerupuk rumput laut ataupun bisa membuka peluang usaha dengan budidaya rumput laut tersebut.
Jenis usaha rumput laut  yang saya pilih yaitu pembuatan kerupuk rumput laut. Karena kerupuk merupakan salah satu jenis makanan yang cukup banyak digemari masyarakat terutama di Indonesia dan cara pembuatan yang cukup sederhana, dapat dilakukan oleh siapapun termasuk orang awam. Selama ini kerupuk yang kita makan sebagai camilan atau teman menyantap nasi biasanya terbuat dari ikan, udang, terasi, atau tanpa campuran apapun. Oleh karena itu, perlu dicoba variasi rasa yang lain, salah satunya kerupuk yang dibuat dari campuran tepung tapioka dan rumput laut. Oleh karena itu menurut penelitian Kusumaningrum (2009) dijelaskan hahwa perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan perbandingan tepung tapioka dan rumput laut yang tepat untuk diketahui daya kembang dan daya serap terhadap minyak. Penggorengan menyebabkan bahan makanan bersumber pati mengalami pemekaran volume. Semakin mekar volume kerupuk, semakin renyah pula tekstur kerupuk tersebut.
Dari perencanaan usaha tentang kerupuk rumput laut ini didasarkan juga dengan data-data pendukung yang valid dari beberapa jurnal/skripsi/PKL mengenai hal yang menunjang untuk usaha kerupuk rumput laut tersebut. Menurut Kusumaningrum (2009), kerupuk merupakan salah satu jenis makanan yang cukup banyak digemari masyarakat terutama di Indonesia. Ditambahkan oleh penjelasan Chabibi dan Achmad (2012) bahwa permintaan pasar terhadap kerupuk rata-rata pertahunnya 2.309.400 ton dan salah satu keunggulan kerupuk adalah masa simpannya yang lebih lama jika dibandingkan makanan lainnya karena mengandung kadar air yang rendah.
Menurut Crescentiana (2012), komposisi utama dari rumput laut yang dapat digunakan sebagai bahan pangan adalah karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari senyawa gumi (polisakarida yang berbentuk serat). Selain itu kandungan gizi rumput laut yang tak kalah penting adalah yodium berkisar 0,1 – 0,15% dari berat keringnya, karbohidrat 39-51 %, protein 17,2-27,13 %, lemak 0,08 % dan abu 1,5 %. Berdasarkan hal tersebut diharapkan rumput laut dapat menjadi alternatif sebagai bahan campuran pembuatan kerupuk yang mempunyai daya kembang serta daya serap yang baik dan tentunya bergizi tinggi.
Menurut Fahmiyanto et al.,(2010), proses pembuatan kerupuk rumput laut adalah sebagai berikut:
1.            Rumput Laut Euchema cottoni dicuci sampai bersih dengan di aliri air PDAM, kemudian rebus terlebih dahulu sampai berubah warna. Lalu, tiriskan. Selain itu bawang putih dikupas kulitnya.
2.            Sementara itu bumbu berupa bawang putih, merica, garam dihaluskan dengan blender sampai halus.
3.            Rumput laut Euchema cottoni dihaluskan menggunakan blender.
4.            Tepung tapioka dituangkan ke dalam bak ukuran besar kemudian ditambahkan bumbu dan jus rumput laut kedalam bak bersama dengan soda.
5.            Kemudian diaduk dengan menggunakan mixer hingga semua bahan tercampur rata dan menjadi adonan.
6.            Adonan kemudian dituangkan dari bak ke plastic besar persegi panjang untuk di bentuk lonjong tabung dengan ukuran panjang 20 cm dan diameter 7 cm atau sesuai selera asalkan berbentuk tabung dan lonjong. Setelah itu adonan dibungkus satu –persatu dengan menggunakan plastik agar tidak menempel pada adonan lain saat pengukusan nantinya.
7.            Setelah itu disiapkan panci ukuran besar untuk mengukus adonan, sebelumnya dimasukan terlebih dahulu air secukupnya untuk mengukus adonan, kemudian adonan dimasukan dengan menatanya lalu panci atau dandang ditutup hingga 45 menit atau hingga matang.
8.            Setelah matang angkat dan ditiriskan hingga menjadi dingin. Setelah dingin di iris tipis -tipis melintang adonan matang sebesar 3 mm-5 mm.
9.            Setelah teriris semua, di siapkan sesek tipis untuk menjemur irisan adonan tadi. Adonan di tata hingga seluruh permukaan sesek tipis tertutupi oleh irisan adonan kerupuk. Lalu dijemur di bawah sinar matahari hingga irisan adonan menjadi kering.
10.          Setelah kering baru siap untuk digoreng di penggorengan dengan minyak goreng 5 L dengan suhu 150 0C sambil dibalikbalik hingga matang dan mekar. Barulah menjadi kerupuk.
11.          Kerupuk kemudian di tiriskan di kertas koran sampai sedikit mengurangi kadar minyak goreng yang ada pada kerupuk
12.          Kemudian dikemas dalam plastik dengan berat 250gr kemudian diberi label kemasan dan di salah satu ujung plastik di press hingga rapat.
Harga produk kami tetapkan Rp. 20.000/250gr dengan produksi 100 bungkus/minggu atau 400 bungkus/bulan. Jika direncanakan dapat memproduksi 400 bungkus/bulan dengan harga Rp. 20.000/bungkus dengan berat 250gr. Maka akan memperoleh laba kotor sebesar Rp. 8.000.000. Dari laba kotor akan  kami gunakan untuk biaya overheight sebesar Rp. 143.800, - biaya pembelian bahan baku sebesar Rp. 3.976.000, - dan biaya lain-lain sebesar Rp. 1.300.000. Maka hasil dari laba bersih yang didapat adalah Rp. 2.580.200,-

Daftar Pustaka

Chabibi, Chamim dan Achmad F. 2012. KRIBO JITU (Kripik Bakso Jeroan Ikan Tuna) sebagai Pemanfaatan Limbah Industri Ikan Tuna. PKM Kewirausahaan. Universitas Brawijaya. Malang.

Crescentiana; Poeloengasih; Vita T; Rosyida; Satrio K; Wahono; Roni M; Teuku B; Bardant. 2012 Pengembangan Produk olahan Rumput Laut di Nusa Ceningan Bali. Riset Untuk Kesejahteraan. PKPP: Bali.

Fahmiyanto, Denis; Fajar W.N.; Bernideta D.K; M.Jurniarsyah R; Aditya H. 2010. Kerupuk Maut (Kerupuk Manis Rumput Laut) Sebagai Camilan Bernutrisi Tinggi. PKM Kewirausahaan. Universitas Airlangga: Surabaya.

Kusumaningrum, Indrati. 2009. Analisa Faktor Daya Kembang dan Daya Serap Kerupuk Rumput Laut pada variasi Proporsi Rumput Laut. Jurnal Teknologi Pertanian. Universitas Mulawarman. Vol.4 No.2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar