4.
KEADAAN
UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANG
4.1
Keadaan Umum Daerah Usaha
4.1.1
Lokasi dan Letak Geografis
Kelompok pengolah dan
pemasar (POKLAHSAR) “PENI” terletak di Desa Hadiluwih, Kecamatan
Ngadirojo, Kabupaten Pacitan,
Jawa Timur. Secara geografis, Desa
Hadiluwih memiliki
6 Lingkungan/Dusun, 6 RW dan 24 RT,
dengan jumlah penduduk 4.500 jiwa,
jumlah Kepala Keluarga (KK) sekitar 2.083 KK. Secara umum Topografi Desa Hadiluwih merupakan
daratan dengan ketinggian ± 2 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu
udara sekitar 20oC - 28oC. Peta Desa Hadiluwih dapat dilihat
pada Lampiran 1. Batas - batas wilayah Desa Hadiluwih adalah sebagai berikut :
1.
Sebelah Utara : Kabupaten
Ponorogo
2.
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
3.
Sebelah Barat : Kabupaten
Wonogiri
4.
Sebelah Timur :Kabupaten Trenggalek
4.1.2
Kondisi Penduduk
Berdasarkan data statistik Desa Hadiluwih sampai
dengan tahun 2012,
penduduk di daerah tersebut sebanyak 4.500 jiwa. Agama
yang dianut oleh sebagian besar penduduk Desa Hadiluwih adalah Islam. Untuk lebih lengkapnya data
penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
NO
|
AGAMA
|
JUMLAH (orang)
|
1
|
Islam
|
4.485
|
2
|
Protestan
|
10
|
3
|
Katolik
|
5
|
4
|
Hindu
|
-
|
5
|
Budha
|
-
|
Sumber: Kantor Desa Hadiluwih (2013).
Sekitar 75% penduduk
di wilayah ini bermata pencaharian sebagai petani dan sisanya bermata pencaharian sebagai
buruh industri, peternak, PNS dan lain-lain. Jumlah penduduk berdasarkan
mata pencaharian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel .
NO
|
PEKERJAAN
|
JUMLAH (orang)
|
1
|
Buruh Tani
|
2500
|
2
|
Petani Penggarap Tanah
|
529
|
3
|
Petani Pemilik Tanah
|
346
|
4
|
Peternak
|
220
|
5
|
Buruh Industri
|
150
|
6
|
Pedagang
|
250
|
7
|
Buruh Bangunan
|
125
|
8
|
Nelayan
|
50
|
9
|
PNS
|
120
|
10
|
TNI
|
5
|
11
|
Pengrajin/Industri Kecil
|
25
|
12
|
Pengusaha Sedang/Besar
|
5
|
13
|
Pengangkutan
|
20
|
14
|
Pensiunan (PNS/TNI)
|
30
|
15
|
Lain-lain
|
-
|
Untuk tingkat pendidikan di Desa Hadiluwih Kecamatan Pacitan paling banyak merupakan lulusan SLTA sederajat. Data penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 14.
Tabel
14. Jumlah
Penduduk Menurut Pendidikan
NO
|
PENDIDIKAN
|
JUMLAH (orang)
|
1.
|
Belum Sekolah
|
324
|
2.
|
Tidak Tamat SD
|
121
|
3.
|
Tamat SD
|
520
|
4.
|
Tamat SLTP/sederajat
|
1630
|
5.
|
Tamat SLTA/sederajat
|
1764
|
6.
|
Tamat Akademi/sederajat
|
80
|
7.
|
Tamat Perguruan Tinggi
|
61
|
Sumber: Kantor
Desa Hadiluwih (2013)
4.1.3
Kondisi Umum Usaha Perikanan
Potensi perikanan di Kabupaten Pacitan
cukup melimpah, terutama perikanan laut yang mempunyai produksi yang cukup
besar untuk komoditas ikan laut dan rumput laut. Namun untuk bidang budidaya ,
khususnya budidaya air tawar kurang dapat berkembang karena dibutuhkan lahan
yang cukup luas, sementara lahan tersebut tidak tersedia di daerah Kabupaten
Pacitan secara umum, melainkan hanya di beberapa titik tertentu dan dalam skala
kecil. Untuk bidang pengolahan perikanan di Kabupaten Pacitan, khususnya di
Desa Hadiluwih masih belum banyak yang mengembangkannya. Oleh karena itu bidang
tersebut sangat potensial untuk dikembangkan.
4.2
Keadaan Umum Tempat Usaha
4.2.1
Sejarah Perkembangan Usaha
POKLAHSAR “PENI” yang
merupakan kelompok usaha bersama (KUB) yang bergerak dalam bidang usaha
pengolahan berbagai jenis produk perikanan dengan modal sendiri. Kelompok Usaha
Bersama (KUB) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk
oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui proses
kegiatan PROKESOS (program kesejahteraan sosial) untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan
sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan
taraf kesejahteraan sosialnya
POKLAHSAR “PENI” didirikan pada tanggal 22 Januari 2009 oleh Bapak
Anang Widagdo yang berawal dari usaha
budidaya lele yang mengalami kegagalan. Pada waktu itu Pak Anang Widagdo, seorang lulusan seni Jogjakarta mencoba
membuat usaha budidaya lele karena disamping ingin berwirausaha, beliau juga ingin
memberikan suatu lahan untuk penerapan ilmu dari keponakannya lulusan UNAIR
Surabaya jurusan Budidaya Perairan. Disamping itu keponakan dari Pak Anang
Widagdo juga berkesempatan mengajar di SMK N 1 Ngadirojo. Akan tetapi selang
waktu berjalan 2 tahun, ternyata keponakan dari Pak Anang Widagdo kurang nyaman
dengan pekerjaan yang telah dijalaninya dan akhirnya keponakan dari Pak Anang
Widagdo merantau ke Jakarta. Sehingga hal tersebut menjadikan Pak Anang Widagdo
mengalami kesulitan untuk melanjutkan usaha budidaya lele dikarenakan Pak Anang
Widagdo belum banyak mendapat ilmu dari keponakannya tersebut.
Akan tetapi dengan jiwa
entrepreneur yang dimiliki oleh Pak Anang Widagdo begitu kuat dan akhirnya
beliau tidak mudah putus asa. Kemudian beliau mempunya ide inovatif yaitu
beliau ingin membuat usaha pengolahan ikan lele. Awalnya beliau coba-coba ingin
membuat produk dari hasil budidaya ikan lelenya yang semakin hari kian menurun.
Dan ternyata produk yang dibuat oleh Pak Anang Widagdo dirasa enak dan oleh
sebab itu beliau ingin beralih profesi menjadi pengolah ikan lele. Adapun
beberapa produk olahan yang diproduksinya antara lain Tahu Lele, Bakso Lele,
Nugget Lele, Otak-otak lele, sosis Lele, Rolade Lele, Keripik kulit lele, Lele
asap, Stik Lele, Pastel Lele dan Kerupuk Sirip Lele.
Selang beberapa bulan
usaha olahan ikan lele yang dilakukan Pak Anang Widagdo ini ternyata kurang
mendapat respon positif dari masyarakat khususnya daerah Kecamatan Ngadirojo.
Kendala yang dialami oleh Pak Anang Widagdo yaitu masyarakat Kecamatan
Ngadirojo kurang gemar makan ikan. Karena masyarakat Kecamatan Ngadirojo
tersebut belum tahu apa keunggulan atau manfaat ikan pada tubuh. Dan kendala
lain yang dirasakan oleh Pak Anang Widagdo yaitu pemikiran masyarakat Kecamatan
Ngadirojo akan ikan lele sangat buruk. Dirasa ikan lele itu merupakan ikan yang
jorok dan kurang lezat untuk dikonsumsi. Berbagai kiat atau cara telah
dilakukan oleh Pak Anang Widagdo untuk mengatasi pemikiran-pemikiran yang
negative tersebut. Pak Anang Widagdo selalu aktif dalam acara-acara yang
diadakan dalam perkumpulan Kecamatan maupun Desa dan disela-sela acara tersebut
beliau selau mempresentasikan akan gemar makan ikan dan manfaat makan ikan.
Lambat laun berjalan
beliau terus memproduksi dan aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan
oleh Dinas-Dinas yang berhubungan tentang perikanan seperti KKP, DKP Pacitan
dan BP3 Banyuwangi. Dan akhirnya membuka wawasan Pak Anang Widagdo dalam dunia
perikanan. Beliau yakin akan usaha yang dilakukannya akan berhasil. Dengan
adanya pelatihan yang kerap kali diikuti oleh Pak Anang Widagdo, beliau
berfikiran untuk mengganti bahan baku untuk pengolahan ikan lele menjadi ikan
tuna. Karena dirasa ikan tuna lebih mudah didapat yang realitanya Kabupaten
Pacitan Khususnya Kecamatan Ngadirojo cukup melimpah akan hasil perikanan
lautnya dan disamping itu kandungan gizi yang ada pada ikan tuna lebih tinggi
bila dibandingkan oleh ikan lele. Selanjutnya, Pak Anang Widagdo mulai mencari
warga di Desa Hadiluwih yang sekiranya masih berpenghasilan minim atau pengganguran
untuk dijadikan karyawan. Hal tersebut sebagai salah satu upaya pemberdayaan
masyarakat. Pak Anang Widagdo menampung 9 orang warga untuk dibina, mereka
dibina oleh Pak Anang Widagdo tidak hanya bisa membuat produk akan tetapi
beliau membina warga dalam membangun mental atau jiwa entrepreneur dalam bidang
perikanan dan kelautan.
Dan pada tahun 2009, Pak Anang
Widagdo mendapatkan program dari Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu P2MKP
(Program Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) yang inti dari program
tersebut adalah membuat suatu kelompok usaha bersama dalam bidang perikanan.
Dan akhirnya pada tanggal 22 Januari 2009 dibentuk Kelompok Pengolah dan
Pemasar (POKLAHSAR) “PENI” yang dibina oleh Bapak Anang Widagdo.
4.2.2
Lokasi Tempat Usaha
Lokasi POKLAHSAR
“PENI” binaan Bapak Anang Widagdo berada
di Kabupaten Pacitan, bertempat di Jalan raya Lorog RT. 01 RW. 01 Dusun Garengkidul Desa Hadiluwih Kecamatan Ngadirojo, tepat dipinggir
jalan raya yang
menghubungkan Trenggalek -
Pacitan dengan luas area kontruksi bangunan seluas 15 x 30 meter. Letak
geografisnya bersinggungan langsung dengan pusat aktifitas perekonomian,
khususnya area pelabuhan/TPI Anakan
dan akses transportasi yang mudah dijangkau serta dekat dengan kawasan wisata
Pantai Taman dan Pantai
Soge. Peta lokasi POKLAHSAR
“PENI” dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.2.3
Tata Letak Usaha
Lokasi yang digunakan untuk tempat pengolahan produk olahan ikan Tuna dan rumput
laut terdiri dari 4 ruangan yaitu ruangan pertama adalah tempat penerimaan bahan baku, pencucian
bahan baku yang baru datang atau baru dibeli dengan cara dicuci, dihilangkan
isi perut dan insang serta dilakukan
proses pemfilletan, proses
penggilingan fillet ikan tuna. Ruangan yang kedua adalah ruang proses. Semua kegiatan
pengolahan dilakukan pada
ruang proses, mulai dari pembuatan
adonan, penambahan bumbu-bumbu, pencetakan hingga
menjadi produk akhir olahan ikan tuna. Ruangan yang ketiga yaitu adalah ruang packaging, ruang
pengemasan produk olahan ikan tuna dan rumput laut, dimulai dari penimbangan
hingga proses pengemasan menggunakan vacum
sealer. Ruang keempat yaitu ruang penyimpanan produk yaitu menggunakan
freezer untuk produk semi basah dan untuk produk kering di simpan dalam
etalase. Layout ruang
produksi POKLAHSAR “PENI” dapat
dilihat pada Lampiran 2.
4.2.4
Tenaga Kerja dan Kesejahteraan
Tenaga kerja POKLAHSAR
“PENI” berasal dari lingkungan sekitar tempat usaha yang merupakan para
pemuda-pemudi dan ibu-ibu RT (Rumah Tangga). Tenaga kerja berjumlah 9 orang
yang semuanya merupakan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja pada bagian produksi
sebanyak 6 orang
khususnya kaum putri atau ibu-ibu rumah tangga dan 3 orang lainnya yaitu kaum pria atau
pemuda pada bagian penerimaan bahan baku, pemfilletan dan penggilingan. Sedangkan
untuk bagian pemasaran dilakukan
oleh agen-agen pemasar dari produk olahan tuna POKLAHSAR “PENI”. Jadi bagian
pemasar ini tidak termasuk hitungan pekerja di POKLAHSAR “PENI” tersebut. Dan untuk
bagian-bagian lain seperti tenaga administrasi dan tenaga bantuan, dikerjakan
oleh pemilik dan anggota keluarganya yang berjumlah 2 orang.Struktur dapat dilihat di lampiran 8.
Sistem pemberian upah pada
pekerja di POKLAHSAR “PENI” yaitu menggunakan system borong kerja. Jadi upah
yang mereka dapatkan yaitu setimpal dengan produk yang mereka hasilkan
perkemasan. Upah yang diberikan perkemasanya yaitu senilai Rp 500,00. Biasanya
apabila ada pesanan, produksi hingga mencapai 1000 bungkus per harinya. Pada POKLAHSAR “PENI” waktu kerja dimulai pada pukul 09.00 WIB dimana waktu tersebut dirasa
sudah cukup longgar bagi ibu – ibu rumah tangga setelah menyelesaikan pekerjaan
rumah dan produksi diakhiri hingga jam 16.00 WIB. Namun tenggang waktu produksi
tergantung banyak sedikitnya produksi, apabila sedang banyak orderan biasanya
jam produksi ditambah hingga jam malam. Untuk jam istirahat yaitu jam 12.00 –
12.30 WIB. Kesejahteraan
pekerja di POKLAHSAR
“PENI” sangat diperhatikan. Fasilitas yang didapat para pekerja berupa
penginapan, makan dan minum serta mendapatkan kaos atau seragam untuk berkarya dalam pengolahan hasil
perikanan di POKLAHSAR “PENI”
4.2.5
Struktur Organisasi Unit Usaha
Dalam Organisai Unit Usaha
ini dibutuhkan manajemen/pengorganisasian yang baik dalam suatu usaha kecil
maupun besar demi kelancaran usaha yang dijalankan. Dengan adanya
pengorganisasian, pengusaha akan dapat menyusun rencana-rencana, strategi, dan
solusi dari hambatan yang ada.
POKLAHSAR “PENI” ini berbentuk kelompok usaha bersama dimana pemimpin
tertinggi ataupun yang
berlaku sebagai pembina adalah Bapak Anang
Widagdo dengan dibantu 9 tenaga kerja tetapnya. Selain itu, POKLAHSAR “PENI” ini
mempunyai struktur organisasi dibawah pembina yaitu antaralain ketua umum oleh
Ibu Sri Hastuti, sekertaris oleh Bapak Haris Sukarto dan bendahara oleh Ibu Miswati.
Pekerja lebih diprioritaskan dari masyarakat
desa Hadiluwih yang utamanya mempunyai penghasilan minim atau masih menjadi
pengangguran.. Tidak ada persyaratan khusus, hanya membutuhkan
profesionalitas dalam bekerja sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar