Minggu, 11 Mei 2014

LETAK GEOGRAFIS DESA HADILUWIH KEC. NGADIROJO KAB. PACITAN

4.            KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANG
4.1         Keadaan Umum Daerah Usaha
4.1.1      Lokasi dan Letak Geografis
Kelompok pengolah dan pemasar  (POKLAHSAR) “PENI” terletak di Desa Hadiluwih, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Secara geografis, Desa Hadiluwih memiliki 6 Lingkungan/Dusun, 6 RW dan 24 RT, dengan jumlah penduduk 4.500 jiwa, jumlah Kepala Keluarga (KK) sekitar 2.083 KK. Secara umum Topografi Desa Hadiluwih merupakan daratan dengan ketinggian ± 2 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu udara sekitar 20oC - 28oC. Peta Desa Hadiluwih dapat dilihat pada Lampiran 1. Batas - batas wilayah Desa Hadiluwih adalah sebagai berikut :
1.   Sebelah Utara     :  Kabupaten Ponorogo
2.   Sebelah Selatan  :  Samudera Indonesia
3.   Sebelah Barat     :  Kabupaten Wonogiri
4.   Sebelah Timur     :Kabupaten Trenggalek
4.1.2      Kondisi Penduduk
Berdasarkan data statistik Desa Hadiluwih sampai dengan tahun 2012, penduduk di daerah tersebut sebanyak 4.500 jiwa. Agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Desa Hadiluwih adalah Islam. Untuk lebih lengkapnya data penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama             
NO
AGAMA
JUMLAH (orang)
1
Islam
4.485
2
Protestan
10
3
Katolik
5
4
Hindu
-
5
Budha
-
Sumber: Kantor Desa Hadiluwih (2013).
Sekitar 75% penduduk di wilayah ini bermata pencaharian sebagai petani dan sisanya bermata pencaharian sebagai buruh industri, peternak, PNS dan lain-lain. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel .
NO
PEKERJAAN
JUMLAH (orang)
1
Buruh Tani
2500
2
Petani Penggarap Tanah
529
3
Petani Pemilik Tanah
346
4
Peternak
220
5
Buruh Industri
150
6
Pedagang
250
7
Buruh Bangunan
125
8
Nelayan
50
9
PNS
120
10
TNI
5
11
Pengrajin/Industri Kecil
25
12
Pengusaha Sedang/Besar
5
13
Pengangkutan
20
14
Pensiunan (PNS/TNI)
30
15
Lain-lain
-










Sumber: Kantor Desa Hadiluwih (2013).
Untuk tingkat pendidikan di Desa Hadiluwih Kecamatan Pacitan paling banyak merupakan lulusan SLTA sederajat. Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

NO
PENDIDIKAN
JUMLAH (orang)
1.
Belum Sekolah
324
2.
Tidak Tamat SD
121
3.
Tamat SD
520
4.
Tamat SLTP/sederajat
1630
5.
Tamat SLTA/sederajat
1764
6.
Tamat Akademi/sederajat
80
7.
Tamat Perguruan Tinggi
61
Sumber: Kantor Desa Hadiluwih (2013)


4.1.3      Kondisi Umum Usaha Perikanan
Potensi perikanan di Kabupaten Pacitan cukup melimpah, terutama perikanan laut yang mempunyai produksi yang cukup besar untuk komoditas ikan laut dan rumput laut. Namun untuk bidang budidaya , khususnya budidaya air tawar kurang dapat berkembang karena dibutuhkan lahan yang cukup luas, sementara lahan tersebut tidak tersedia di daerah Kabupaten Pacitan secara umum, melainkan hanya di beberapa titik tertentu dan dalam skala kecil. Untuk bidang pengolahan perikanan di Kabupaten Pacitan, khususnya di Desa Hadiluwih masih belum banyak yang mengembangkannya. Oleh karena itu bidang tersebut sangat potensial untuk dikembangkan.

4.2         Keadaan Umum Tempat Usaha
4.2.1      Sejarah Perkembangan Usaha
POKLAHSAR “PENI” yang merupakan kelompok usaha bersama (KUB) yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan berbagai jenis produk perikanan dengan modal sendiri. Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui proses kegiatan PROKESOS (program kesejahteraan sosial) untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya
POKLAHSAR “PENI” didirikan pada tanggal 22 Januari 2009 oleh  Bapak Anang Widagdo yang berawal dari usaha budidaya lele yang mengalami kegagalan. Pada waktu itu Pak Anang Widagdo, seorang lulusan seni Jogjakarta mencoba membuat usaha budidaya lele karena disamping ingin berwirausaha, beliau juga ingin memberikan suatu lahan untuk penerapan ilmu dari keponakannya lulusan UNAIR Surabaya jurusan Budidaya Perairan. Disamping itu keponakan dari Pak Anang Widagdo juga berkesempatan mengajar di SMK N 1 Ngadirojo. Akan tetapi selang waktu berjalan 2 tahun, ternyata keponakan dari Pak Anang Widagdo kurang nyaman dengan pekerjaan yang telah dijalaninya dan akhirnya keponakan dari Pak Anang Widagdo merantau ke Jakarta. Sehingga hal tersebut menjadikan Pak Anang Widagdo mengalami kesulitan untuk melanjutkan usaha budidaya lele dikarenakan Pak Anang Widagdo belum banyak mendapat ilmu dari keponakannya tersebut.
Akan tetapi dengan jiwa entrepreneur yang dimiliki oleh Pak Anang Widagdo begitu kuat dan akhirnya beliau tidak mudah putus asa. Kemudian beliau mempunya ide inovatif yaitu beliau ingin membuat usaha pengolahan ikan lele. Awalnya beliau coba-coba ingin membuat produk dari hasil budidaya ikan lelenya yang semakin hari kian menurun. Dan ternyata produk yang dibuat oleh Pak Anang Widagdo dirasa enak dan oleh sebab itu beliau ingin beralih profesi menjadi pengolah ikan lele. Adapun beberapa produk olahan yang diproduksinya antara lain Tahu Lele, Bakso Lele, Nugget Lele, Otak-otak lele, sosis Lele, Rolade Lele, Keripik kulit lele, Lele asap, Stik Lele, Pastel Lele dan Kerupuk Sirip Lele.
Selang beberapa bulan usaha olahan ikan lele yang dilakukan Pak Anang Widagdo ini ternyata kurang mendapat respon positif dari masyarakat khususnya daerah Kecamatan Ngadirojo. Kendala yang dialami oleh Pak Anang Widagdo yaitu masyarakat Kecamatan Ngadirojo kurang gemar makan ikan. Karena masyarakat Kecamatan Ngadirojo tersebut belum tahu apa keunggulan atau manfaat ikan pada tubuh. Dan kendala lain yang dirasakan oleh Pak Anang Widagdo yaitu pemikiran masyarakat Kecamatan Ngadirojo akan ikan lele sangat buruk. Dirasa ikan lele itu merupakan ikan yang jorok dan kurang lezat untuk dikonsumsi. Berbagai kiat atau cara telah dilakukan oleh Pak Anang Widagdo untuk mengatasi pemikiran-pemikiran yang negative tersebut. Pak Anang Widagdo selalu aktif dalam acara-acara yang diadakan dalam perkumpulan Kecamatan maupun Desa dan disela-sela acara tersebut beliau selau mempresentasikan akan gemar makan ikan dan manfaat makan ikan.
Lambat laun berjalan beliau terus memproduksi dan aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas-Dinas yang berhubungan tentang perikanan seperti KKP, DKP Pacitan dan BP3 Banyuwangi. Dan akhirnya membuka wawasan Pak Anang Widagdo dalam dunia perikanan. Beliau yakin akan usaha yang dilakukannya akan berhasil. Dengan adanya pelatihan yang kerap kali diikuti oleh Pak Anang Widagdo, beliau berfikiran untuk mengganti bahan baku untuk pengolahan ikan lele menjadi ikan tuna. Karena dirasa ikan tuna lebih mudah didapat yang realitanya Kabupaten Pacitan Khususnya Kecamatan Ngadirojo cukup melimpah akan hasil perikanan lautnya dan disamping itu kandungan gizi yang ada pada ikan tuna lebih tinggi bila dibandingkan oleh ikan lele. Selanjutnya, Pak Anang Widagdo mulai mencari warga di Desa Hadiluwih yang sekiranya masih berpenghasilan minim atau pengganguran untuk dijadikan karyawan. Hal tersebut sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat. Pak Anang Widagdo menampung 9 orang warga untuk dibina, mereka dibina oleh Pak Anang Widagdo tidak hanya bisa membuat produk akan tetapi beliau membina warga dalam membangun mental atau jiwa entrepreneur dalam bidang perikanan dan kelautan.
Dan pada tahun 2009, Pak Anang Widagdo mendapatkan program dari Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu P2MKP (Program Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) yang inti dari program tersebut adalah membuat suatu kelompok usaha bersama dalam bidang perikanan. Dan akhirnya pada tanggal 22 Januari 2009 dibentuk Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) “PENI” yang dibina oleh Bapak Anang Widagdo.
4.2.2      Lokasi Tempat Usaha
Lokasi POKLAHSAR “PENI” binaan Bapak Anang Widagdo berada di Kabupaten Pacitan, bertempat di Jalan raya Lorog RT. 01 RW. 01 Dusun Garengkidul Desa Hadiluwih Kecamatan Ngadirojo, tepat dipinggir jalan raya yang menghubungkan Trenggalek - Pacitan dengan luas area kontruksi bangunan seluas 15 x 30 meter. Letak geografisnya bersinggungan langsung dengan pusat aktifitas perekonomian, khususnya area pelabuhan/TPI Anakan dan akses transportasi yang mudah dijangkau serta dekat dengan kawasan wisata Pantai Taman dan Pantai Soge. Peta lokasi POKLAHSAR “PENI” dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.2.3      Tata Letak Usaha
Lokasi yang digunakan untuk tempat pengolahan produk olahan ikan Tuna dan rumput laut terdiri dari 4 ruangan yaitu ruangan pertama adalah tempat penerimaan bahan baku, pencucian bahan baku yang baru datang atau baru dibeli dengan cara dicuci, dihilangkan isi perut dan insang serta dilakukan proses pemfilletan, proses penggilingan fillet ikan tuna. Ruangan yang kedua adalah ruang proses. Semua kegiatan pengolahan dilakukan pada ruang proses, mulai dari pembuatan adonan, penambahan bumbu-bumbu, pencetakan hingga menjadi produk akhir olahan ikan tuna. Ruangan yang ketiga yaitu adalah ruang packaging, ruang pengemasan produk olahan ikan tuna dan rumput laut, dimulai dari penimbangan hingga proses pengemasan menggunakan vacum sealer. Ruang keempat yaitu ruang penyimpanan produk yaitu menggunakan freezer untuk produk semi basah dan untuk produk kering di simpan dalam etalase. Layout ruang produksi POKLAHSAR “PENI” dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.2.4      Tenaga Kerja dan Kesejahteraan
Tenaga kerja POKLAHSAR “PENI” berasal dari lingkungan sekitar tempat usaha yang merupakan para pemuda-pemudi dan ibu-ibu RT (Rumah Tangga). Tenaga kerja berjumlah 9 orang yang semuanya merupakan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja pada bagian produksi sebanyak 6 orang khususnya kaum putri atau ibu-ibu rumah tangga dan 3 orang lainnya yaitu kaum pria atau pemuda pada bagian penerimaan bahan baku, pemfilletan dan penggilingan. Sedangkan untuk bagian pemasaran dilakukan oleh agen-agen pemasar dari produk olahan tuna POKLAHSAR “PENI”. Jadi bagian pemasar ini tidak termasuk hitungan pekerja di POKLAHSAR “PENI” tersebut. Dan untuk bagian-bagian lain seperti tenaga administrasi dan tenaga bantuan, dikerjakan oleh pemilik dan anggota keluarganya yang berjumlah 2 orang.Struktur dapat dilihat di lampiran 8.
Sistem pemberian upah pada pekerja di POKLAHSAR “PENI” yaitu menggunakan system borong kerja. Jadi upah yang mereka dapatkan yaitu setimpal dengan produk yang mereka hasilkan perkemasan. Upah yang diberikan perkemasanya yaitu senilai Rp 500,00. Biasanya apabila ada pesanan, produksi hingga mencapai 1000 bungkus per harinya. Pada POKLAHSAR “PENI”  waktu kerja dimulai pada pukul 09.00 WIB dimana waktu tersebut dirasa sudah cukup longgar bagi ibu – ibu rumah tangga setelah menyelesaikan pekerjaan rumah dan produksi diakhiri hingga jam 16.00 WIB. Namun tenggang waktu produksi tergantung banyak sedikitnya produksi, apabila sedang banyak orderan biasanya jam produksi ditambah hingga jam malam. Untuk jam istirahat yaitu jam 12.00 – 12.30 WIB. Kesejahteraan pekerja di POKLAHSAR “PENI” sangat diperhatikan. Fasilitas yang didapat para pekerja berupa penginapan, makan dan minum serta mendapatkan kaos atau seragam untuk berkarya dalam pengolahan hasil perikanan di POKLAHSAR “PENI”
4.2.5      Struktur Organisasi Unit Usaha
Dalam Organisai Unit Usaha ini dibutuhkan manajemen/pengorganisasian yang baik dalam suatu usaha kecil maupun besar demi kelancaran usaha yang dijalankan. Dengan adanya pengorganisasian, pengusaha akan dapat menyusun rencana-rencana, strategi, dan solusi dari hambatan yang ada.

            POKLAHSAR “PENI” ini berbentuk kelompok usaha bersama dimana pemimpin tertinggi ataupun yang berlaku sebagai pembina adalah Bapak Anang Widagdo dengan dibantu 9 tenaga kerja tetapnya. Selain itu, POKLAHSAR “PENI” ini mempunyai struktur organisasi dibawah pembina yaitu antaralain ketua umum oleh Ibu Sri Hastuti, sekertaris oleh Bapak Haris Sukarto dan bendahara oleh Ibu Miswati. Pekerja lebih diprioritaskan dari masyarakat desa Hadiluwih yang utamanya mempunyai penghasilan minim atau masih menjadi pengangguran.. Tidak ada persyaratan khusus, hanya membutuhkan profesionalitas dalam bekerja sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diinginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar