TUGAS MIKROBIOLOGI DASAR
METABOLISME MIKROBIA
Di susun untuk melengkapi tugas
mata kuliah Mikrobiologi
Dasar oleh Ir.
Darius, M. Biotech
ACHMAD FATHONY
105080301111043
KELAS G
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
Kelompok Mikrobia
Bakteri
adalah organisme mikro dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Keberadaan bakteri umumnya bersifat merugikan organisme lainnya yang dikenal
dengan istilah patogen, seperti: Escherichia coli, Vibrio sp, Shalmonella sp
dan sebagainya. Bakteri ini banyak ditemukan hampir diseluruh media/tempat
seperti: tanah, udara, air, di tubuh makhluk hidup dan sebagainya.
Menurut cara memperoleh makanan,
bakteri dapat dikelompokkan menjadi bakteri heterotrof dan bakteri autotrof
1 ) Bakteri
Heterotrof
Bakteri heterotrof
adalah bakteri yang hidup dan memperoleh makanan dari lingkungannya karena
tidak dapat membuat makanan sendiri. Bakteri ini dapat hidup secara saprofit
dan parasit.
Bakteri saprofit
adalah bakteri yang hidup pada jasad yang sudah mati, misalnya, sampah,
bangkai, atau kotoran. Bakteri ini sering disebut sebagai bakteri pembersih
karena dapat menguraikan sampah-sampah organik sehingga menguntungkan bagi
manusia, contohnya,bakteri Eschericia coli yang berperan sebagai pembusuk sisa
makanan dalam usus besar dan bakteri Lactobacillus garicus yang berperan dalam
pembuatan yogurt.
Bakteri parasit
adalah bakteri yang hidup menumpang pada makhluk hidup lain. Bakteri ini
biasanya bersifat merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya karena dapat
menimbulkan penyakit. Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini, antara
lain, kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, TBC disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis, disentri disebabkan oleh bakteri Shigella
dysenterriae, sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, dan radang
paruparu (pneumoniae) disebabkan oleh bakteri Diplococcus pneumoniae. Penularan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat melalui makanan, minuman,
pernapasan, ataupun kontak langsung dengan penderita, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Berdasarkan asal
energi yang digunakan, bakteri heterotrof dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
bakteri yang bersifat fotoheterotrof dan bakteri yang bersifat kemoheterotrof.
Bakteri fotoheterotrof adalah bakteri yang sumber energinya berasal dari cahaya
matahari, dan sumber karbonny berasal dari bahan-bahan kimia organik seperti
lignin, monomer, dan komponen-komponen organik lainnya. Sedangkan bakteri
kemoheterotrof, baik sumber energy maupun sumber karbonnya berasal dari
komponen-komponen organic.
2 ) Bakteri Autotrof
Bakteri autotrof
adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri. Berdasarkan asal energi
yang digunakan, bakteri autotrof dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri yang
bersifat kemoautotrof dan bakteri yang bersifat fotoatotrof. Bakteri
kemoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang
berasal dari reaksi-reaksi kimia, misalnya, proses oksidasi senyawa tertentu,
serta sumber karbon dari CO2. Contohnya, bakteri nitrit dengan mengoksidkan
NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidkan HNO2, bakteri belerang dengan
mengoksidkan senyawa belerang, Nitosococcus, dan Nitrobacter. Bakteri
fotoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang
berasal dari cahaya matahari, dan sumber karbon yang berasal dari CO2. Bakteri
ini adalah bakteri yang mengandung zat warna hijau sehingga dapat melakukan
fotosintesis, seperti tumbuhan hijau. Contohnya bakteri-bakteri yang mempunyai
zat warna, antara lain, dari golongan Thiorhodaceae (bakteri belerang berzat
warna).
Berdasarkan kebutuhan
akan oksigen, respirasi internal bakteri dibagi menjadi respirasi aerobik
(memerlukan oksigen) dengan tiga tahap yaitu glikolisis, siklus Krebs, dan transpor elektron serta respirasi
anaerobik (tidak membutuhkan oksigen) yang
menghasilkan fermentasi alkohol, asam laktat, atau asam sitrat.
1
) Bakteri Aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang hidupnya memerlukan oksigen bebas. Bakteri yang hidup secara aerob dapat memecah gula menjadi air, CO2, dan energy berupa ATP, NADH, FADH, dan sebagainya. Bakteri aerob secara obligat adalah bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas dalam hidupnya, misalnya, bakteri Nitrosomonas.
Bakteri aerob adalah bakteri yang hidupnya memerlukan oksigen bebas. Bakteri yang hidup secara aerob dapat memecah gula menjadi air, CO2, dan energy berupa ATP, NADH, FADH, dan sebagainya. Bakteri aerob secara obligat adalah bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas dalam hidupnya, misalnya, bakteri Nitrosomonas.
2
) Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen bebas, misalnya, bakteri asam susu, bakteri Lactobacillus bulgaricus, dan Clostridium tetani. Metabolisme bakteri anaerob akan menghasilkan produk-produk fermentasi seperti asam, alcohol, CO2 dan sebagainya. Jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.
Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen bebas, misalnya, bakteri asam susu, bakteri Lactobacillus bulgaricus, dan Clostridium tetani. Metabolisme bakteri anaerob akan menghasilkan produk-produk fermentasi seperti asam, alcohol, CO2 dan sebagainya. Jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.
Metabolisme -
Katabolisme
Metabolisme adalah
segala reaksi kimia yang berlangsung
dalam tubuh makhluk
hidup untuk mempertahankan hidupnya. Metabolisme terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah
reaksi kimia yang memerlukan energi untuk membentuk senyawa kompleks dari
senyawa sederhana. Pada tumbuhan, anabolisme berupa
peristiwa fotosintesis dan kemosintesis.
Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan
zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbon dioksida) dengan pertolongan
energi cahaya. Kemosintesis merupakan proses penyusunan bahan organik
menggunakan energi pemecahan senyawa kimia. Kemosintesis dilakukan oleh
mikroorganisme seperti bakteri belerang (Begiota, Thiotrix), bakteri nitrit
(Nitrosomonas), bakteri nitrat (Nitrosobacter), dan bakteri besi (Cladotrix).
Pada peristiwa anabolisme terjadi suatu siklus yang memperlihatkan hubungan
antara lingkungan abiotik dengan dunia kehidupan, seperti: daur nitrogen, daur
karbon dan oksigen, daur air, daur belerang dan daur fosfor.
Katabolisme adalah reaksi kimia yang
menghasilkan energi dengan memecah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana
denagn bantuan enzim. Dalam tubuh organisme, terdapat ribuan proses kimia yang
berlangsung melibatkjan ribuan enzim. Karena itu, produk suatu enzim bisa
menjadi substrat bagi enzim lainnya. Semua reaksi kimia dalam organisme hidup
diatur dengan mengatur kerja katalisator.
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen,
respirasi internal dibagi menjadi respirasi aerobik (memerlukan oksigen) dengan
tiga tahap yaitu glikolisis, siklus
Krebs, dan transpor elektron serta respirasi anaerobik (tidak
membutuhkan oksigen) yang menghasilkan
fermentasi alkohol, asam laktat, atau asam sitrat.
Glikolisis
a.
Proses Glikolisis
Tahap awal
metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam tubuh akan berlangsung
secara anaerobik melalui proses yang dinamakan Glikolisis. Proses glikilisis berlangsung di dalam sitoplasma. Glikolisis
berlangsung dengan mengunakan bantuan 10 jenis
enzim yang berfungsi sebagai katalis di dalam sitoplasma yang terdapat pada sel
eukaryotic. Inti dari keseluruhan proses Glikolisis
adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat.
Pada proses Glikolisis, 1 molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada
rantainya (C612O6 ) akan terpecah menjadi produk akhir berupa 2 molekul piruvat
(pyruvate) yang memiliki 3 atom karbom (C3H3O3). Proses ini berjalan
melalui beberapa tahapan reaksi yang disertai dengan terbentuknya beberapa
senyawa antara seperti Glukosa 6-fosfat dan Fruktosa 6-fosfat.
Selain akan
menghasilkan produk akhir berupa molekul piruvat, proses glikolisis ini juga
akan menghasilkan molekul ATP serta molekul NADH (1 NADH3 ATP). Molekul ATP
yang terbentuk ini kemudian akan diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen
dasar sumber energi. Melalui proses glikolisis ini 4 buah molekul ATP & 2
buah molekul NADH (6 ATP) akan dihasilkan serta pada awal tahapan prosesnya
akan mengkonsumsi 2 buah molekul ATP sehingga total 8 buah ATP akan dapat
terbentuk.
b.
Respirasi
Selular
Tahap metabolisme
energi berikutnya akan berlangsung pada kondisi aerobik dengan mengunakan
bantuan oksigen (O2).
Bila oksigen tidak
tersedia maka molekul
piruvat hasil proses glikolisis akan terkonversi menjadi asam laktat, dengan kata lain sama dengan kondisi an aerobik.
Dalam kondisi aerobik, piruvat hasil proses glikolisis akan teroksidasi menjadi
produk akhir berupa H2O
dan C2O
di dalam tahapan proses yang dinamakan respirasi selular. Proses respirasi selular ini terbagi
menjadi 3 tahap utama yaitu produksi Acetyl-CoA, proses oksidasi Acetyl-CoA
dalam siklus asam sitrat (Citric-Acid
Cycle) serta Rantai Transpor Elektron
(Electron Transfer Chain/Oxidative Phosphorylation).
Tahap kedua dari
proses respirasi selular yaitu Siklus Asam Sitrat merupakan pusat bagi seluruh
aktivitas metabolisme tubuh. Siklus ini tidak hanya digunakan untuk memproses
karbohidrat namun juga digunakan untuk memproses molekul lain seperti protein
dan juga lemak. Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) berfungsi sebagai pusat
metabolisme tubuh.
a.
Produksi acetyl-CoA / Proses Konversi
Pyruvate
Sebelum memasuki Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) atau Lingkaran Asam
Trikarboksilat (LAT) atau Tri Carboxylic Acid (TCA) Cycle molekul piruvat akan
teroksidasi terlebih dahulu di dalam mitokondria menjadi Acetyl-Coa dan CO2. Proses
ini berjalan dengan bantuan multi enzim pyruvate dehydrogenase complex (PDC)
melalui 5 urutan reaksi yang melibatkan 3 jenis enzim serta 5 jenis coenzim. 3
jenis enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah enzim Pyruvate Dehydrogenase
(E1), dihydrolipoyl transacetylase (E2) & dihydrolipoyl dehydrogenase (E3),
sedangkan coenzim yang telibat dalam reaksi ini adalah TPP, NAD+, FAD, CoA
& Lipoate. Proses
konversi piruvat tidak hanya akan menhasilkan CO
dan Acetyl-CoA namun juga akan menghasilkan produk samping berupa NADH2 yang memiliki nilai energi ekivalen
dengan 3xATP.
b.
Proses oksidasi Acetyl-CoA (Citric-Acid
Cycle)
Molekul Acetyl CoA
yang merupakan produk akhir dari proses konversi Pyruvate kemudian akan masuk
kedalam Siklus Asam Sitrat (TCA Cycle). Secara sederhana persamaan reaksi
untuk 1 Siklus Asam Sitrat (Citric Acid
Cycle/TCA Cycle) dapat dituliskan :
Acetyl-CoA + oxaloacetate + 3 NAD + GDP + Pi
+FAD --> oxaloacetate + 2 CO + FADH + 3 NADH + 3 H + GTP
Siklus ini merupakan
tahap akhir dari proses metabolisme energi glukosa. Proses
konversi yang terjadi pada siklus asam
sitrat berlangsung secara aerobik di dalam mitokondria dengan bantuan 8 jenis
enzim. Inti dari proses yang terjadi ada siklus ini adalah untuk mengubah 2
atom karbon yang terikat didalam molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul karbon dioksida
(CO2),
membebaskan koenzim A serta memindahkan
energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa NADH, FADH2 dan GTP. Selain menghasilkan CO2 dan GTP, dari persamaan reaksi dapat terlihat bahwa satu putaran
Siklus Asam Sitrat
juga akan menghasilkan molekul NADH & molekul FADH2. Untuk melanjutkan proses metabolisme
energi,nkedua
molekul ini kemudian akan diproses kembali secara aerobik di dalam membran sel
mitokondria melalui proses Rantai Transpor Elektron (Electron Transport Chain (ETP)) untuk
menghasilkan produk akhir berupa ATP dan air (H2O).
c.
Proses /Rantai Transpor Elektron/ Electron
Transport Chain (ETP) dan Proton Motive Force
Proses konversi
molekul FADH2 dan NADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat (citric acid cycle) menjadi energi dikenal sebagai proses
fosforilasi oksidatif (oxidative phosphorylation) atau juga Rantai Transpor
Elektron (electron transport chain) yang terjadi di dalam membran antara sitoplasma dan periplasma.
Di dalam proses ini, elektron-elektron yang terkandung didalam molekul NADH2 & FADH ini akan dipindahkan ke
dalam aseptor utama yaitu oksigen (O2).
Pada akhir tahapan proses
ini, elektron yang terdapat di dalam molekul NADH akan mampu untuk menghasilkan
3 buah molekul ATP sedangkan elektron yang terdapat dalam molekul FADH2 akan menghasilkan 2 buah molekul ATP. Dalam proses ini juga terjadi pemompaan elektron dari
NADH disertai dengan atom hidrogen ke luar membran plasma.
Bersamaan dengan terjadinya ETC,
terjadi pula proses yang disebut Proton Motive Force (PMF). Dalam proses ini
terjadi perpindahan proton Hidrogen (H+) berkonsentrasi tinggi yang berada di
luar membran plasma sebelumnya telah dipompakan dari dalam sitoplasma kembali
masuk ke dalam sitoplasma dengan bantuan enzim ATP Synthase. Pergerakan proton
yang masuk kembali ke dalam sitoplasma tersebut dimanfaatkan sebagai energi
untuk membentuk ATP dari ADP + Pi.
Energi Metabolisme Glukosa
Secara keseluruhan
proses metabolisme Glukosa akan menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida
(CO2)
dan air (H2O).
Karbon dioksida dihasilkan dari siklus Asam Sitrat sedangkan air (H2O) dihasilkan dari proses rantai
transport elektron. Melalui proses metabolisme, energi kemudian akan dihasilkan
dalam bentuk ATP dan kalor panas. Terbentuknya ATP dan kalor panas inilah yang
merupakan inti dari proses
metabolisme energi. Melalui proses
Glikolisis, Siklus Asam Sitrat dan proses Rantai Transpor Elektron, sel-sel
yang tedapat di dalam tubuh akan mampu untuk mengunakan dan menyimpan energi
yang dikandung dalam bahan makanan sebagai energi ATP. Secara umum proses
metabolisme secara aerobik akan mampu untuk menghasilkan energi yang lebih
besar dibandingkan dengan proses secara anaerobik. Dalam proses metabolisme
secara aerobik, ATP akan terbentuk sebanyak 36 buah sedangkan proses anaerobik
hanya akan menghasilkan 2 buah ATP. Ikatan yang terdapat dalam molekul ATP ini
akan mampu untuk menghasilkan energi sebesar 7.3 kilokalor per molnya.
Chemiosmosis
Secara definisi
kemiosmosis adalah difusi ion yang melewati suatu membran. Proses ini
berhubungan dengan pembentukan ATP karena pergerakan ion hidrogen yang melewati
membran. Ion hidrogen atau proton akan mengalami difusi dari tempat yang
konsentrasi ion nya tinggi ke tempat yang konsentrasi ion nya rendah. Proses
ini disebut kemiosmosis karena mirip dengan terjadinya osmosis, yaitu difusi
air melewati membran.
Fosforilasi atau
pembentukan ATP yang melibatkan peristiwa kemiosmosis terjadi pada mitokondria
dan kloroplas. Di dalam sel, peristiwa kemiosmosis melibatkan proton motive
force (PMF). PMF diawali oleh proses terjadinya pergerakan elektron pada rantai
transpor elektron. Elektron pada rantai transpor elektron digerakkan dengan
adanya pelepasan elektron. Elektron tersebut dapat berasal dari NADH atau FADH2
yang tereduksi apabila fosforilasi terjadi pada mitokondria sedangkan pada
kloroplas, energi cahaya memecah molekul air menjadi ion H+ dan oksigen dan
juga melepas elektron. Pergerakan elektron tersebut menimbulkan energi dan
energi tersebut digunakan sebagai pemompa proton. Proton bergerak dari dalam
membran ke membran antara di dalam sel mitokondria atau kloroplas. Pergerakan
proton ke luar membran menyebabkan konsentrasi tinggi pada partikel ion
positif, menyebabkan perbedaan konsentrasi antara di dalam dan di luar membran.
Perbedaan ini menghasilkan gradien elektrokimia. Gradien tersebut menghasilkan
perbedaan tingkat pH dan juga perbedaan tingkat muatan listrik. Kedua perbedaan
inilah yang disebut PMF. Maka setelah terjadi PMF bergeraklah proton dari
konsentrasi ion H+ yang tinggi ke ion H+ yang rendah atau bisa disebut dengan
difusi ion. Maka terjadilah aliran proton. Aliran proton ini hanya dapat masuk
ke dalam membran melalui enzim ATP synthase yang membawa cukup energi untuk
menggabungkan ADP dan fosfat anorganik maka terbentuklah ATP.
Respirasi Aerob
Proses repirasi disebut aerob karena dibutuhkan oksigen sebagai akseptor elektron, selain itu disebut respirasi anaerob atau fermentasi. Respirasi aerob terdapat 4 tahap utama yaitu Glikolisis, Dekarboksilasi Oksidatif, Siklus Krebs dan Transpor Elektron.
Proses repirasi disebut aerob karena dibutuhkan oksigen sebagai akseptor elektron, selain itu disebut respirasi anaerob atau fermentasi. Respirasi aerob terdapat 4 tahap utama yaitu Glikolisis, Dekarboksilasi Oksidatif, Siklus Krebs dan Transpor Elektron.
Respirasi Anaerob
dan Fermentasi
Jika tak ada oksigen, sel tidak
memliki akseptor elektron alternatif untuk memproduksi ATP, sehingga terpaksa
elektron yang didapatkan dari glikolisis diangkut oleh senyawa organik, proses
ini disebut fermentasi.
Fermentasi alkohol dilakukan
oleh ragi dengan cara melepaskan gugus Co2 dari piruvat melalui dekarboksilasi
dan menghasilkan molekul 2 karbon, asetaldehida. Asetaldehida kemudia menerima
elektron dari NADH sehingga berubah menjadi etanol. Fermentasi alkohol
dilakukan oleh tumbuhan.
Fermentasi asam laktat
dilakukan oleh sel hewan dengan cara mentransfer elektron dari NADH kembali ke
piruvat sehingga dihasilkan asam laktat yang menyebabkan pegal-pegal.
Kondisi
aerob dan anaerob berhubungan dengan proses yang berlangsung di dalam dan luar
sitoplasma. Proses yang berlangsung di dalam sitoplasma atau dalam substrat
disebut Substat Level Phosphorilation, sedangkan proses yang berlangsung di
luar sitoplasma Oxidative Phosphorilation.
Substat
Level Phosphorilation
Di dalam
sitoplasma, yaitu pada kondisi anaerob terjadi peristiwa Glikolisis, di mana
terjadi perombakan senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana seperti protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa dan
sebagainya (terjadi katabolisme) kemudian bereaksi membentuk asam piruvat
kemudian memasuki Siklus Asam Tri Karboksilat (TCA Cycle) di luar membran
plasma (periplasma). Dari proses metabolisme ini dihasilkan energi berupa 2
ATP.
Oxidative
Phosphorilation
Proses ini terjadi di dalam
periplasma di luar membran plasma pada kondisi aerob atau terdapat oksigen
sehingga disebut Oxidative Phosphorilation. Pada Oxidative Phosphorilation
terjadi peristiwa TCA Cyle atau Siklus Asam Tri Karboksilat (TCA Cycle) di mana
dihasilkan energi berupa NADH, FADH2, dan GTP yang nilainya merupakan kelipatn
dari nilai ATP. Selanjutnya akan terjadi peristiwa ETC dan PMF dengan bantuan
enzim ATPase yang akan menghasilkan energi berupa ATP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar